BAB 26

623 93 21
                                    

FREEN POV

"Freen kenapa melamun?" Ucapan lembut dari Prim dan sentuhan tangannya di atas tanganku membuatku tersadar. 

Daritadi aku memikirkan kejadian yang baru saja aku alami. Bisa-bisa nya setelah aku mengabaikan pesan dan panggilan Becky di handphone ku, aku malah terpergok makan siang berdua dengan Primiily. Pasti si bayi besar akan salah paham padaku.

Aku membalas pertanyaan Prim dengan senyuman.
"Hehe tidak apa-apa Prim. Apa kamu sudah selesai makan desert nya? Mari kita kembali ke kantor"

Aku pun berdiri dari tempat dudukku dan diikuti oleh Primiily. Dalam perjalananku menuju lift aku melirik sekilas ke sebuah meja yang lumayan jauh jaraknya dari mejaku. Terlihat empat orang sedang duduk disana sambil menyantap makanan. Non, Becky dan mungkin dua rekan bisnis mereka.

Wajah kesalku tak bisa aku tutupi ketika aku lihat phi Non meletakkan potongan udang yang sudah dikupas ke atas piring Becky dan Becky nampak mengatakan sesuatu padanya sambil tersenyum.

Jika tahu aku akan bertemu mereka, harusnya aku cari restoran lain.


Sebenarnya aku mengabaikan Becky bukan hanya karena merasa tidak enak dengan Prim. Tapi juga karena alasan lain.

Tadi pagi saat aku dalam perjalanan menuju kantor agensi, seseorang mengirimiku sebuah pesan. Pesan yang membuatku sangat syok.

*Freen. Becky dan phi Non akan segera bertunangan. Apa kau sudah tahu tentang itu?*

Yang mengirim pesan adalah Nam. Semalam saat bertemu dia, aku hanya bercerita jika Becky sedang makan malam dengan mama nya dan phi Non di SEEN, sebuah restaurant mewah di Bangkok.

Entah kenapa dia beraksi bak detektif. Dengan segera dia menghubungi seseorang dan tersenyum smirk kemudian.
Aku hanya menatapnya datar waktu itu. Tak aku sangka hasil penelusurannya membuahkan hasil.

Rekan bisnis ayah Nam adalah pemilik Restoran itu. Bukan sesuatu yang sulit baginya untuk menguping pembicara tamu nya lewat perantara pelayan atau mungkin dia akan menyuruh seseorang berpura-pura menjadi tamu yang memilih duduk di meja terdekat. Entahlah mereka pakai cara yang mana. Yang jelas aku sangat berterimakasih pada Nam. Berkat sahabatku itu, aku jadi tahu fakta mengenai hal ini.

Fakta yang disembunyikan Becky. Kenapa Becky tidak menceritakannya padaku semalam saat dia pulang? Apa aku benar-benar tidak penting baginya?

Saat ini perasaanku benar-benar kacau. Kesal, gundah, sedih, gelisah. Semua bercampur menjadi satu. Tapi aku berusaha menampilkan diri seolah sedang baik-baik saja di depan semua orang. Termasuk di depan Primiily, partner ku dalam series yang akan aku bintangi.

*****************

Aku memarkir mobilku di depan lobi Gedung GDS 59. Lalu aku turun dan membukakan pintu untuk Primiily. Dia nampak sangat senang dengan perlakuanku.

"Terimakasih Freen" ucapnya lembut sambil menampilkan senyumnya yang menawan.

Melihat senyum itu, membuatku sedikit melupakan masalahku dengan Becky.

"My pleasure, pretty girl"  jawabku sambil menunjukkan senyum termanisku. Dan kurasakan dia terpesona oleh senyumku.

Uppsss! entah kenapa aku mejawab seperti itu. Sepertinya masalah pertunangan Becky dengan Non membuatku agak tidak waras.

Aku menarik nafas panjang untuk mengembalikan logika ku. Tidak boleh begini. Aku harus mengendalikan diriku di depan Primiily. Aku tidak boleh melenceng dari niat awalku masuk ke dunia hiburan.

Heyy Freen bukankah kamu ingin memperjuangkan Becky?? Sadarlah!!

Aku memarahi diri ku sendiri.

"Freen, boleh minta ID Line?" Prim menyerahkan Handphone nya padaku

I am Here For YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang