38. The Man Who Can't Be Moved

140 22 7
                                    

"Mahal sekali, harusnya sebelum berangkat kuliah aku membeli beberapa makanan siap saji saja di mini market seberang sana." Rutunya.

Di hadapan papan menu kantin universitas yang menawarkan beberapa menu hidangan bervariasi itu Sandara termenung seorang diri. Untuk makan di tempat seperti ini saja harus meronggoh kocek dua kali lipat dari harga di luaran sana. Tak bisa disangkal lagi jika universitas swasta ini memang diperuntukkan untuk kaum menengah ke atas.

Benar kata Lintang, kalau mahasiswa yang berkuliah di sini bukanlah orang sembarangan. Harga makanan yang menurutnya mahal untuk Sandara,  tak ada apa-apa nya untuk mereka. Alangkah baiknya membawa bekal dari rumah saja. Sedangkan uang jajan bisa ditabung untuk membayar hutang.

Mengurungkan niat untuk masuk ke dalam sana, Sandara lebih memilih berbalik ke arah jalan yang lain. Ia akan mencari mini market saja, setidaknya bisa mengisi perut dengan sepotong roti sebelum memulai perkuliahan.

Hari ini ia tak bersama Lintang, karena jadwal perkuliahan dari fakultas yang berbeda. Sedangkan Panji, tentu saja tak mungkin bersama-sama. Dari jauh-jauh hari Sandara sudah berpesan untuk tak terlalu menebar keromantisan dengan nya. Panji adalah salah satu mahasiswa terkenal di kampus ini, siapa pun yang bersanding dengan nya selalu menjadi objek perhatian yang menarik untuk menjadi topik buah bibir di antara mahasiswa. Dan Sandara enggan untuk itu.

Lebih baik hubungan kekasih dan keromantisan ini dikonsumsi oleh mereka berdua. Tak perlu diumbar ke ranah publik. Lagi pula, tak nyaman saja, Sandara berbeda dengan golongan mereka. Ia hanya salah satu orang beruntung yang bisa berkuliah di sini. Ia hanya perlu hidup damai dalam kesendirian, tanpa rasa kepo dari orang-orang.

Jika ada niatan pulang bersama dengan Panji pun, biasanya mereka hanya berjanjian di area parkir saja.

"Ya ampun, itu kan mahasiswa baru yang terkenal tampan itu." Seru beberapa mahasiswi yang bergerombol di dekat kantin. Arah matanya pun tak lepas pada sosok laki-laki bertubuh tinggi di sudut sana.

Karena kegaduhan itu, pun bingung pada sosok yang mereka lihat berbondong-bondong saat itu, akhirnya Sandara ikut berbalik, menatap orang yang menjadi titik fokus para pengunjung kantin di pagi hari ini.

Jemi Girana, siapa lagi jika bukan dia. Sejak ospek mahasiswa baru di satu minggu yang lalu, dirinya sudah menjadi pusat perhatian para senior mahasiswa di kampus ini. Apalagi jika bukan karena pakaian nyeleneh yang mengambil atensi banyak orang hingga menjadi bahan omongan seluruh penghuni kampus.

Ketika ospek minggu lalu, Jemi adalah salah satu mahasiswa baru yang paling melanggar aturan. Saat semua peserta ospek mengenakan baju hitam putih yang sederhana, sosok Jemi dengan percaya dirinya mengenakan blazer kelabu dengan kemeja hitam yang ia buka di area dada nya, sudah seperti seorang pebisnis kaya yang bermain-main ke universitas.

Beberapa senior dan mahasiswa baru juga sempat bingung dengan kedatangan Jemi yang diikuti sepuluh bodyguard bertubuh besar, bahkan mengawasi Jemi dari pojok, berjajar di belakang para mahasiswa baru yang sedang menjalani ospek, termasuk Glen yang juga sigap mengawasi sang tuan setiap saat.

Ingat lah, ini adalah acara orientasi mahasiswa baru. Bukan acara menagih hutang. Mengapa Jemi membawa bodyguard sebanyak ini hanya untuk ikut acara ospek mahasiswa? Apa dia tak malu? Sandara saja yang melihat dari jauh benar-benar tak bisa berkata-kata lagi. Apa lagi para senior yang menghandle orientasi mahasiswa ini.

Sandara benar-benar masih ingat, bagaimana para senior mendatangi Jemi minggu lalu.

"Apa kau salah masuk area? Ini area mahasiswa baru. Yang tidak berkepentingan dilarang masuk area ini." Ucap salah satu senior.

"Tidak salah. Aku juga mahasiswa baru, aku berhak berada di sini." Bela Jemi, ia dengan percaya dirinya masuk pada barisan paling depan.

"Lantas mengapa kau tidak mengenakan baju seperti calon mahasiswa yang lain? Apa kau tidak membaca aturan kampus?"

History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang