Part 21

294 42 5
                                    

Abian mengukung tubuh mungil Zelvin. "Ayo bikin adek buat mereka!" ajak Abian disertai dengan senyumnya. Zelvin menatap ngeri sosok diatasnya ini.

"Gilak nih orang, gue udah stress ama ketiga curut ditambah nih orang. Sekarang malah mau nambah lagi" guman Zelvin.

Dirinya juga heran kenapa Abian ini tidak habis tenaganya? Dia tadi habis dipukulin kayak gitu, apalagi mukanya masih lebam. Malah si Abian mau gempur Zelvin, sungguh aneh.

"Ga" singkat Zelvin.

"Sayang, kenapa?" tanya Abian dengan nada memelas.

"Kamu lagi sakit kek gitu. Terus juga mau nambah lagi? Gamau, klo kamu yang ngelahirin gapapa. Ini aku yang ngelahirin kocak" kesal Zelvin sambil menatap malas wajah Abian yang berada diatasnya.

Abian langsung menjatuhkan tubuhnya diatas Zelvin. Zelvin melotot betapa beratnya tubuh Abian ini. Ia hendak menggeser tubuh Abian ke samping. Tetapi Abian memeluknya dengan erat.

"Ian, berat ih. Minggir sana" Zelvin berusaha menjauhkan tubuh Abian yang ternyata ternyata sudah tertidur.

Zelvin hendak menyingkirkan kepala Abian terlebih dahulu, tiba-tiba saja dirinya dibuat terkejut dengan suhu tubuh Abian. Suaminya ini sangat jarang yang namanya demam, klo demam sudah lah pasrah aja Zelvin.

"Malah demam, perasaan tadi baik baik aja" gumannya.

Sebenarnya Zelvin merasa lapar sih, dilihat-lihat juga hari sudah sore. Dirinya belum makan dari tadi siang gegara Abian dan Cakra ribut tadi. Zelvin mengambil hpnya yang berada diatas meja dekat ranjangnya. Kemudian ia menelpon salah satu anaknya yaitu Kai.

"Ada apa pa? Kita di rumah kok" ucap Kai didalam telpon itu.

"Bisa beliin papa roti ga? Atau ga kalian pesen makanan aja" pinta Zelvin.

"Bisa kok pa, nanti Kai pesenin" jawab Kai.

"Sekalian bubur ya" pinta Zelvin lagi.

"Tumbenan, dad lagi sakit kah?" tanya Kai.

"Iya, tolong ya dek" ucap Zelvin.

"Siap, nanti Kai telpon lagi" jawab Kai. Kemudian Zelvin mematikan telponnya.

Zelvin menepuk pelan bahu Abian agar ia bangun. Sejujurnya ia susah untuk bergerak karena Abian berada diatasnya dan ia juga malah memeluknya.

"Ian bangun dulu" ucap Zelvin dengan nada lembutnya. Abian pun akhirnya terbangun.

"Hm?" singkat Abian.

"Minggir dulu, aku keberatan ini" ujar Zelvin.

"Temenin aku disini" jawab Abian dengan manja.

"Kamu demam Ian, aku mau ambil kompres dulu ya" ucap Zelvin. Abian pun menyingkirkan tangannya dari perut Zelvin.

Zelvin pun pergi keluar kamar, ia berjalan menuju dapur. Ia mulai merebus air kemudian ia tuangkan di baskom, tidak lupa ia kasih air biasa juga biar kaga melepuh tuh dahi Abian.

"Papa ngapain?" tanya Bryan sambil meneteng beberapa bungkus plastik.

"Ini mau ngekompres daddy kamu. Itu apa bang?" tanya Zelvin.

"Tadi Kai pesen makanan. Papa juga nitip kan?" Zelvin menjawab pertanyaan Bryan dengan anggukan.

"Papa makan dulu aja, tadi kan ga sempet makan. Biar Bry temenin disini" lanjut Bryan sambil mengeluarkan beberapa makanan yang Kai pesankan untuk Zelvin dan Abian.

"Papa nanti aj-" ucapan Zelvin terpotong.

"Ga usah nanti-nanti papaku sayang. Nanti asam lambung papa kumat loh, mending makan dulu. Ini Bry taruh di meja ya" ucap Bryan sambil tersenyum ke arah Zelvin. Kemudian ia mengambil alih nampah yang berisi baskom serta handuk itu dari tangan Zelvin.

Bryan menarik Zelvin untuk duduk disampingnya. Pada akhirnya Zelvin nurut saja dengan omongan Bryan, padahal ia tadi sudah menolaknya. Sayangnya Bryan mengancam untuk mogok sekolah dan tidak pulang kerumah, Zelvin aja lagi ga mood malah diancam begitu. Mau ga mau nurut aja dia.

"Udah abang. Klo mau main chat ke papa ya. Mwah!" Zelvin mengecup pipi Bryan, kemudian ia membawa nampan berisi baskom dan juga bubur itu ke kamarnya.

"Anjir? Gua dicium?" gumannya sambil memegang pipi sebelah kanannya. Kayak ga pernah dicium Zelvin aja dia tuh.

Setelah itu, Zelvin kembali kekamarnya lagi dengan membawa baskom berisi air hangat serta handuk. Ia membuka pintu kamarnya dengan pelan pelan. Kemudian ia menghampiri Abian yang terbaring lemah, Zelvin menaruh nampannya di meja dekat kasurnya.

Zelvin mulai mengompres dahi Abian. Ia juga mengambil mangkok yang berisi bubur itu, lalu menyuruh Abian bersandar di headboard. "Ian makan dulu ya, aaaa" Zelvin menyuapi Abian.

"Kamu udah makan, mbul?" tanya Abian. Zelvin mengangguk sambil menyuapi Abian.

"kwapwan?" tanyanya lagi padahal mulutnya belum menelan itu bubur.

"Klo makan itu ditelen dulu, baru ngomong. Aku udah makan tadi, dipaksa sama abang" jawab Zelvin.

"Kamu klo ga dipaksa sedikit juga ga makan, palingan fokus buat jagain aku" ujar Abian. Zelvin biasanya lupa untuk makan jika dirinya mengurus salah satu keluarganya yang sedang sakit.

"Mas, masih pusing?" tanya Zelvin.

"Uhuk . . . uhuk . . ." tiba-tiba saja Abian tersedak. Apalah dia, dipanggil mas doang langsung tersedak. Zelvin mendadak panik, ia segera memberikan Abian minum.

"Pelan-pelan aja minumnya nanti keselek lagi" ucap Zelvin.

"Mas masih pusing, dek" jawab Abian dengan nada lembutnya. Wajah Zelvin mendadak merah merona, bisa-bisanya seorang Abian klo lagi sakit ada aja gebrakannya.

"Muka kamu gemes banget mbul" kekeh Abian sambil mencubit gemas pipinya.

"Klo kamu yang ngurusin mas pasti mas cepet sembuhnya" lanjut Abian dengan tersenyum ke arah Zelvin.

"Ya dari dulu siapa yang ngurusin kamu klo bukan aku?" jawabnya sambil menatap sinis ke arah Abian.

"Iya sayangku cintaku. Makasih banyak ya. Kayaknya aku mau tidur di kamar tamu aja" ucap Abian. Zelvin langsung menatap wajah Abian.

"Loh kenapa? Aku ga becus ngeraw-" ucapan Zelvin terjeda karena telunjuk Abian berada di bibir Zelvin.

"Hus ga usah bilang gitu. Aku gamau kamu ketularan sakit, ini juga karena aku tadi. Aku gamau kamu terlalu khawatir, lagian kita masih serumah. Aku cuman gamau kamu ikut sakit juga" jelas Abian. Zelvin menaruh mangkok itu di atas meja.

Zelvin langsung memeluk Abian. "Aku ga peduli mau kamu sakit apa engga. Lagian aku udah biasa ngerawat kamu. Ian ga usah khawatir, aku jarang sakit kan" jawab Zelvin.

"Aku gamau hiks . . . klo kamu atau anak-anak itu sakit. Hiks . . . Rumah kayak sepi begitu, jadi aku cuman berusaha buat ngerawat kalian sebisaku aja" lanjutnya.

Abian mengelus pelan punggungnya. "Aku juga gamau klo kamu sakit mbul. Aku cuman pengen liat kamu ceria, bukan malah sakit" jawabnya.

"Jangan nangis gitu dong, biasanya juga marah-marah klo aku atau anak-anak sakit gegara ga nurut" lanjutnya.

"Eh, kok diem?" Abian menoleh ke arah Zelvin. Ternyata Zelvin tertidur, sepertinya dirinya moodnya sedang tidak baik-baik saja makanya langsung tertidur.

Abian mengecup kening Zelvin. "Bobo yang nyenyak sayangku" Abian sedikit menggeser tubuh Zelvin agar istrinya bisa tertidur dengan nyaman, lalu ia menyelimuti Zelvin serta memeluknya. Ia ikut tertidur.














TBC

duarr segini aja dulu yh, lagi buntu dikit

jangan lupa vote ya

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang