Suara geraman Jemi menggaung di seisi kamar hotel megah yang digadang-gadang akan menjadi ruang panas dalam aktivitas intim di antara tuan muda dan gadis miskin bernama Sandara yang ia culik dengan susah payah.
Andai saja Jemi tak lengah, mungkin Sandara tak akan bisa menendang benda berharga yang tersembunyi di bagian selangkangannya. Hingga membuat Jemi terpental dan jatuh ke pinggiran kasur dengan rasa sakit yang luar biasa. Sekarang, gadis hasil sanderaan itu sudah berhasil kabur dengan sendirinya, setelah hal keji yang ia lakukan pada Jemi.
"Maaf tuan! Nona Sandara tidak bisa ku dapatkan. Larinya sangat kencang dan dia sudah hilang entah ke mana!" ucap Glen. Ia menghampiri si tuan yang terkapar lemas untuk segera bangkit dari atas karpet tepat di pinggiran kasur. Dalam rungu nya, Glen secara samar mendengar bahwa sang tuan meringis menahan sakit sembari memegang benda berharga nya dengan hati-hati.
"Sialan perempuan nakal itu. Berani- beraninya menyakiti masa depan ku!" Geram Jemi, ia melepas paksa topeng yang melekat pada wajahnya, dan membantingnya dengan emosi.
"Aku sudah bilang sejak awal, bahwa Nona Sandara sedikit sulit untuk diatur. Kita tidak bisa menaklukan nya dengan cara yang lembut." Glen membawa Jemi untuk duduk di tepi kasur.
"Benar! Kucing nakal itu harusnya dikurung terlebih dahulu agar jera," jeda Jemi.
"Menyebalkan. Tu... tunggu, ada apa dengan hidung mu? Kenapa keluar darah seperti itu?" Jemi baru menyadari bahwa cairan merah kental dari hidung Glen masih menetes tak henti sampai mengotori kerah baju putih yang ia kenakan.
"Ya, ini juga ulah Nona Sandara. Tadi saat aku menghadang nya untuk pergi, Nona Sandara menangkis hidung ku dengan kepalanya," ucapnya. Tutur dinginnya seolah sudah biasa dengan luka ringan seperti ini.
Glen tak mempermasalahkan kondisinya. Dari pada memikirkan dirinya sendiri yang terluka, Glen lebih memilih untuk mengurus tuannya lebih dulu. Mungkin setelah ini, Glen akan membawa Jemi ke rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut.
Di sela rasa sakit yang masih terasa, Jemi tertawa tergelak. Ia tak menyangka saja, sosok yang kuat dan cerdas seperti Glen, bisa kalah oleh gadis kecil seperti Sandara yang notabene nya bisa ia banting dengan sekali tarikan saja.
Apakah karena salah satu alasan bahwa Jemi sudah menghak-miliki Sandara, hingga Glen sedikit kagok untuk menyakiti gadis, yang mana sangat diinginkan sang tuan untuk dimiliki.
Benar, jika bukan Jemi yang bisa menyakiti Sandara, maka yang lain tidak boleh.
Setengah jam sebelumnya,"Awas kalo kau tak membantu ku! Kalau bohong, dipastikan aku tidak akan lagi membantu mu dalam mengerjakan laporan kampus. Ingat, kalau Sandara sudah ketemu, hubungi aku lagi. Aku akan mencari Sandara di hotel yang lain," tutup Panji di balik sambungan telepon.
"Ya, cerewet sekali kau Panji, tapi kalau...- tunggu, ha... halo? Akh, sialan. Dia selalu mematikan ponselnya saat aku belum selesai bicara. Lagian yang diculik kan perempuan miliknya, bukan milikku. Lantas kenapa aku harus repot-repot ikut mencari dia? Membebankan saja," rutunya dalam hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
History Blue (PARK JEONGWOO) by Pupuriri30
Fanfic"Aku beli perempuan ini, di aplikasi burung biru..." Panji 🔞 ➡️Jeongwoo as Panji Kharisma ➡️Tokoh lain akan menyusul Penulis: Pupuriri30 100% hasil penulis. Fiktif / hanya karangan belaka. Tidak ada sangkut paut dengan kehidupan nyata tokoh. (M...