03. Pengakuan Shankara

460 65 23
                                    

Suarga
—03. Pengakuan Shankara—

------

Ceritakan padaku, apa hal paling menakutkan yang sudah terjadi padamu?

------

Mengetahui letak markas baru Suarga bukanlah pekerjaan yang sulit bagi Rego, teman-teman nya pun tidak bisa di remehkan dalam hal menyelidiki sesuatu.

Dan disinilah ia berada, dengan beraninya mendatangi markas Suarga seorang diri. Benar-benar hanya membawa tekadnya sendiri, meski para anggota Suarga mengawasi dengan begitu teliti.

Tak lama kemudian orang yang tidak disangka nya keluar setelah di panggilkan, Rego langsung bangkit meski ia masih bingung dan menerka-nerka.

Wilard muncul dengan Shankara di belakangnya, ia memberikan kode agar beberapa dari anggotanya membubarkan diri supaya tidak terlalu ramai.

"Dimana Ketua?" Yang dimaksud Rego adalah Jico, namun ia malah tidak menemukan keberadaan orang yang dicarinya.

"Ada perlu apa?" Tanya Wilard, ia mempersilahkan Rego agar kembali duduk.

Rego menurut, kini mereka duduk berhadapan. "Dimana Ketua lo?"

"Lo pikir lagi ngomong sama siapa?"

Rego membulatkan matanya saat Wilard memamerkan bandul gelang yang ia kenakan, detik berikutnya Rego langsung paham dengan apa yang dimaksudkan Wilard.

"Ketua lo yang dulu lengser?"

Wilard mengernyit, agaknya sedikit terganggu dengan bahasa yang di gunakan Rego.

"Lo kesini cuman buat menanyakan hal itu?"

Rego terkekeh pelan, sungguh ia tidak menyangka kalau Suarga benar-benar sudah mengganti Ketua nya. Dan hal yang paling tidak ia sangka berikutnya adalah saat tau kalau Wilard lah yang kini mendapatkan posisi yang pernah begitu ia dambakan itu.

"Gue sebagai Ketua Conda ingin menawarkan sebuah kerjasama."

Wilard menaikkan sebelah alisnya. "Kerjasama? Kita nggak pernah menjalin hubungan semacam itu, lo lupa?"

Rego tersenyum. "Gue inget, tapi kali ini kita sejalan. Gue denger kalian bermusuhan dengan anggota Wolves, kalian terlibat permasalahan yang cukup rumit di masa lalu kan?"

Manik Rego melirik Shankara yang langsung menyentuh pundak Wilard, raut wajahnya tenang namun Rego tau kalau pemuda itu sempat tersentak.

"Itu urusan kami, kalian nggak berhak ikut campur." Wilard berujar tenang, dapat ia rasakan pundaknya di remat pelan oleh Shankara.

"Kami juga terlibat permasalahan dengan Wolves, terutama pada Ketua nya. Dan tujuan kami sama, untuk melengserkan nya dan menghancurkan Wolves. Kenapa kita tidak bekerjasama saja? gue denger member mereka anggota bela diri semua." Rego masih mencoba membujuk.

Wilard mengerutkan keningnya, kalau begitu Rego seharusnya tau kalau ia dan Shankara pernah membantu Ketua Wolves yang tengah di keroyok oleh para anggota Conda.

"Apa keuntungan kami kalau menyetujui rencana lo?"

Diluar sangka Shankara yang sempat mengira kalau Wilard akan langsung menolak mentah-mentah, tidak menyangka kalau Wilard seolah berucap untuk mempertimbangkan.

"Kami akan tunduk di bawah Suarga." Ujar Rego penuh kesungguhan.

Wilard menatap penuh manik Rego, berusaha mencari setitik kebohongan disana. Shankara yang masih berdiri di belakang nya semakin mengeratkan pegangannya pada pundak Wilard. Takut-takut kalau Wilard akan luluh.

SUARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang