25

54 14 13
                                    

Raya tak menyangka pertemuan dipantai saat itu, adalah pertemuan terakhir sebelum Angkasa hilang kabar selama satu bulan penuh.

Entah apa yang terjadi, entah bagaimana kondisinya, Raya sama sekali tidak bisa menghubungi ponsel Angkasa.

Gadis itu, selama satu bulan ini mendadak merasa kosong, Raya kehilangan senyum tulusnya, terkadang ia menjadi lebih sering murung, dan menyendiri.

"Ay lo masih gak mau ke kantin?" Gaviella mencoba membujuk Raya yang sedang menelungkupkan kepala di atas lipatan tangan yang diletakan di atas meja.

"Ay ayolah lo mau sampe kapan hilang semangat gini?" Gaviella berdecak.

"El kita makan disini aja." Ucap Ashel. Hubungan mereka sudah kembali membaik seperti semula, setelah dengan penuh perjuangan, Ashel memohon maaf pada Gaviella.

"Yaudah Ay, kita bawain makanan kesini ya?"

Raya terbangun menegakan badan, namun tatapan gadis itu sendu.

"Gak usah... Aku nggak laper."

"Ayaa jangan gitu dong, lo jangan terus menyiksa diri, lagian ngapain juga sih lo mikirin cowok berandal itu? Cowok yang lebih baik dari Angkasa tuh banyak, lo mending sama Galaksi aja deh."

"Jangan menilai Angkasa kayak gitu El." Ucap Raya dengan nada sarkas. Ia merasa tak terima.

"El..." Ashell mengusap bahu Gaviella menyuruhnya untuk lebih hati-hati dengan mood Raya.

"Iya maaf... Abisnya gue kesel. Bisa-bisanya dia ngeghosting sahabat gue."

"Angkasa nggak nge-ghosting aku, aku yakin dia punya alasan."

"Ay, gue nggak membenarkan apa yang El bilang, tapi gue berharap lo nggak menyimpan harapan sepenuhnya ke Angkasa, takutnya lo sakit hati." Ucap Ashell.

"Kamu udah dapet kabar tentang Hazel Chel?" Tanya Raya pada Ashell.

Ashella menggeleng. "Sama aja, gue coba tanya ketua kelas, bahkan tanya wali kelas, gak ada jawaban."

"Nah kan. Aneh gak si? Kok bisa ngilang barengan?"

"Kata Nakula gimana?" Raya menatap Gaviella.

"Raya sayangku... Kalo aja Naku tau, udah dari awal tuh Angkasa gue samperin terus gue gebuk pake sendal kakek gue." Ucap Gaviella.

"Aku nggak masalah sama dia yang tiba-tiba ngilang gini, aku lebih khawatir sama keadaan dia..." Raya menoleh ke arah jendela dengan mata berkaca-kaca.

Ia sangat mengkhawatirkan Angkasa, ia merindukan pemuda itu. Tidak henti setiap saat Raya mencoba menghubungi nomor Angkasa, meski tak aktif, Raya terus menanyakan kabarnya.

"Susah emang kalo udah bucin." Gaviella menghela napas.

"Dih? Nggak ngaca." Ucap Ashel.

"Udah kok, gue cantik."

"Najis narsis banget, ketularan Nakula." Ujar Ashel sinis.

"Aduh Achel Iri ya gak punya pacar? Sini aku cariin pacar..."

"Gak usah macem-macem."

"Makanya status lo tuh jelasin sama kak Arcello."

"Apasih kenapa bawa bawa kak Arcello deh?"

"Ya habis kalian berdua saling care tapi gak jadian jadian, kasian tau Chel anak orang lo gantungin."

"Lo pikir jemuran digantung?"

"Ashel." Seorang pemuda tampan berperawakan tinggi, menghampiri tiga gadis itu.

"Aduh panjang umur banget pangeran nya Ashel... " Gaviella tersenyum menggoda sang sahabat.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: 2 days ago ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ANGKASA Untuk RAYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang