Jam pembelajaran telah usai dan bel pulang pun sudah dibunyikan. Seperti hari hari biasa mereka bertemu di parkiran sekolahan. Ya mereka bertiga harus menunggu parkiran sepi, soalnya motor mereka berhimpitan dengan motor pelajar yang lain.
Beberapa menit pun parkiran sudah sepi tinggal mereka bertiga dan beberapa siswa yang lainnya.
"Bang udah sepi, gas ke cafe?" tanya Kai. Bryan pun mengangguk.
Mereka bertiga pun bergegas ke cafe milik Cakra itu. Sesampainya disana seperti hal yang dilakukan mereka ya memesan minuman dan camilan. Mereka pun duduk di kursi dan menunggu pesanan mereka.
"Kira-kira bang Cakra ada ga ya?" lirih Kai.
"Entahlah" jawab Terry.
Beberapa menit kemudian, pesanan mereka datang. Setelah itu mereka bercanda gurau seperti anak muda biasanya.
Saat mereka asik bercanda. Mereka tidak menyadari adanya Cakra di cafe itu, untungnya mereka tidak menggibahinya. Tiba tiba Cakra datang dan menghampiri mereka bertiga.
"Gua boleh join kaga?" tanya Cakra. Mereka bertiga pun menoleh.
Bryan menarik satu kursi kosong di sampingnya. "Eh bang Cakra, duduk sini bang" Cakra mengangguk dan duduk dikursi.
"Kalian bahas apaan?" tanya Cakra.
"Biasa bang hal hal yang ga penting" jawab Terry sambil menyeruput minumannya.
"Oh iya di sekolah gimana? Kaga ada bolos-bolos kan?" ucap Cakra sedikit tertawa. Karena ia mengingat cerita mereka saat bolos dan diambekin oleh papanya selama seminggu atau berapa hari lah.
"Untungnya engga bang, kita udah kapok. Yakan dek?" ucap Bryan. Kai dan Terry hanya menjawab dengan anggukan.
Mereka asik berbincang bincang. Sesuai dengan rencana mereka curhat tentang orang yang mereka sukai tetapi endingnya malah di sakiti atau ditinggalin, padahal aslinya cuman buat mancing doang.
"Hadeh, keinget gua jaman SMA dulu" Cakra mengingat masa masanya dulu bersama sang pujaan hati ya siapa lagi klo bukan Zelvin.
"Kenapa bang?" tanya Bryan yang penasaran itu.
"Gua dulu suka sama temen gua sendiri ya gua tau dia straight. Gua nyatain perasaan, hasilnya malah dia nolak gua dan dia anggap gua sebagai abang. Lama-lama gatau kenapa dia menjauh dari gua, tau tau dia udah jadian sama cewe yang sering dia ceritain itu" Cakra menjeda ucapannya kemudian menatap ketiga bujang didepannya, sepertinya mereka bertiga ini penasaran sekali.
"Terus gimana bang? Kok berenti? Kita penasaran ini" ucap Kai.
"Iya iya gua lanjutin. Sampe mana tadi?" tanya Cakra, wajar aja ia sedikit pikun.
"Sampe cewe cewe klo ga salah" jawab Kai. Cakra pun melanjutkan ceritanya.
"Pas itu gua mikir, ya wajar aja klo jarang nongkrong bareng dianya aja sibuk sama cewenya. Jujur gua sakit hati klo tiba tiba dia jauhin gua, padahal gua gapapa klo dianggap sebagai abang doang. Pas kelulusan gua mau ikut kumpul sama temen-temen pasti disitu ada dia, tetapi tiba-tiba aja gua disuruh buat cepet pulang sama ortu gua karena mereka ada kepentingan kerjaan dan gua harus ikut. Padahal gua belum sempat pamitan sama temen-temen terutama sama dia" Cakra mulai mengingat ngingat itu saat terakhir nya melihat Zelvin.
"Kasihan banget lo bang, sekarang lo gimana?" tanya Terry.
