Keduanya saling diam, tak ada yang lebih dulu berinisiatif untuk memulai pembicaraan. Dari dulu, baik Panji maupun Jemi sama-sama tak terbiasa mengadu komunikasi satu sama lain. Keduanya hanya berlaku asing meski status yang mereka miliki adalah saudara sepupu.
Bayu yang sejak awal berada di tengah keduanya, perlahan jengah. Dua cucunya itu malah membuat suasana menjadi semakin hening. Tak ada bedanya dengan sendiri di rumah ini.
"Jadi kalian tidak akan saling menyapa?" Tanya Bayu, melempar tatap pada Panji dan Bayu.
"Untuk apa? Kita sudah mengenal satu sama lain." Ujar Jemi, dia sibuk bermain game pada ponsel yang tengah digenggamnya.
"Dan kau, Panji? Apa kau tak ingin menyapa adik sepupu mu lebih dulu? Aku tahu kau tidak keras kepala sepertinya." Tanya Bayu pada Panji. Sang cucu itu tersenyum kecil, merasa tak enak pada sang kakek tentang hubungan keduanya yang tak akrab.
Sebenarnya, dulu Panji sering meluangkan waktu untuk menyapa Jemi. Tapi Jemi seakan menjauh dan enggan untuk berbaur dengan Panji. Setelah itu, Panji tak pernah menyapa Jemi lagi. Ia tahu, kalau pada akhirnya Jemi akan mengabaikan nya lagi.
"Maaf kakek. Pasti kakek tidak nyaman ya dengan kita. Sebenarnya, tadi Panji sudah menyapa Jemi. Tapi Jemi tak membalasnya." Adu Panji. Pada akhirnya dia menceritakan alasan mengapa Panji kembali diam.
"Ck... tukang mengadu!" Ejek Jemi palan. Tapi suaranya masih terdengar ke telinga mereka.
"Apa kau bilang? Sombong sekali kau, Jemi! Tak seharusnya kau memperlakukan Panji seperti itu. Benar-benar ya... Sikap mu itu persis seperti ayah mu!" Rutu sang kakek. Sedikit meninggikan nada bicaranya.
"Aku tidak sombong. Aku hanya berlaku sesuai apa yang mereka lakukan pada ibuku. Bukan kah, orang tua mereka selalu mengabaikan ibuku juga?" Balas Jemi, membalikan fakta tentang kedengkian ibu dari Panji dan Diana. Sedangkan Panji dan kakek tidak pernah tahu menahu tentang semua itu. Bayu pikir semua keluarga nya rukun-rukun saja.
"Apa yang maksud, Jemi?" Tanya Bayu
"Apa yang ibuku lakukan pada Tante Karina?" Susul Panji, sedikit bingung. Ia tak pernah tahu kalau Prita, sering mencaci maki Karina hanya karena alasan tak berpendidikan.
"Tanya saja, pada ibu mu..." Ucap Jemi, ia enggan bertele-tele tentang hal itu. Yang jelas sikap Jemi yang sekarang adalah buah dari apa yang mereka tanam.
"Apakah jadi asisten rumah tangga harus dipantau seperti itu ya?" Tanya Sigit, seorang supir sekaligus kaki kanan Tuan Bayu pada Bi Suti. Keduanya masih tampak bingung melihat setiap gerik Sandara yang diawasi langsung oleh kedua cucu dari Tuan Bayu.
"Tidak tahu. Sejak pagi, mereka mengikuti Sandara kemana pun melangkah. Padahal gadis itu hanya bekerja sebagai mestinya." Tegas Suti. Ia tahu kalau Sandara juga lelah diikuti oleh kedua cucu besarnya itu.
"Apakah tuan besar itu takut jika Sandara akan mencuri barang di sini?" Tanya Sigit, pada kenyataannya, pada asisten rumah tangga yang lain, kedua cucunya tak pernah seketat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30
Fanfic"Aku beli perempuan ini, di aplikasi burung biru..." Panji 🔞 ➡️Jeongwoo as Panji Kharisma ➡️Tokoh lain akan menyusul Penulis: Pupuriri30 100% hasil penulis. Fiktif / hanya karangan belaka. Tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata tokoh. (M...