Part 13

341 30 0
                                    

Abian melamun sedari tadi, padahal ia sedang menuruni tangga. Dalam pikirannya banyak hal yang membuat ia bertanya tanya, kenapa bisa istrinya yang manis itu dihadapi masalah seperti ini? Selama mereka menikah, jarang sekali masalah melanda mereka. Palingan ribut karena dirinya tidak mau membereskan kekacauan yang ia buat.

Hingga mereka mempunyai anak pun jarang ada masalah. Abian menghela napas, semoga masalah ini tidak menjadi masalah yang besar. Ia harus ada didekat Zelvin setiap hari, waktu, dan detik.

Ya walaupun Zelvin kemana mana selalu diikuti oleh salah satu dari keempat dominant yang ada di rumah. Niat hati Zelvin ingin meluangkan waktu untuk dirinya sendiri, malah nongol si Cakra.

Bruk

Sial! tubuhnya jatuh dan wajahnya tersungkur ke lantai. Untung saja tinggal 3 anak tangga terakhir. Mana bibirnya nyosor lantai duh dia sekarang butuh Zelvin untuk menyembuhkan bibirnya ini.

Bryan yang hendak turun dari tangga itu terkejut melihat daddynya tergeletak dan tidak ada pergerakan sama sekali.

"Lah Dad lo ngapain?" Bryan berjalan turun menghampiri Abian.

Abian menoleh ke arah anak sulungnya. "Klo lo liat gua ngapain?" Abian menatap datar ke arah Bryan. Bukannya Bryan membantu dirinya malah kebanyakan nanya.

"Nyium lantai? Papa kurang kah dimatamu itu? Sampe ciuman ama lantai hahaha" tawa Bryan. Jawaban Bryan itu rasanya ingin membuangnya ke jurang.

Abian pun bangun lalu mengusap kasar wajah Bryan. "Ternyata lo udah sembuh, pantes bacot mulu" Bryan menatap tajam Abian.

"Ti ati mata lo copot. Eh Kai mana?" tanya Abian. Bryan mengangkat bahu menandakan dirinya tidak tau.

Brak

Pintu di buka sekencang itu, membuat Abian dan Bryan terkejut. "JANC-" Abian langsung menutup mulut Bryan. Latahnya ini agak agak ya, padahal dirinya saja juga kadang latah. Tapi tumbenan dirinya ga latah? Apa gegara kebanyakan pikiran?

"Uhuy pangeran ini datang membawakan belanjaan" teriak Kai dari depan pintu.

"Bantuin njing, masih banyak noh" gerutu Terry. Si Kai cuman cengegesan doang.

"Malah cengegesan. Punya telinga kan? Ambil sono" Kai takut dimarahin Terry pada akhirnya ia mengambil beberapa belanjaan yang masih berada di motor Terry.

Terry pun menaruh belanjaannya di meja ruang tamu. Ia pun merebahkan dirinya di sofa.

"Habis darimana?" tanya Abian. Terry pun menoleh ke Abian yang sedang menghampirinya, ia pun mendudukkan dirinya di kursi single itu.

"Kata Kai, Papa di supermarket ga sempet beli belanjaan gegara si bajingan itu. Untungnya gua tadi ke supermarket terus ketemu Kai. Dia juga bawa note yang harus dibelanjain" jawab Kai.

"Widih beli apa aja lo?" tanya Bryan sambil membuka buka kantong belanjaan itu.

"Liat aja sendiri" jawabnya.

Kai pun menghampiri mereka dengan membawa tiga kantong belanjaan. Ia pun menaruhnya di meja. "Berat cok" gerutu Kai.

"Kai" panggil Abian. Sudah ia duga, pasti Abian akan memberikan banyak pertanyaan ke dirinya menyangkut papanya tadi. Kai pun menghampiri Abian.

"Ada apa dad? Mau nanyain soal papa tadi kah?" tanya Kai. Ia pun duduk disamping Terry.

"Iya" singkat Abian. "Kai tau klo dad khawatir, bukan dad doang tapi gua juga" ucap Kai.

"Ada apa nih? Gua kok ketinggalan ber-" Terry langsung membekap mulut abangnya. Lagian ngoceh mulu dari tadi.

"Diem aja bang dan dengerin, gua juga kepo" lirihnya.

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang