Lelah, itu yang dirasakan Sandara saat ini. Pilihan antara pulang ke rumahnya atau menginap di rumah ini cukup membuatnya ragu untuk memilih. Bukan apa, hanya saja Jemi akan terus mengganggu nya sepanjang malam jika Sandara masih berada di sini.
Bayangkan saja, sejak siang tadi Jemi tak henti mengganggu kerjanya. Seperti membuang sampah ke kolam renang, mencabuti bunga kesayangan tuan Bayu, bahkan sampai menjahili Sandara dengan anjing peliharaan tuan Bayu yang terlihat garang. Sungguh kekanak-kanakan. Sepertinya benar, ini adalah titik awal dari sebuah perundungan yang akan Sandara terima.
"Huuhh... lama-lama aku muak dengan tuan Jemi." Racau Sandara, tubuhnya terhempas di atas tumpukan kasur yang diperuntukkan khusus untuk asisten rumah tangga di bagian belakang.
Tring...
Satu pesan singkat pada ponsel Sandara mengalihkan atensinya. Langit-langit kamar dengan lampu yang menjadi titik pandang, kian beralih pada layar ponsel yang sudah penuh dengan retakan. Jika dilihat dari notifikasi luar, pesan tersebut sudah pasti tak terlihat jelas. Terkadang ingin membuangnya dan membeli yang baru. Tapi sayang, uang lebih berharga dari sebuah ponsel baru.
Panji
Aku merindukan mu.Sandara
Bukan kah kita baru saja bertemu? Atau kau butuh sesuatu? Mungkin aku akan melayani mu sebelum aku pulang.Panji
Kalau aku butuh tubuh mu, apa kau akan memberikannya kepadaku?Sandara
Maksud mu?Panji
Bisakah kita menghabiskan malam bersama? Berdua! Seperti tokoh novel yang pernah kita baca.[Pesan di hapus]
Sandara
Aku belum sempat membaca pesan mu.
Apa yang kau butuhkan.Panji
Tidak, lupakan sajaSandara
BaiklahSandara meletakkan kembali ponsel miliknya pada kasur, setelah sosok pengirim pesan bernama Panji itu tak lagi membalas pesannya. Mungkin terpejam 15 menit akan membuat tubuhnya relaks kembali. Setelah ini, ia akan berganti baju dan siap-siap untuk pulang. Benar, setidaknya jika Sandara pulang, ia bisa terhindar dari Jemi untuk sementara waktu.
"Sandara tolong aku....!" Ucap Suti, wanita paruh baya itu berlari dengan terengah- engah. Seolah panik meminta bala bantuan.
"Ada apa?" Akhirnya Sandara bangkit kembali, dengan sebuah tanda tanya pada kepanikan Bi Suti yang tampak risau mencari-carinya ke dalam kamar.
"Tuan Jemi... Tuan Jemi Sandara... Bagaimana ini?" Ucapnya terbata-bata. Suti tampak frustasi mengungkapkan apa yang ia lihat dari Jemi.
"Ada apa dengan Tuan Jemi? Tolong bicaralah dengan perlahan." Pinta Sandara, melihat Suti yang panik begini, membuatnya ikut panik juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30
Fanfic"Aku beli perempuan ini, di aplikasi burung biru..." Panji 🔞 ➡️Jeongwoo as Panji Kharisma ➡️Tokoh lain akan menyusul Penulis: Pupuriri30 100% hasil penulis. Fiktif / hanya karangan belaka. Tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata tokoh. (M...