Suarga
—15. Tahanan Conda—------
Tentang bagaimana cara dunia bekerja, kita hanya mengikuti alurnya.
------
Jiyon menguap malas, rasa kantuk mulai menyerangnya. Di sampingnya ada Juyen yang tengah sibuk mengutak-atik laptopnya, membantu membuatkan tugas milik Kai. Juyen yang menawarkannya sendiri, hitung-hitung ikut belajar juga.
Sudah kesekian kalinya Jiyon menguap, namun ia tetap betah membuka matanya karena ingin menunggu Wilard beserta yang lainnya kembali, Jiyon mengharapkan adanya berita bagus ketika mereka sampai nanti.
"Tidur aja dah, nggak tahan gue ngelihat lo kayak gitu." Ujar Juyen, melirik singkat kearah Jiyon.
Jiyon mendengus, menggulingkan tubuhnya hingga menabrak kaki Juyen. Mereka saat ini berada diatas kasur, Jiyon yang tiba-tiba menyusul karena ingin rebahan dengan leluasa.
"Nggak mau, gue bakal nungguin sampe yang lain balik kesini."
Juyen menggeleng heran, ia menoleh saat pintu terbuka dari luar dan sosok Bima pun masuk dengan celingukan.
"Kenapa Bim?" Tanya Juyen.
Bim mengusap tengkuknya sendiri. "Gue bisa minta tolong?"
Juyen langsung mengangguk cepat, sedangkan Jiyon kini mendudukkan dirinya karena ikut merasa penasaran dengan maksud kehadiran Bima.
"Tolong cek CCTV diluar ya, arah ke pertigaan depan. Tadi Riki bilang nggak sengaja lihat pergerakan aneh disana." Ujarnya dengan nada pelan, ia tidak ingin ada yang mendengar selain mereka.
Juyen mengerutkan keningnya, namun ia segera melakukan permintaan Bima yang kini mendekat dan duduk di sampingnya. Menyampingkan tugas kuliah milik Kai, Juyen kini membuka aplikasi yang sering ia gunakan untuk memerika rekaman CCTV di markas.
Juyen mengarahkan kursor nya untuk memundurkan rekaman itu, dan disaat mereka menemukan sebuah kejanggalan kecil di sana mereka kompak mendekatkan wajah ke layar laptop Juyen agar bisa melihat lebih jelas lagi.
"Ini siapa?"
Juyen menggeleng tanda tidak tau untuk menjawab pertanyaan dari Jiyon, ia juga tidak tau siapa sosok bertopi yang berhenti didekat markas mereka tengah celingukan sembari seperti mengangkat telfon.
"Gue pindahin ke rekaman sekarang ya." Ujar Juyen yang disetujui oleh Jiyon dan Bima.
Kini rekaman CCTV mereka sudah menunjukan waktu saat ini, semuanya terlihat normal dan sunyi karena memang kawasan markas mereka lumayan jarang dilewati oleh orang-orang ketika sudah malam.
"Eh, itu kan orang tadi." Tunjuk Bima saat melihat penelfon misterius itu kembali sembari membawa beberapa teman.
"Tunggu, gue kenal mereka." Ujar Jiyon, keningnya berkerut dalam.
"Conda, mereka anggota Conda!" Lanjutnya dengan nada meninggi, ia yakin sekali yang mereka lihat saat ini adalah beberapa anggota Conda yang menghampiri markas mereka.
"Shit, kita keluar sekarang!" Ujar Juyen, ia segera bangkit dengan diikuti Jiyon dan Bima untuk keluar dan memberi tau anggota lain mengenai kehadiran para Conda.
Namun mereka terlambat, suasana mendadak tegang saat adanya suara keributan diluar. Riki yang berada diluar pun dibuat terkejut dengan kedatangan rombongan dari Conda yang tiba-tiba, ia tetap tenang disaat beberapa dari mereka mulai berteriak dan bersorak memaksa para anggota Suarga untuk keluar.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUARGA
Teen Fiction-We Are Family- ------ Kami SUARGA, perkumpulan besar berisi manusia-manusia yang saling membutuhkan tumpuan. Kami menciptakan rumah impian kami bersama. Dan ini adalah kisah kami, kisah Suarga bersama dengan para petinggi dan anggotanya. ------ Sua...