12. Shankara Cemburu?

310 66 23
                                    

Suarga
—12. Shankara Cemburu?—

------

Lucu, warna baru di hidupku.

------

"Dek?"

Wilard tersentak, reaksi terkejutnya membuat Shankara langsung mendekat dan menarik pundak Wilard.

"Lo kenapa? Bengong mulu dari tadi."

Wilard mengerjab bingung. "G-gue nggak- AKHH!"

Shankara membulatkan matanya, meraih jemari tangan Wilard yang tidak sengaja terkena ujung pisau. Darah mulai menetes membasahi nampan dimana tempat Wilard memotong timun tadi.

Shankara berdecak, ia menyempatkan diri untuk mematikan kompornya sebelum membawa tangan Wilard ke wastafel untuk membasuh luka di jari tengah Wilard.

Wilard meringis, merasakan darahnya ditekan keluar dan ikut mengalir bersamaan dengan air dingin di kran. Wilard menggigit bibir bawahnya, ingin menarik tangannya namun Shankara menggenggam nya dengan erat.

"Bang-"

"Diem Wilard, luka lo harus diobati." Potong Shankara.

Namun Wilard dengan kuat menarik tangannya hingga terlepas dari Shankara. "Udah lah bang, ini cuman luka kecil."

Shankara terdiam sejenak, namun rahangnya mengeras menahan kesal. Bukan yang pertama Shankara mendapati Wilard yang melamun sejak sepulangnya dia dari rumah Jico, Wilard terlihat tidak fokus dan bahkan tidak sadar dengan apa yang dilakukannya.

Wilard membuang muka, ia hendak pergi dari sana namun Shankara langsung menahannya dan menariknya hingga mereka saling bertatapan. Wilard bahkan bisa merasakan gejolak emosi dari tatapan tajam Shankara, membuatnya gugup seketika.

"Gue nanya baik-baik sama lo tadi, tapi lo berdalih terus dan menghindar dari pertanyaan gue. Kenapa? Lo nggak bisa menaruh kepercayaan buat gue?" Shankara menekan suaranya, tidak ingin membuat Wilard terintimidasi olehnya.

Wilard menggeleng kuat. "Nggak gitu bang, gue nggak bermaksud buat nyembunyiin sesuatu dari lo."

Shankara mengerutkan keningnya, ia melangkah semakin mendekat untuk mempersempit jarak antara mereka. "Apa ini karena Jico?"

Wilard mendongak, ia kembali menggeleng. "Bukan bang, ini nggak ada urusannya sama bang Jico. Gue cuman lagi mikirin sesuatu aja, dan gue butuh waktu buat ngomong sama lo."

Shankara membaca gerak bola mata Wilard yang terlihat gelisah, berpindah menatap tangan Wilard yang masih ia cekal. Darah kembali menetes dari sela-sela jari Wilard, membuat Shankara menghela nafas panjang.

"Ikut gue."

Akhirnya Wilard memilih untuk menurut saat Shankara kembali menariknya, mengobrak-abrik kotak obat untuk mengobati luka Wilard. Mereka masih duduk dimeja makan, Wilard hanya diam dan memperhatikan bagaimana serius nya Shankara dalam mengobatinya.

Niat mereka tadinya memang ingin memasak mi kuah bersama, itu karena Wilard mengeluh lapar tiba-tiba dan ingin makan yang hangat-hangat. Bunda Yika saat ini sedang menemani pertemuan Teo dengan rekan kerjanya, padahal Yika sudah berpesan untuk tidak menyentuh dapur sebelum berangkat tadi.

"Nah udah."

Wilard memperhatikan jarinya yang kini sudah terbalut dengan plaster penutup luka bergambar dinosaurus, Shankara yang menjadi pelakunya kini membenahi kotak obat dan menyimpannya lagi.

SUARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang