Suarga
-13. Tantangan-------
Berjalan pelan-pelan saja, layaknya manusia normal lainnya.
------
Sial sekali untuk Wilard, ia harus menghadapi Shankara yang malah pundung seperti anak kecil. Tidak mau menatap Wilard, bahkan berjalan lebih cepat membuat Wilard harus mempercepat langkahnya untuk mengimbangi.
Wilard bernafas gusar, ia mulai lelah mengejar kaki panjang Shankara yang malah semakin cepat bergerak meninggalkannya. Mereka saat ini masih berada di halaman kafe, hendak ke parkiran mengambil motor.
Akhirnya Wilard berlari dan langsung menubruk tubuh Shankara dari belakang, membuat kakaknya itu terkejut dan spontan berhenti untuk menyeimbangkan tubuhnya yang hampir saja ambruk karena Wilard menabraknya dengan kencang.
Wilard memeluk erat Shankara, mendusalkan wajahnya pada punggung sang kakak. "Iya, iya. Lo abang gue satu-satunya, kenapa harus cemburu gitu?"
Shankara mendengus. "Siapa yang cemburu?"
Wilard langsung berpindah ke hadapan Shankara, mendekatkan wajah mereka hingga Shankara terkejut dengan aksi nya itu. Shankara hendak melangkah mundur, namun Wilard sadar dengan cepat menahannya.
"Emang iya lo nggak cemburu?"
Shankara mengalihkan pandangannya, kemana saja asal tidak bertatapan dengan manik bulat Wilard yang menatapnya sangat dekat sekali. Shankara sendiri tidak tau kenapa ia harus sekesal itu pada Wilard, rasanya sangat mengganjal didalam dada.
"Jawab gue bang." Desak Wilard, kini kedua tangannya merambat naik menangkup pipi Shankara.
Shankara makin tertekan dengan posisinya, wajahnya perlahan memerah dan hal itu disadari oleh Wilard yang sudah menahan tawanya dengan susah payah.
"Gue nggak cemburu."
Wilard menaikkan sebelah alisnya. "Kalo gitu sekarang lo jelasin tentang sikap lo yang tiba-tiba begini sejak kita keluar dari kafe!"
Shankara makin tercekat, pada akhirnya tidak bisa mengelabui Wilard yang memang sudah tau sejak awal. Dengan berat Shankara mengangguk, melepaskan kedua tangan Wilard dari pipinya.
"Gue cuman nggak suka kalo lo nyebut orang lain sebagai abang lo." Ujar Shankara pelan, kembali mengalihkan pandangannya.
Wilard mengulas senyum, melihat wajah malu-malu Shankara yang sangat langka itu membuatnya gemas seketika. Belum sempat ia membalas, Shankara sudah lebih dulu menariknya menuju motor mereka. Wilard tau Shankara tengah malu dan tidak ingin memperlihatkan nya, dengan begitu Wilard memilih diam sampai Shankara tidak pundung lagi.
Di perjalanan pulang pun Shankara hanya diam saja, membiarkan Wilard yang memeluk perutnya dan menyandarkan kepala pada punggungnya. Shankara menghela nafas, Wilard terlihat begitu tenang sejak setelah mengobrol bersama dengan Janu dan Daneev.
Wilard mengerjab saat menyadari kalau mereka sudah sampai dirumah, Shankara mematikan motornya dan melepaskan pelukan Wilard darinya sebelum turun dari motornya.
"Abang."
Shankara menoleh dan menatap Wilard yang kini merentangkan kedua tangannya, terlihat sepeda anak kecil jika dari sudut pandang Shankara. Paham dengan apa yang Wilard mau, Shankara berbalik membelakangi dan membiarkan Wilard kini bersandar pada punggungnya. Shankara menggendong Wilard dibelakang, sementara Wilard langsung memeluk leher Shankara untuk berpegangan.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUARGA
Teen Fiction-We Are Family- ------ Kami SUARGA, perkumpulan besar berisi manusia-manusia yang saling membutuhkan tumpuan. Kami menciptakan rumah impian kami bersama. Dan ini adalah kisah kami, kisah Suarga bersama dengan para petinggi dan anggotanya. ------ Sua...