Part 23

354 46 5
                                    

"Bangun sayang. Udah sore loh" ucap Abian. Zelvin pun membuka matanya.

Zelvin mengangkat tubuhnya dibantu oleh Abian untuk bersandar. "Mau makan apa minum dulu?" tanya Abian.

"Minum" jawab Zelvin. Abian pun mengambil botol air minum serta ia beri sedotan.

"Pelan-pelan minumnya. Habis ini makan ya, aku suapin" ucap Abian. Zelvin mengangguk.

Setelah minum, Zelvin memberikan botol air minum ke suaminya. Abian mengambil makanan yang sudah dibawakan perawat tadi diatas meja.

"Aaa!" Abian menyuapi Zelvin seperti menyuapi anak kecil. Zelvin memakan suapan dari Abian.

"Pelan-pelan ngunyahnya. Apa mau dibantu pake minum?" tanya Abian. Zelvin menggelengkan kepalanya.

Abian menyuapi lagi Zelvin. Baru saja tiga suapan makanan Zelvin menolak untuk makan lagi. "Udah Ian" ucap Zelvin.

"Lagi, pokoknya harus makan. Masih tiga suapan loh sayang, kamu udah kurus gitu kok. Makan lagi ya, penting perut kamu keisi" ucap Abian. Zelvin sudah mengerucutkan bibirnya agar Abian menuruti permintaannya.

"Jangan kayak gitu, kamu klo ga sakit ya aku turutin. Kamu udah kurus kayak gitu, ini makan sayang" Abian menyuapi lagi Zelvin. Mau tidak mau Zelvin memakan suapan itu lagi, padahal ia sudah tidak kuat untuk makan.

Pada akhirnya makanannya pun habis. "Anak pintar!" ujar Abian sembari mengusak lembut rambut Zelvin.

"Kamu ga makan?" tanya Zelvin.

"Udah tadi, pas kamu masih tidur" jawab Abian. Zelvin mengangguk lemas.

Drrt... drrt...

Hp yang berada disaku Abian itupun bergetar. Mungkin ada yang ngechat atau telepon. Abian mengambil hpnya dari saku, ternyata Bryan menelponnya.

"Kenapa?" tanya Abian.

"DAD, PAPA GA ADA DIRUMAH!" teriak Bryan yang panik itu. Abian langsung menjauhkan hpnya dari telinganya.

"Hah? Seriusan? Udah kalian telepon?" jawab Abian yang pura-pura panik itu. Padahal Zelvin masih disampingnya, ia hanya menggelengkan kepalanya. Kasihan anak-anaknya sudah panik, malah dijailin.

"DAD! SERIUSAN INI" sekarang gantian Kai yang berteriak.

"Papa ga bisa di telepon dari tadi. PAPA KEMANA BEJIR!" lanjut Terry.

"DAD! KOK DIEM AJA?!" tanya Bryan.

"PAPA UDAH GUA CARIIN DI SUPERMARKET GA ADA!!!" teriak Kai.

"Istrinya hilang malah santai lo pak tua" sinis Taehyun.

"Udah dicariin di rumah sakit emang?" tanya Abian, ia sudah lelah mendengar teriakan mereka itu. Padahal ia ingin menjaili lagi, cuman berujung di cubit Zelvin.

"HAH?!" jawab mereka bertiga.

"Hah hoh hah hoh, kesini papa lagi di rumah sakit. Kamarnya nom—" belum sempat Abian menyelesaikan ucapannya, teleponnya sudah ditutup saja. Dasar anak kurang ajar, mereka juga belum tau diruangan mana Zelvin dirawat. Biarkan saja, biar mereka yang mencarinya sendiri.

Setelah berganti baju, Bryan serta kedua adeknya pergi ke rumah sakit. Sesampainya disana mereka mencari cari kamar Zelvin. Mencari kesana kemari yang ada malah salah kamar. Akan tetapi rasa malu mereka mendadak hilang jika merasa malu. Padahal mereka sukanya malu-maluin.

"Mana njir kamarnya?" tanya Terry, dia sudah lelah mengikuti mereka.

"Gua gatau" jawab Bryan dengan rasa tidak bersalahnya. Terry langsung menjitak kepala abangnya. Kai malah sudah lebih dulu mencari.

"Yeu, kenapa kaga nanya dad njir? Mending ikut Kai aja gua" Terry berlari mengikuti Kai. Bryan juga mengikuti Terry dari belakang.

Brak

Kai sedikit kasar membuka pintu, karena dirinya reflek campur lelah mencari kamar papanya. "Maaf" lirih Kai sambil menetralkan napasnya.

"Adek" Kai mendengar suara Zelvin itu sontak menoleh. Kai menatap orang yang memanggilnya, terbaring di rumah sakit dengan infus serta wajah yang pucat itu.

"HUAA PAPAA!" Kai langsung menghampiri Zelvin. Ia duduk di kursi yang berada disamping ranjang Zelvin. Ia menyandarkan kepalanya di paha Zelvin.

Terry dan Bryan mendengar teriakan serta melihat Kai memasuki kamar itu pun langsung berlari menuju kamar tersebut. Abian hendak menutup kamarnya tetapi tiba-tiba saja Terry dan Bryan membuka pintu itu. Untung saja Abian sedikit menghindar.

"PAPA SAKIT APA?!" teriak Terry.

"PAPAA!" teriak Bryan.

Telinga Abian bisa bisa meledak mendengar teriakan mereka berdua. Bryan dan Terry pun menghampiri Zelvin.

"Kalian ga usah khawatir sama papa. Papa baik-baik aja loh" ucap Zelvin berusaha untuk menenangkan mereka bertiga.

"Baik-baik aja apanya? Papa masuk rumah sakit itu emang bisa dibilang baik-baik aja? Apalagi papa sampe infus kayak gitu sama wajah papa itu pucet, gimana ga khawatir kita?" ucap Terry dengan panjang lebar. Zelvin hanya bisa pasrah saja, tapi emang bener yang Terry ucapin, jika dirinya baik baik saja mana mungkin dia berada di rumah sakit.

"Eric" lirih Zelvin. Terry langsung naik diatas ranjang Zelvin kemudian ia berbaring disampingnya serta memeluknya.

"Kita khawatir sama papa. Cahaya di rumah kita itu papa, klo papa sakit ga ada cahaya yang bikin rumah kita terang. Senyum papa itu semangat buat kita, apalagi klo papa lagi marah-marah. Sebenarnya kita gamau bikin papa marah, cepet sembuh paa" jelas Terry. Hati Zelvin mendadak terenyuh dengan ucapan Terry.

Ia ingin menahan air matanya sayangnya itu tidak bisa, pada akhirnya Zelvin merintihkan air matanya. "Papa sayang sama kalian"

"Kita juga sayang papa" ketiga anaknya itu langsung memeluk Zelvin.

Abian menatap kebersamaan itu, hatinya sangat tenang. Ya walaupun dia punya rasa cemburu, tetapi cemburunya hanya untuk ingin dimanja oleh Zelvin. Abian juga sayang pada ketiga anaknya itu.

Tak terasa hari sudah mulai gelap. Mereka masih asik bercanda tawa, sesekali saling menjaili.

Tok Tok Tok

Suara pintu diketuk, Abian berdiri dan membuka pintu. Kemudian ia mengizinkan perawat untuk masuk.

"Permisi ya adek-adek" ramah perawat itu. Perawat itu menaruh nampan berisi makanan, minuman serta obat-obatan itu di meja dekat ranjang Zelvin. Sesekali mengecek cairan infus. Setelah itu perawat pamit keluar kamar.

"Papa makan dulu!" ujar Bryan dengan penuh semangat. Bryan mengambil makanan itu, kemudian menyuapkan ke Zelvin.

Zelvin melahap suapan Bryan sampai ke tiga suapan ia sudah tidak kuat untuk menelannya. "Udah ya" ucap Zelvin.

"Satu lagi pa! Minum dulu ya, ditelan pelan pelan aja" pinta Bryan. Zelvin meminum air putih itu lalu makan satu suapan dari Bryan.

"Satu lagi!" Zelvin langsung menggelengkan kepalanya.

"Udah, papa udah ga kuat buat nelen. Mau muntah klo diisi lagi" pinta Zelvin dengan wajah memelas.

Pada akhirnya makanan itu diambil alih oleh Abian. "Makan sayang ya. Gapapa muntah yang penting ke isi, dari tadi kamu bilang begitu loh. Aaa!" Abian menyuapi makanan ke Zelvin. Ya mau ga mau ia harus memakan suapan itu lagi.

Makanannya pun habis, berterima kasihlah atas Abian yang sudah memaksa Zelvin untuk menghabiskan. Abian menyodorkan obat serta air minum ke Zelvin. Ia menerimanya dan meminum obat itu.

Beberapa menit kemudian ia merasa ngantuk. "Aku ngantukk!" ucap Zelvin.

"Papa tidur aja, kita masih belum ngantuk" ujar Bryan yang masih main game bersama kedua adeknya lantai yang ada karpetnya.

"Tidur ya sayang!" pinta Abian sambil mengelus surai rambut Zelvin. Pada akhirnya Zelvin tertidur.

"Selamat tidur sayangku"








TBC

HEHE HAMPIR LUPA AMA NIH WP —_—

jangan lupa vote sama komen ya

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang