BECKY POV
Pukul lima sore, aku langsung kembali ke asrama sepulang dari kantor Phi Non. Sejujurnya magang di sebuah kantor Agensi Artis bagi mahasiswa jurusan Psikologi kuranglah cocok. Mahasiswa psikologi biasanya akan ditempatkan di lembaga pendidikan, rumah sakit atau klinik kesehatan, lembaga pemerintah bagian sosial dan organisasi masyarakat. Tapi entah koneksi apa yang dimiliki mama ku sampai dosenpun menyetujui pengajuan tempat magang yang aku ajukan atas paksaan ibu ku.
"Sayang. Sudah sampai" suara tenang Phi Non menyadarkanku.
"Kamu melamun?" Sambungnya ketika aku menoleh ke arahnya.
"Ah.., aku hanya lelah phi. Terimakasih sudah mengantarku" jawabku seraya membuka pintu.
Tapi tiba-tiba tangan Non mencegahku untuk keluar dari mobilnya.
"Ada apa phi?" Sergahku heran
"Mmm..,, besok phi jemput lagi, boleh?" Tanya nya.
Aku terdiam sejenak untuk berpikir. Biasanya Freen lah yang selalu mengantar dan menjemputku, kecuali dia benar-benar tidak bisa, baru aku akan meminta phi Non atau cukup naik taksi saja.
Aku rasa Freen akan semakin sibuk dengan series baru yang akan dia mainkan dengan buaya betina yang aku temui bersama dengannya di restoran tadi siang. Jadi apakah dia bisa selalu mengantar dan menjemputku untuk ke depannya?
Huff...,, memikirkannya membuatku malas.
"Baiklah phi. Kau bisa menjemputku besok" ucapku enteng
Phi Non tampak tersenyum dengan sumringah, lalu aku keluar dari mobilnya.
Aku membayangkan diriku akan mengomel panjang lebar dan melihat wajah masam Freen yang menggemaskan begitu aku memasuki kamarku nanti. Aku kesal padanya karena mengabaikanku dan memilih makan siang bersama wanita itu. Tapi membayangkan wajah memprihatinkannya nanti membuatku tertawa sendiri karena pasti terlihat sangat lucu.
Setelah menaiki beberapa tangga sampailah kami di lantai tiga. Aku melangkahkan kakiku mendekati pintu kamar kami, memasukkan kode sandi dimana aku menggunakan tanggal jadi kami sebagai sepasang kekasih.
"Freen" panggilku ketus.
Setelah membuka pintu kamar kami.KOSONG.
Freen ku tidak ada.
Huff kemana dia. Apakah masih sesibuk itu. Bahkan pesan ku hanya dibacanya tanpa dibalas.
Hayalanku tadi sepertinya batal terlaksana karena target yang mau aku omeli tidak berada di tempat.
Aku menjatuhkan bokongku dengan kasar di sofa pendek dekat pintu masuk. Aku ingin menghubungi lagi, namun perhatianku teralihkan oleh sebuah notifikasi dari akun tiktokku. Undangan menonton live dari seseorang yang sangat familiar.
Ternyata kekasihku sedang live. Aku kenal interior ruangan tempat Freen melakukan live. Dia dengan berada di rumah orang tuanya untuk menjual pakaian dari salah satu brand lokal di thailand. Aku tidak memperhatikan apa yang dia promosikan. Yang menarik perhatianku adalah komentar-komentar yang sedang menonton live kekasihku.
Bisa-bisanya dari tiga ribuan penonton, hanya segelintir saja yang menanyakan tentang jualannya. Sisanya?? Menuliskan komentar yang tentu saja membuat hati ku memanas.
Huff,, bisa-bisa nya sebanyak itu orang yang menginginkan Freen ku. Freen itu milikku! Tidak ada siapapun yang boleh mengambilnya dari ku.
Begitu dia pulang nanti, aku harus menghukumnya. Harus!!
Sebaiknya aku mandi dan makan dulu untuk mengembalikan tenaga ku. Setelah live nya selesai. Aku akan meminta Freen untuk segera kembali ke asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
I am Here For You
Teen FictionTidak apa-apa jika tidak sesuai keinginanku, tidak apa-apa jika kamu tidak menjadi milikku, sungguh. Yang terpenting bagiku adalah kamu bahagia. Senyummu, tawamu, bahagiamu adalah prioritasku. Warning 18+ 🔥 #GXG #freenbecky