Part 24

192 36 22
                                    

Dua minggu kemudian Zelvin dinyatakan sembuh. Lumayan lama bukan? Zelvin klo sekali sakit emang sembuhnya lama, berbeda dengan keempat dominant itu.

"Tuh trio pasti seneng klo denger papanya udah pulang" ucap Abian.

"Lagian di rumah sakit ngebosenin. Aku pengen pulang dari hari-hari kemarin malah katanya demamku belum turun" jawab Zelvin sambil mengerucutkan bibirnya.

Abian yang sibuk membereskan barang-barang Zelvin itu langsung berjalan menuju istrinya. Ia duduk disampingnya kemudian mengelus lembut rambutnya.

"Demam kamu dari kemarin-kemarin emang tinggi sayang. Makanya kamu di sini dulu, aku khawatir pas demam kamu ga turun-turun" ucap Abian.

"Tapi walaupun demamku tinggi pun aku ga ngerasa tuh. Cuman pusing sedikit" jawab Zelvin.

"Udah-udah jangan dipikirin lagi. Hari ini kan pulang, aku beresin ini dulu ya" Zelvin pun menganggukkan ucapan Abian.

Abian melakukan kegiatannya yang tertunda tadi. Barang-barang Zelvin memang tidak terlalu banyak, jadi dirinya bisa membereskannya dengan cepat. Abian mengajak Zelvin pulang.

Sesampainya di rumah, maklum klo sepi soalnya ketiga anaknya juga masih di sekolah dan untungnya masih bersih.

"Mbul, mau aku gendong sampe ke kamar?" tanya Abian. Zelvin menggelengkan kepalanya.

"Gamau, kamu udah cape ngurusin aku di rumah sakit. Mending kamu istirahat aja" ucap Zelvin. Tetapi Abian langsung menggendong Zelvin menuju kamar mereka.

"Eh.. Kan udah aku bilang gamau. Kenapa di gendong?" tanya Zelvin.

"Kamu baru sembuh, aku gamau kamu banyak gerak dulu. Ya jadi aku gendong aja, ga salah kan?" tanya Abian.

"Engga kok. Makasih ya" lirih Zelvin. Abian membaringkan tubuh Zelvin di atas kasur.

"Makasih buat apa sayang? Kamu ga usah berterimakasih gitu. Aku juga punya kewajiban buat jagain istriku sendiri. Apalagi kamu juga udah ngerawat aku pas sakit kan" jelas Abian sambil mengelus rambut Zelvin.

"Eh sayang, jangan nangis dong!" Abian mengusap kedua mata Zelvin.

"Engga kok, siapa yang nangis?" tanya Zelvin.

"Mata kamu ga bisa bohong sayang" jawab Abian.

"Aku mau tidur aja deh" Zelvin menarik selimut hingga menutupi wajahnya.

"Jangan gitu, nanti pengap loh!" Abian membenarkan posisi selimut Zelvin.

Zelvin pun tertidur pulas. Abian mengecup keningnya kemudian berjalan keluar dari kamar dan menuju dapur. Ia hendak memasak sesuatu.

Abian sudah memakai celemek dan bersiap untuk memasak. Saat ia membuka kulkas, senyumnya seketika luntur.

"Anjir? Isinya hikmah" gerutu Abian. Ia mendadak tidak mood, padahal dirinya ingin memasakkan sesuatu untuk Zelvin tersayangnya itu.

Pada akhirnya Abian melepaskan celemeknya kemudian membuka hp. Ia mulai memesan beberapa makanan untuk lima orang sekaligus, buat yang baca ga dipesenin.

Setelah selesai memesan, Abian keluar dari dapur. Ya dia sebenarnya ingin bermanja-manja dengan Zelvin, tapi ia tidak tega mengganggu istrinya yang baru saja pulang dari rumah sakit itu.

Ceklek!

Suara pintu terbuka, ya sepertinya ketiga anaknya itu baru saja nyampe di rumah. Abian bersembunyi di belakang sofa sambil mendengar pembicaraan ketiga anaknya itu.

"Bang, gimana sih kaga dikunci pintu rumahnya" gerutu Kai pada Terry.

"Udah gua kunci anjir! Keknya Dad udah pulang" jawab Terry.

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang