Mood Zelvin mendadak menurun, awalnya ia bahagia ke pantai malah ketemu hama. Harusnya dia tidak takut dengan orang bajingan seperti Cakra. Jangan hiraukan sapaan Cakra, itu akan membuat dirinya kesenangan.
Bisakah Zelvin meminjam pisau untuk saat ini? Bukan untuk dirinya sendiri karena ia masih menyayangi keempat dominant yang menyebalkan, tetapi ia ingin membunuh sosok Cakra didepan orang langsung. Sepertinya ia sudah lama tidak mengamuk seperti dulu?
Huh lupakaan saat ia ketakutan, jujur ia hanya terkejut karena tiba-tiba diperlakukan seperti itu saat di supermarket, siapa coba yang ga panik setengah mati? Dan keadaan supermarket itu sepi hanya ada beberapa orang yang belanja dan juga pegawai.
Ia sudah lama berdiri, entah kenapa badannya susah untuk ia bergerak. Tiba-tiba pelayan menghampiri meja yang Abian dan ketiga curut serta satu hama yang tiba-tiba membuatnya ingin muntah melihatnya.
"Pesanannya kak" ucap pelayan itu dengan tersenyum. Ia menaruh minuman di meja dan kemudian pergi meninggalkan meja itu.
Secepat kilat Zelvin menghampiri meja mereka berlima kemudian mengambil satu gelas minuman yang sudah tersegel dan sedotan. Kemudian berjalan cepat meninggalkan kan mereka berlima.
Abian merasa panik ia berlari Zelvin tetapi malah Cakra mengikutinya. Ketiga curut itu saling tatap menatap.
"Udah gua duga" lirih Kai.
"Ayo kesana, gua takut dad ama bang Cakra gelud" ajak Bryan, mereka pun memutuskan menyusul Zelvin, Abian, dan Cakra.
Zelvin berjalan cepat menuju parkiran. Abian hendak meraih tangan Zelvin tetapi sudah keduluan Cakra. Zelvin merasa ada yang meraih tangannya, tetapi ini bukan tangan Abian maupun ketiga anaknya. Zelvin seketika berhenti dan menoleh ternyata Cakra yang meraih tangannya.
Zelvin melepaskan tangan Cakra tetapi lagi lagi Cakra menggenggam erat tangan Zelvin. "Mau lo apa bangsat?!" kesal Zelvin sambil melempar minuman yang ia pegang ke kepala Cakra.
"Gua mau lo" jawabnya dengan tersenyum lembut.
"Tapi gua gamau, gimana dong?" balas Zelvin. Cakra tersenyum miring, ternyata sifat menyebalkan Zelvin belum hilang.
Abian langsung menghampiri mereka berdua. Ia langsung melepaskan tangan Cakra dari tangan Zelvin. Ia pun menarik Zelvin menjauh dari Cakra. Tetapi Cakra meraih tangan Zelvin dan menariknya. Ya bisa di bayangkan tangan kanan di pegang Abian, tangan kirinya dipegang Cakra.
"Lepasin istri gua!" ucap Abian dengan penekanan. Ia menatap datar wajah Cakra.
"Oh istri lo? Emang gua peduliin?" jawab Cakra dengan senyum mengejek serta alisnya sedikit dinaikkan.
Bisakah Zelvin saat ini pingsan? Tetapi request yang nangkep harus Abian, ia tidak mau menderita bersama Cakra. Cukup dulu saja ia dibuat menderita oleh Cakra, padahal ia hanya ingin tenang.
"Kurang ajar lo!" emosi Abian.
"Lo sayang sama gua kan Zel? Lo katanya dulu ga suka sama Abian gegara dia gangguin lo? Gua udah nungguin lo dari lama Zel" ucap Cakra dengan nada melembut didepan Zelvin. Sungguh rasanya Zelvin ingin meludahinya.
"Jangan diem aja Zelvin!" Cakra merasa kesal karena Zelvin tak kunjung menjawabnya, ia meremas kuat lengan Zelvin hingga ia meringis kesakitan.
Abian menatap istrinya yang meringis kesakitan itu pun langsung memukul tepat di wajah Cakra hingga ia jatuh tersungkur di lantai. "Jangan pernah lo nyentuh istri gua, bajingan!"
"Lo harusnya sadar diri, lo yang ngerebut Zelvin dari gua!" ucap Cakra. Mereka berdua ribut membuat Zelvin pusing.
