Part 17

324 36 3
                                    

Mereka pun membuka pintu rumah dan ya disambut dengan senyuman ramah Abian. Tubuh mereka mendadak merinding klo liat Abian senyum kayak gitu. Sedangkan Zelvin, ia duduk santai sambil memakan camilan. Sekalian menonton drama secara langsung didepannya.

"Udah pulang ya Dad?" basa basi Bryan. Mereka pun salaman dengan Abian, ya menjadi anak baik sebentar.

"Klo gua disini berarti . . ." Abian mulai menjeda perkataannya. Menunggu mereka bertiga menjawabnya.

"Udah pulang" sahut mereka bertiga.

"Kalian lihat sekarang jam berapa?" Abian menyalakan hpnya dan menyodorkan ke mereka bertiga.

"Masih jam 6 pun, belum malem" jawab Terry dengan santai. Abian menatap mereka dengan tatapan tajam.

"Jam 6 kalian bilang?! Papa kalian itu udah telpon berkali kali tapi gak dijawab. Kalian ini kemana aja?" ucap Abian dengan nada sedikit meninggi.

"Kita ke cafe dad. Kita lupa ga izin ke papa dulu" balas Bryan.

"Maaf dad kita ga izin dulu ke sana. Kita asik ngobrol sampe lupa jam" lanjut Bryan. Mereka bertiga menunduk karena takut tatapan mata Abian.

"Jangan minta maaf ke dad. Minta maaf ke papa sana" balasnya. Mereka bertiga menatap Zelvin, ia masih sibuk menatap mereka sambil memakan camilan.

Bryan serta kedua adeknya berjalan cepat menghampiri Zelvin. Saat Zelvin di hampiri malah ia nya pergi meninggalkan mereka bertiga. Lagian dia masih kesel, niatnya mau nitip brownies malah mereka bertiga di telpon ga di angkat. Untungnya dibeliin sama Abian.

"PAPAAA MAAFIN KITA!" teriak Bryan.

"HIKS PAPAAA!" Kai mulai menangis, ya gimana ya hatinya terlalu rapuh klo diambekin sama Zelvin.

"ERIC MINTA MAAF PAA!" teriak Terry.

"Katanya dominant kok nangis?" ejek Abian. Mereka bertiga langsung menatap tajam ke arah Abian seperti mempunyai dendam saja.

Zelvin menghampiri kamarnya lalu menutup rapat kamarnya sekalian dikunci aja. Sedangkan Abian malah panik klo kamarnya dikunci. Abian berlari mengikuti ketiga anaknya yang berada didepan kamarnya.

"SAYANG, KOK DI KUNCI? AKU NANTI TIDUR DIMANA DONG?" Abian menggedor gedor pintu kamar.

Ketiga anaknya saling tatap menatap. Dalam hati mereka sih sedang memampusin si Abian gegara abis marahin mereka. Seketika Abian lesu belum sempat ia bermanja-manja dengan istrinya, eh malah kamarnya dikunci.

"Pfft!" suara Kai menahan ngakak.

"Kaga usah ketawa lo cengeng" kesal Abian.

"Lah bukannya lo juga dad? Diambekin papa berhari-hari aja udah nangis" ejek Terry. Sialan nih anak tengahnya malah bongkar aibnya.

"PAPAAA HUAAA JANGAN AMBEKIN BRYANN!!" teriakan Bryan membuat ketiga orang disampingnya terkejut. Serta Zelvin yang sedang rebahan sambil nonton drakor pun ikut terkejut.

"Nih bocah diambekin dikit kok pada nangis. Bapaknya sama aja" gumam Zelvin. Tetapi ia tetap acuh tak acuh, intinya ia harus menonton drakor sampe episodenya habis.

"Gegara kalian gua jadi ikutan diambekin" kesal Abian. 

Mereka berempat memutuskan kedapur karena lapar. Mereka membuat mie, lagian klo masak juga ribet.

"Dad, kita tadi ke cafenya bang Cakra" ucap Bryan.

"Terus?" singkat Abian.

"Kita ketemu bang Cakra langsung" ucap Bryan lagi. Seketika Abian cepat cepat menelan mienya.

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang