Di pantai, Zelvin langsung berlari meninggalkan keempat dominant dibelakang. Betapa senangnya dirinya, ia berlari kesana kemari seperti anak kecil. Dirinya tidak peduli ditatap kayak gimanapun lagian mereka punya mata.
"SAYANGG!! JANGAN LARI LARI!" teriak Abian. Ia menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, hatinya senang jika Zelvin sesenang itu.
Zelvin berlari menuju mereka berempat. Ia menarik salah satu dari keempat dominant itu. Ia menarik anak tengahnya si Terry, karena Zelvin kesal melihat Terry sok kul.
Zelvin mengajaknya bermain di tepi pantai. Ketiga dominat pun menyusul mereka berdua dan ikut bermain.
Abian menghampiri Zelvin lalu menarik pinggangnya agar tubuh mereka mendekat. Abian mendekatkan bibirnya di telinga Zelvin.
"Udah aku bilang jangan pake celana pendek, kok malah dipake sih?" nada Abian sedikit memelas serta mulutnya melengkung.
Cup
Zelvin mencium pipi Abian. "Udah aku bilang, klo aku tuh males pake baju panjang" jawabnya.
"Tapi aku ga suka kamu diliatin orang" ucap Abian. Rasanya Zelvin ingin menceburkan Abian di tengah laut, padahal orang-orang juga punya mata.
"Mereka punya mata loh. Kamu mau aku ambekin lagi?" ancam Zelvin. Abian menggelengkan kepalanya.
"Makanya jangan begitu. Aku cuman punya mas" lanjut Zelvin dengan nada melembut, ia menoleh ke arah Abian lalu mencium pipinya. Zelvin melepaskan tangan Abian dari pinggangnya dan pergi menghampiri ketiga anaknya.
Jangan tanyakan keadaan Abian yang saat ini pipinya mendadak memanas. Jangan ditolongin klo Abian pingsan karena Zelvin memanggilnya mas. Rasanya ia ingin menciumin Zelvin ditengah tengah keramaian. Saltingnya Abian itu agak unik.
Zelvin saat ini merasa haus, ia meninggalkan ketiga anaknya yang asik bermain itu. Ia menghampiri Abian yang terduduk di kejauhan sambil menatap kelakukan Zelvin.
"Mas, aku haus" ucap Zelvin. Ia menatap Abian serta bibirnya mengerucut seperti bebek. Ya kebiasaan Zelvin jika menginginkan sesuatu, pasti akan memanggilnya mas atau bicara dengan kata-kata manis atau saja memasang muka memelas.
Abian mengangguk. "Mas beliin air kelapa aja ya?" Zelvin mengangguk.
"Kamu disini dulu, jangan kemana-mana" Abian mengecup keningnya, lalu mengusak rambutnya. Zelvin pun duduk di samping tempat duduk Abian.
Sebelum membeli air kelapa, ia menghampiri ketiga anaknya. "Kalian mau minum ga?" mereka bertiga mengangguk.
"Ikut gua" ajak Abian.
"Dad, bisa bawain aja ga? Kita lagi main nih" pinta Bryan. Abian langsung menggeleng.
"Ga. Klo mau ya harus ikut gua" Abian pun pergi meninggalkan ketiga anaknya. Ya mau ga mau mereka bertiga harus ikut Abian beli minum.
Sampai disana Abian memesan lima minuman sekalian menunggu ketiga anaknya datang menghampirinya. Tiba-tiba saja bahu Abian ditepuk oleh orang, ia sontak terkejut. Ia pun menoleh ke belakang.
"Widih Abian. Apa kabar lo?" tanya orang itu. Abian mengingat ingat sebentar.
"Gua baik, lo gimana Cak?" orang tersebut adalah Cakra. Kenapa ia harus bertemu dengan Cakra disaat saat acara keluarganya ini? Semoga saja Cakra tidak menemukan Zelvin.
"Gua juga baik. Udah lama ga ketemu, gua terakhir liat lo pas kelulusan haha" ucap Cakra sambil tertawa canggung.
"Lo ga banyak berubah ternyata" jawabnya.
"Hahaha biasa aja. Lo udah nikah Bi?" tanya Cakra.
"Gua udah, lo sendiri gimana Cak?" tanya Abian balik.
"Gua masih belum. Lagi nungguin seseorang aja, ya siapa tau masih lajang" Abian tau orang yang dimaksud Cakra itu Zelvin.
"Klo orangnya udah nikah gimana?" tanya Abian lagi. Cakra hanya tersenyum kecil.
"Klo bisa sih mau gua rebut" bisik Cakra, lalu Cakra tertawa. Sedangkan Abian, ia ingin memukuli orang didepannya ini. Ia tidak rela jika kesayangannya yang ia kejar-kejar dan sesusah itu ngeluluhin hatinya malah mau diambil orang.
"Gua inget banget Zelvin cerita ke gua sama temen tongkrongan klo lo ngangguin dia. Dia sampe bilang pengen nyeburin lo ke laut gegara tiap hari nongol di jendela kelas. Katanya hidupnya pengen tenang, terus lo nongol mulu sampe Zelvin di ejek temen tongkrongan. Dia misuh-misuh ga jelas, gemes" ucap Cakra sambil mengingat-ingat pas Abian ngejar Zelvin. Cakra tidak tau saja jika didepannya menatapnya dengan tatapan tajam dan wajahnya datar.
"Gua inget banget itu. Gua suka jailin dia" jawabnya. Tapi klo diinget-inget Abian suka raut muka Zelvin klo lagi kesel.
"Moga aja lo ga bertepuk sebelah tangan Bi" ucap Cakra sambil menepuk-nepuk bahu Abian. Kata siapa cintanya bertepuk sebelah tangan? Aslinya sih engga.
"Bukannya lo yang bertepuk sebelah tangan?" guman Abian.
"Oh iya gua lupa mau nanyain ini" ucap Cakra.
"Apa?" singkat Abian.
"Lo udah nikah sama siapa? Siapa tau gua kenal haha, gua ga bermaksud mau ngerebut" balas Cakra dengan nada bercanda.
"Ya it-" tiba-tiba ucapan Abian terputus karena teriakan ketiga bokem.
"DAD, LO UDAH PESEN BUAT KITA BERTIGA KAN?!" teriak Bryan dari kejauhan. Sontak Abian menahan malu karena kelakukan anaknya. Sedangkan Cakra, ia langsung menoleh ke sumber suara.
Bryan serta kedua adeknya menghampiri Abian, mereka tidak sadar jika ada keberadaan Cakra disamping mereka.
"Anak lo ini Bi?" tanya Cakra di sela sela pembiacaraan mereka berempat. Ketiga anaknya ini melirik ke arah Cakra. Mereka sontak terkejut.
"Lah bang Cakra? Ngapain kesini?" tanya Kai. Pertanyaan Kai langsung mendapat cubitan dari Terry dipantatnya, emang nih bocah klo nanya agak ga diliat tempatnya.
"Ya gua kesini mau refreshing diri aja" jawab Cakra. Mulut Kai berbentuk huruf 'O', lalu mengangguk pelan.
"Mending duduk sini aja kita ngobrol" ajak Cakra. Mereka ya nurut aja sih, lagian mereka juga melihat mata Abian yang kelihatannya sedang marah tetapi ia tahan.
Mereka berbincang bincang, Abian hanya menjawab seperlunya saja selebihnya ia mendengar bacotan mereka yang tidak jelas. Sungguh ia tidak suka jika Cakra membahas Zelvin terus terusan.
Disisi lain, Zelvin merasa kesal karena Abian dan ketiga anaknya ini lama sekali, padahal cuman membeli minuman doang. Apalagi ia baru saja mau menelpon salah satu dari mereka, eh ternyata hpnya berada disampingnya semua. Mau ga mau Zelvin harus menghampiri mereka dengan perasaan kesalnya.
Sesampainya ditempat sana, Zelvin menatap dari kejauhan. Bisa Zelvin lihat keempat dominant itu berbicara entah dengan siapa. Ia pun mulai mengendus kesal, ternyata ini penyebab mereka lama.
"Kalian ini dari tadi ditungguin, ternyata disini?" kesalnya dengan mulut mengerucut seperti bebek.
Kelima dominant itu menoleh ke sumber suara. Ekspresi Zelvin langsung berubah matanya sedikit membesar dan mulutnya terbuka sedikit. Ia terkejut melihat seseorang didepannya.
"C-Cakra?" gumamnya dengan pelan. Saking pelannya hampir tidak bisa di dengar oleh telinga siapapun. Ia sedikit ketakutan dan terkejut secara bersama.
"Hai Zelvin! Apa kabar? Udah lama ga ketemu" ucap Cakra dengan tersenyum kearahnya.
TBC
Happy New Year semuaa, huhuu makasih udah setia sama cerita gue, duh salting klo ada yg setia gini ahiahauhaai
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...