Bryan dan kedua adeknya langsung menghampiri Zelvin dan menuntunnya menjauh dari kedua dominant yang sedang memperebutkan Zelvin.
"Pa, papa gapapa kan? Ada yang sakit?" tanya Bryan. Zelvin menatap ketiga anaknya dengan mata berkaca-kaca.
Dengan sigap Terry memeluk Zelvin dan mengelus pelan rambutnya. "Hiks . . . A-aku gapapa, aku gatau harus apa. Aku . . . Aku pengen pulang" Zelvin menangis didalam pelukan Terry. Zelvin bingung kepada dirinya sendiri, kenapa ia begitu rapuh?
Hati mereka mendadak sakit melihat papa kesayangan mereka menangis dihadapan mereka. Tetapi tunggu sebentar, daddynya kemana? Apa masih ribut dengan Cakra? Bryan memberi kode ke Kai dan Terry untuk menenangkan papanya, sedangkan dirinya menghampiri daddynya.
Sesepi itu parkiran sampai tidak ada yang melerai perkelahian Cakra dan Abian. Bryan hendak melerai tetapi ia malah kena pukulan dari Cakra tepat di pipinya. Pada akhirnya Bryan kembali lagi dengan pipi lebam.
"Bang, lo kenapa anjir?" tanya Kai. Bryan hanya menggelengkan kepala. Zelvin yang masih dipeluk oleh Terry itupun melirik ke arah Bryan yang terduduk disamping Terry.
Zelvin langsung melepaskan pelukan Terry kemudian ia beralih ke Bryan. Ia menangkup kedua pipi Bryan. "Abang, kamu kenapa? Kamu dipukul sama siapa? Bilang ke papa"
Bryan hanya menggelengkan kepalanya. "Hiks abang, jangan kayak gini. Bilang ke papa" Zelvin lagi-lagi menangis, entah mungkin ini hari terburuknya. Bryan tersenyum kemudian mengusap air mata Zelvin.
"Abang gapapa kok. Tadi cuman mau melerai daddy sama bang Cakra, eh Bry kena pukulannya bang Cakra" jawabnya. Zelvin memeluk anak sulungnya.
"Maafin papa, maafin hiks. Harusnya ini jadi liburan keluarga yang asik, tapi malah kayak gini hiks" ucap Zelvin sambil menangis.
"Ini bukan salah papa kok. Musibah ga ada yang tau papa, jangan salahin diri sendiri ya" ucap Bryan.
"Bukan salah papa kok, kita sayang sama papa" ujar Kai.
"Papa jangan sedih terus ya, kita berusaha bikin papa ga sedih lagi" lanjut Terry.
Mendengar ucapan ketiga anaknya Zelvin tak bisa menahan air matanya lagi. Zelvin menatap pipi Bryan, ia mengelus pelan pipi yang lebam itu.
"Ini sakit?" tanya Zelvin. Bryan hanya mengangguk sambil meringis.
Zelvin mengusap air matanya. Ia harus menyelesaikan ini, jika dibiarkan salah satu dari mereka bisa terluka parah. Zelvin berdiri dan berjalan cepat menuju tempat perkelahian Abian dan Cakra.
Zelvin melihat perkelahian tanpa ada rasa mengalah sama sekali. Zelvin mengingat-ingat masa saat ia sekolah, dia dulu sering masuk bk gegara berkelahi dengan anak kelas sebelah yang mengata-ngatain dirinya. Tolong untuk saat ini jangan menjadi Zelvin yang rapuh, ia harus bisa melerai mereka berdua. Ia belum siap menjanda jika Abian terluka.
"WOY! KALIAN BISA BERENTI GAK?!" teriak Zelvin. Bukannya mereka berdua berenti tetapi melanjutkan perkelahiannya, Zelvin hendak menghampiri tetapi Kai meraih tangannya.
Zelvin melirik kebelakang dan tersenyum kecil. Ia melepaskan tangan Kai kemudian ia menghampiri Abian dan Cakra yang sedang berkelahi. Huh enaknya Zelvin apain ya? Mukanya harus ditonjok atau ditendang?
Zelvin menatap datar perkelahian itu, sebenarnya ia tak tega melihat wajah Abian yang sudah lebam itu. Klo untuk Cakra ia tidak peduli mau lebam atau gimana pun.
Bug
Bug
"ANJIRR!!" teriak ketiga anaknya yang melihat kejadian didepannya secara langsung.
TBC
wadoh klo Zelvin jadi janda, Bryan nya kesenengan
jangan lupa vote yh
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...