34. Duke's Torture

79 10 0
                                    

Setelah sarapan pagi selesai, Lavinia kembali ke kamarnya. Ia harus berpikir keras tentang langkah selanjutnya. Waktu terus berjalan, dan ia tahu Alistair adalah pria yang berbahaya. Jika ia terlalu ceroboh, bukan hanya dirinya yang akan hancur, tetapi juga Christopher—pria yang telah mempertaruhkan segalanya untuk melindunginya.

Di sisi lain, Christopher mempersiapkan rencananya sendiri. Ia tahu Lavinia tidak bisa terus berada di Ravenswood Manor, tetapi membawanya keluar juga bukan hal yang mudah.

Alistair adalah pria yang berkuasa, memiliki pengaruh besar di kalangan aristokrasi. Christopher harus memikirkan strategi yang cermat untuk memastikan Lavinia dan anaknya bisa selamat.

“Waktu kita tidak banyak,” gumamnya kepada Miriam, pelayan Lavinia yang telah keluar dari Ravenswood Manor setelah membantu Lavinia kabur.

“Apa Tuan Sinclair yakin Nyonya Lavinia akan setuju untuk pergi?” tanya Miriam. “Dia mungkin mencintai anda, Tuan, tetapi nyonya bukan tipe wanita yang akan menyerah tanpa perlawanan. Apalagi jika itu menyangkut anaknya.”

Christopher mengangguk pelan. “Aku tahu. Tapi aku percaya dia tahu apa yang terbaik untuk dirinya sendiri dan anaknya. Yang harus kulakukan hanyalah memastikan dia memiliki jalan keluar.”

Miriam menghela napas. “Baiklah. Tapi kita harus berhati-hati. Jika Duke Alistair mengetahui apa yang tuan rencanakan, tuan tahu apa yang akan terjadi.”

Christopher menatap Miriam dengan tekad yang kuat. “Aku tidak peduli apa yang akan terjadi padaku. Selama Lavinia selamat, itu cukup bagiku.”

Malam harinya, Lavinia duduk di depan cermin kamarnya. Ia memandangi bayangan dirinya sendiri, mencoba mencari kekuatan di dalam dirinya. Pikiran tentang Christopher terus menghantui, tetapi ia tahu ia tidak bisa terburu-buru. Ia harus bermain dengan cerdik, memastikan setiap langkah yang diambilnya tidak menarik perhatian Alistair.

Saat itu, terdengar ketukan pelan di pintu. Lavinia segera berdiri, membuka pintu sedikit untuk melihat siapa yang datang. Seorang pelayan berdiri di sana dengan wajah gugup.

“Maaf, Duchess. Ada seseorang yang meninggalkan surat ini untuk Anda di pintu gerbang.”

Lavinia mengambil surat itu dengan cepat, mengucapkan terima kasih, lalu menutup pintu. Jantungnya berdebar kencang saat ia membuka surat itu. Tulisan tangan Christopher yang familiar menyambutnya.

‘Lavinia, semuanya sudah siap. Jika kau siap, datanglah ke tempat biasa besok malam. Kita akan memulai segalanya dari awal.’

Lavinia menatap surat itu dengan mata berkaca-kaca. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Besok malam, semuanya akan berubah. Untuk dirinya, untuk anaknya, dan untuk Christopher.

Keesokan paginya, Lavinia terbangun dengan rasa cemas bercampur harapan. Ia tahu hari ini adalah hari terakhirnya di Ravenswood Manor, jika rencananya berjalan lancar. Ia bersiap dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang tampak mencurigakan.

Saat ia turun ke ruang makan, kepala pelayan, Mr. Harold Strickland, menyambutnya di tengah jalan. Pria tua yang selalu berpenampilan rapi itu menundukkan kepalanya dengan hormat.

“Selamat pagi, Duchess,” sapanya lembut. “Saya diberi tahu oleh Duke Alistair untuk menyampaikan bahwa beliau akan menghadiri pertemuan penting bersama para bangsawan hari ini.”

“Oh,” Lavinia menjawab dengan nada tenang, meskipun pikirannya mulai memutar berbagai kemungkinan. “Mengapa aku tidak diminta untuk ikut serta? Bukankah biasanya seorang duchess menemani suaminya dalam acara seperti itu?”

Mr. Harold tersenyum kecil, seperti sudah mengantisipasi pertanyaan itu. “Duke Alistair mengkhawatirkan kesehatan Anda, Duchess. Beliau takut perjalanan yang panjang dan suasana pertemuan yang berat akan membuat Anda kelelahan.”

The Duchess's Deception (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang