Suarga
—21. Kejahilan Kecil—------
Katakan saja 'anjay' disela-sela masalahmu dan teruslah melanjutkan hidup.
------
Hari-hari berikutnya berjalan dengan normal, seperti biasanya. Wilard pun menjalani harinya dengan lebih santai, masih beberapa kali bertemu dengan ayah Janu untuk melepas rindu. Sebenarnya bunda Yika juga sudah mengetahui hal ini, namun yang bisa dilakukannya hanyalah membiarkan. Toh bagaimanapun Janu tetaplah ayah kandung Wilard dan Yika juga ingin hubungan mereka tetap berjalan baik.
Wilard saat ini tengah asik mengamati Bima yang tengah sibuk menggambar, itu karena Wilard tadi request ingin digambarkan pikachu dan Bima langsung menyanggupinya. Wilard duduk anteng disamping Bima, tidak ingin mengganggu nya.
"Wil?"
Si pemilik nama pun menoleh, menemukan Jico yang mendatanginya sembari menyodorkan sesuatu kearahnya.
"Apa ni?"
"Terima aja, titipan dari bokap lo."
Mendengar hal itupun sontak membuat Wilard berbinar senang, menerima sebuah kotak kecil berwarna abu-abu itu. Ketika membukanya, Wilard langsung berdecak kagum karena menemukan sebuah cincin berwarna silver berbahan titanium premium. Terdapat corak unik penambah kesan elegan pada cincin itu, Wilard memperhatikannya dengan jeli.
"Tiba-tiba banget ngasih cincin? Kenapa nggak ngasih langsung?"
Jico mengedikkan bahunya, mendudukkan dirinya di samping Wilard. "Beliau cuman nitip doang tapi nggak bilang apa-apa, mending lo nanti yang nanyain."
Akhirnya Wilard mengangguk saja, meletakkan kotak itu tanpa menggunakan cincinnya. Kembali fokus pada Bima saat pemuda itu meletakkan pensil nya.
Bima menyodorkan hasil gambarannya pada Wilard dengan senang, akhirnya ia bisa menyelesaikan dengan cepat dan sesuai dengan apa yang Wilard mau. Dan Wilard pun dibuat menganga dengan apa yang dilihatnya ini, Jico pun turut mendekat dan memperhatikan.
"Keren banget! Ini mah lo harusnya jadi seniman aja!"
Bima mengusap tengkuknya, malu karena dipuji oleh Wilard. "Gue rasa hasil gambar gue belum sebagus itu buat jadi seniman, toh ini cuman sebatas ngisi gabut doang."
"Tapi ini mahakarya, besok-besok lo gambar lagi ya biar gue pajang disini!"
Jico yang mendengar pun mengangguk setuju. "Bener tuh, cari refrensi dan bikin karya lo sebagus mungkin. Biar orang-orang tau lo punya bakat itu, kita bakal selalu dukung lo!"
Bima tersenyum dan mengangguk, hatinya menghangat mendapatkan semua dukungan itu. Pasalnya sebelum ini tidak ada yang benar-benar tertarik dengan kemampuannya, namun di Suarga seolah semua bakat yang ia bisa selalu bisa mendapatkan apresiasi dan di hargai.
"Gue bakal bikin sebagus mungkin."
Wilard turut tersenyum. "Lo bisa melukis juga?"
"Bisa, sebenernya gue udah belajar melukis sejak lama bareng sepupu gue."
"Sahil ya?"
Bima tersentak, tidak menyangka kalau Jico akan langsung menebaknya dengan mudah. Bima tertawa pelan, mengusap surai nya ke belakang.
"Bener banget."
Sedangkan Wilard yang tidak tau apa-apa pun mengerutkan keningnya sembari menatap Bima dan Jico secara bergantian.

KAMU SEDANG MEMBACA
SUARGA
Novela Juvenil-We Are Family- ------ Kami SUARGA, perkumpulan besar berisi manusia-manusia yang saling membutuhkan tumpuan. Kami menciptakan rumah impian kami bersama. Dan ini adalah kisah kami, kisah Suarga bersama dengan para petinggi dan anggotanya. ------ Sua...