bab 20

11 9 0
                                    








Semua murid berhamburan keluar kelas. Entah kekantin atau hanya mengobrol dengan temannya. Lorong lorong kelas ku sudah penuh dengan murid yang hendak kekantin. Aku pun begitu, tetapi aku bukan kekantin melainkan mencari Zein.





Lelaki itu sulit sekali dihubungi. Bahkan terakhir kali dia menghubungiku minggu lalu saat pergi ke taman bale kambang. Dan itu kali terakhirnya aku melihat dia. Dia tidak menghubungi ku setelahnya. Dia menghilang bak dimakan bumi. Akhirnya aku memberanikan diri untuk mencarinya. Kemarin sudah kucari diparkiran yang sering didatang i nya namun hasilnya nihil dia tak ada disana. Bahkan tempat itu nampak kosong dan kotor seperti sudah lama tak ada yang membersihkan saat terakhir kali kesini tempat ini sungguh rapi dan bersih, namun sekarang sebalik nya.




Dan sekarang aku memberanikan diri untuk datang kekelasnya. Aku pernah tanya kepada teman ku tentang kelasnya. Dia duduk dikelas mipa 4. Kelas kita hanya berjarak satu lantai saja. Jadi aku bertekad untuk mencari dikelasnya. Saat hendak menuruni tangga aku bertemu dengan mentari dengan seorang lelaki yang nampak begitu mesra dengan mentari. Bisa ku tebak klo dia adalah pacarnya mentari.



Baru menjadi siswa baru saja dia sudah berpacaran dengan kakak kelasnya. Haduhh mentari ini.


Aku ingin menyapa nya namun aku takut untuk mengganggunya jadi aku lanjut kekelasnya Zein. Didepan aku sudah melihat kelasnya Zein. Namun saat aku mendekat. Aku bisa melihat bahwa kelasnya kosong entah kemana penduduk kelas mipa 4 aku tak tau. Saat aku menanyakan kepada kakak kelas ku yang kebetuĺan ada di depan kelasnya Zein.

"Maaf kak mau tanya. Ini pada kemana ya kak kok kelasnya kosong?." Tanya ku

"Oh mipa 4 mereka sedang ada praktek diluar sekolah. Mungkin nanti baru balek."

"Oh gitu yaa kak makasih."


Ternyata Zein tak ada dikelasnya. Aku cukup kecewa dengan itu. Aku pun berjalan kearah kelas ku dengan lunglai. Aku hanya bisa berharap bisa bertemu dia saat pulang sekolah nanti.


"Eh woy Ren." Tiba tiba aku dirangkul oleh mentari dibelakang ku. Bukan kah mentari bersama pacarnya tadi tapi kenapa dia berada disini.

"Ngagetin aja kamu ini."

"Ngapain kamu kesini. Cari cogan yaa." Dia menatap ku dengan memicingkan matanya.

"Engga yaa emang aku cewe apaan."

"Iya iya aku cuma bercanda kok."

Kami pun jalan beriringan. Saat sudah sampai didepan kelas ku aku langsung masuk setelah berpamitan dengan mentari.

Aku duduk dipojok sambil melihat hp ku tapi aku dikejutkan dengan tepukan di tangan ku.


"Haii lagi ngapain nih Ren." Ucap orang itu. Dia seorang laki laki dengan perawakan gagah dan tampan dan dia juga orang yang pintar dia sering mendapatkan nilai sempurna. Dia adalah teman sekalasku yang bernama Arjuna.

"Emm. Enggak ngapa ngapain."

"Oh ya Ren nanti kamu sibuk ga. Mau ke cafe depan ga."

"Maaf aku ga bisa lain kali saja." Karena nanti aku ingin bertemu dengan Zein jadi aku memutuskan untuk menolak ajakan arjuna.

"Emm. Gapapa lain kali aja klo kamu ga sibuk."

"Maaf yaa."

"Gapapa kok tenang aja."

"Oh ya Ren kamu paham pelajaran tadi?." Lanjutnya

"Aku ga paham bagian ...." kita pun mengobrol hingga jam pelajaran berbunyi kita juga mengobrol banyak hal ternyata dia orang nya asik. Tidak seperti yang kupikirkan. Yang kupikirkan tentang dia adalah pasti dia sombong namun aku salah dia orangnya baik dan asik. Pasti beruntung istrinya nanti mendapatkan suami seperti arjuna.







Terimakasih untuk yang sudah membaca

Jangan lupa vote dan komenn

makasih banyak

Zein BumantaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang