10. Sakit Berdua

392 57 20
                                    

Suarga
—10. Sakit Berdua—

------

Kita harus jadi manusia-manusia yang penuh kesabaran, dan sesekali teriak "oasu!"

------

Manik kucing itu perlahan terbuka, dahinya berkerut merasakan tubuhnya didekap dengan erat. Wilard mengerjab dan mendongak, menyadari bahwa Shankara lah yang saat ini memeluknya.

Wilard termenung, ia juga memperhatikan tubuhnya dan juga tubuh Shankara yang sama-sama tidak memakai baju. Wilard berusaha menjauh namun pergerakan kecil itu membuat Shankara terusik dan malah semakin mempererat pelukannya.

"Abang!"

Shankara hanya menggumam, sungguh ia saat ini sangat mengantuk sekali dan belum ingin beranjak dari kasur nya.

"Bang Kara, bangun!"

Shankara yang merasakan pergerakan Wilard semakin rusuh pun akhirnya membuka sedikit matanya, menatap wajah Wilard yang masih terlihat pucat.

"Apa dek?" Suara serak Shankara membuat Wilard sempat berhenti bergerak.

"Bangun bang, ini kenapa kita nggak pake baju begini?"

Shankara mendengus, ia menunduk dan mendusalkan wajahnya pada surai lembut Wilard. "Gerah, makanya buka baju."

Wilard mengerutkan keningnya, setengah tidak percaya dengan ucapan Shankara. Namun berusaha mengingat pun percuma saja, Wilard tidak dapat mengingat apa yang terjadi malam tadi.

"Abang bisa tertular kalo kayak gini." Ujar Wilard lagi yang tidak ditanggapi oleh Shankara.

Tak lama kemudian pintu kamar terbuka dari luar, Yika masuk dengan apron yang masih membungkus tubuh nya. Dan melihat Wilard sudah membuka mata, Yika mendekat dan menyentuh kening Wilard yang masih terpasang kompres instan.

Yika memperhatikan kedua putranya, keningnya berkerut seketika. Dengan cepat Yika berpindah untuk mengecek suhu tubuh Shankara.

"Abang, menjauh dulu dari Wilard ya."

Shankara perlahan mengerjab, namun ia tetap enggan melepaskan pelukannya dari Wilard. Yang mana hal itu membuat Yika khawatir, tubuh Shankara mulai hangat dan jika diteruskan maka Shankara akan benar-benar tertular dan ikut sakit seperti Wilard.

Wilard yang paham pun juga berusaha menjauhkan dirinya, ia menjadi khawatir dengan Shankara dan tidak ingin membuat kakaknya itu ikut sakit seperti dirinya.

"Diem dulu dek, kepala gue rasanya berat banget ini." Shankara menggumam dengan suara parau.

Wilard mengusap lembut surai Shankara. "Iya tau, tapi tolong lepasin dulu pelukannya ya."

Dengan berat hati akhirnya Shankara melonggarkan pelukannya dan membiarkan Wilard meringsut menjauh. Wilard meraih bajunya lalu memakainya, tubuhnya yang terasa lemas kini duduk disisi kasur.

"Bunda nggak nyangka abang bakal nekat ngelakuin kayak gini, biasanya metode ini ampuh cuman buat balita doang."

Wilard langsung menoleh pada Yika, ia juga sama kagetnya. Metode skin to skin memang biasanya dilakukan untuk bayi atau balita yang terkena demam tinggi, namun entah mengapa Shankara yang memiliki ide nyeleneh ini dapat membuktikan kalau metode ini juga ampuh untuknya.

"Bang Kara jadi sakit juga dong?"

Yika menghela nafas lalu mengangguk. "Iya, semoga saja ini nggak bertahan lama."

SUARGATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang