Jgn lupa untk Voteeeeeeee
-Happy Reading-
Typo? Tandain 📌❀(*´▽'*)❀
"Telpon abi sama umi yuk?" ajak aisyah berdiri dari duduknya.
"Ngapain? Terakhirnya juga mereka gk akan bisa datang" tolak ninda sambil memainkan tanah dengan kayu kecil di tangannya.
"Kita coba aja dulu, mana tahu bisa kali ini" aisyah mencoba mempercayakan ketiganya.
"Lo aja lah syah" suruh anggi.
"Masa harus gue sendiri sih? Kalian harus ikut juga dong" mohon aisyah.
"Yaudah deh" pasrah ghina berdiri, kedua lainnya pun akhirnya juga memutuskan untuk pergi ke ndalem.
Memang biasanya kalau mereka menelpon kedua orang tua mereka pasti di ndalem, karna memang itu yang disuruh khadijah kepada mereka.
Mereka ber empat pun beranjak dari duduknya dan berjalan ke ndalem beriringan. Tak ada yang berbicara sepanjang jalan yang mereka lewati, karna memang semuanya tak terlalu mengharapkan jikalau kali ini kedua orang tua mereka akan datang ke pesantren untuk menjumpai mereka setelah setengah tahun lamanya.
Saat sampai di perkarangan ndalem, mereka pun mulai berjalan menuju ke pintu masuk ndalem. Tapi langkah mereka ber empat terhenti saat mendengar suara seseorang yang berbicara di dalam ndalem.
"Ssttt... Diem" suruh ninda agar bisa terdengar lebih jelas.
"Kalau begitu lebih baik kalian jangan terlalu dekat dengan mereka"
"Jaga jarak, karena mungkin nanti ghina, ninda, anggi dan aisyah bisa curiga"
Ke empat gadis itu semakin mendekat agar bisa mendengar lebih jelas, apalagi mereka mendengar bahwa topik pembicaraan tersebut ada nama mereka tercantum.
"Iya, jangan sampai mereka tahu bahwa mereka sudah menikah dengan kalian"
Deg
Dunia seolah berhenti berputar saat mereka ber empat mendengar fakta itu, jantung mereka berdetak kencang. Pikiran mereka melayang kemana-mana, kami? Menikah? Sejak kapan? Dan, dengan siapa? Itu semua adalah isi pikiran mereka saat ini, benar-benar kacau bagi mereka.
"Kami akan melakukan yang terbaik agar mereka tidak mengetahui kalau kami suami mereka, umi"
"Dan, kami gk akan terlalu dekat kok"
"Iya, kami akan menjaga jarak sedikit"
"Kami janji"
Hati mereka terasa hancur berkeping-keping saat mendengar suara itu, suara yang mereka kenali, bahkan sangat mereka kenali. Ternyata mereka sudah menikah dengan gus mereka sendiri? Apakah karena itu gus mereka sering khawatir pada mereka? Tapi kenapa kami harus dijodohkan dengan mereka? Kami juga masih ingin menikmati masa muda.
Ke empat nya saling melihat dengan tatapan kecewa, mereka semua sangat-sangat kecewa. Apalagi hal pertama yang mereka dengar itu adalah suara yang mereka kenali, siapa lagi jika bukan umi mereka sendiri. Diam, semuanya diam seribu bahasa setelah mendengar perkataan itu.
"Kita pergi dari sini" ujar ghina berjalan, diikuti ketiga lainnya.
"Kemana?" tanya anggi.
"Basecamp"
Semuanya pun langsung mengerti saat ghina mengucapkan kata tersebut. Mereka lalu meninggalkan tempat mereka mendengar itu semua. Saat hendak keluar dari perkarangan ndalem, aisyah tak sengaja menendang pot bunga sampai terdengar suara yang cukup keras.
![](https://img.wattpad.com/cover/372978984-288-k59670.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Santriwati Al-Fattah
Teen FictionApa yang akan terjadi jika 4 gadis nakal dimasukkan ke pesantren? ... Cerita ini berkisah kan tentang 4 gadis SMA kelas XI yang berusia 17 tahun yang dipaksa masuk pesantren oleh orang tua mereka, cerita ini juga berlatar belakangan percintaan. G...