"Ga gimana-gimana. Gua cuman nungguin dia kembali, gua seneng sempet ketemu sama dia. Tapi kayaknya dia takut sama gua. Jujur gua menyesal udah bikin dia takut" ucap Cakra dengan penuh penyesalan.
"Padahal dia udah seneng ketemu gua gegara sekian lama udah ga ketemu. Gua juga seneng ngeliat dia, wajahnya ga berubah. Makin cantik apalagi rambutnya yang udah sedikit panjang. Apa dia udah nikah ya?" lanjut Cakra.
"Maaf nih bang Cak. Klo boleh tau namanya siapa?" tanya Terry lagi.
"Zelvin, Zelvin William Pradipta" saat Cakra menjawabnya tiba-tiba Kai menyemburkan minumannya.
"Uhuk uhuk anying keselek gua" ucap Kai sambil menepuk-nepuk dadanya. Bryan langsung memberikan ia minum.
"Minum dulu dek, lagian lo unik anjir" kesal Bryan. Si Kai hanya cengegesan aja.
Pada akhirnya Bryan mulai bertanya ke Caksa. "Klo misal kenyataannya dia udah nikah gimana bang?" Cakra menjawab dengan tersenyum.
"Ya gapapa, emang dia ga ditakdirkan buat gua. Walaupun ada rasa sakitnya sedikit. Ya gua seneng klo dia juga seneng, klo dia masih anggap gua abang ya ga masalah. Gua cuman pengen liat dia bahagia. Gua masih sayang banget sama dia" ucap Cakra sambil menundukkan kepalanya.
"Terus sekarang lu udah ada penggantinya bang?" pertanyaan dari Terry itu langsung dijawab dengan gelengan kepala dari Cakra.
"Belum, sejujurnya gua udah lama nyariin dia. Tapi kayaknya dia udah bahagia dengan pilihannya" jawab Cakra sambil tersenyum.
"Misal dia udah ga straight terus tiba-tiba dia punya anak, bisa di bilang dia lelaki spesial gitu gimana?" tanya Bryan.
"Ga masalah bagi gua, yang terpenting laki-laki pilihannya memang terbaik untuknya. Pasti anaknya cantik cantik" ucapnya sambil membayangkan jika anak Zelvin itu pasti cantik mirip dengan Zelvin. Kenyataannya salah, ia berucap langsung didepan ketiga anaknya yang bisa dibilang lebih mirip ke Abian. Mereka bertiga langsung saling tatap tatapan.
"Bang, kita cowo bang" guman mereka bertiga
"Klo anaknya cowo, masa cantik?" protes Bryan. Mereka ini kesal karena di ucap cantik? Ya apalah jelas jelas mereka ini dominant, malah dibilang cantik. Maklumi kan Cakra gatau.
"Bisa ganteng bisa cantik, tergantung mirip siapanya aja. Gua pengen ketemu sama Zelvin, mungkin dia masih takut sama gua gegara dulu dan kejadian kemarin" Bryan menepuk pelan bahu Cakra.
Bryan tersenyum ke arah Cakra. "Sabar ya bang. Hilangin perasaan lo ke dia pelan-pelan aja. Dia udah bahagia dengan keluarganya. Semangat cari penggantinya ya bang, jangan malah buat pelampiasan"
"Maaf gua ga bisa terlalu jujur ke kalian. Mulut gua bisa merelakan tapi hati gua berkata lain"
Sekian lama mereka curhat tentang pujaan hati dan hari sudah mulai gelap. Bryan serta kedua adeknya izin ke Cakra untuk pulang, karena mereka bertiga sudah di spam telpon oleh Abian. Padahal niatnya mau sampe malem.
Mereka keluar dari cafe milik Cakra. "Sekarang udah ga dendam kan?" tanya Bryan. Kedua adeknya hanya mengangguk saja.
Kemudian mereka melajukan motornya dan bergegas pulang. Mereka takut dimarahin nyonya Zelvin, apalagi klo daddy yang telpon bisa marah besar dia.
Sesampainya dirumah mereka memarkirkan motor mereka. Sebelum masuk kerumah dan di interogasi oleh kedua orang tuanya itu, Kai mulai menghampiri kedua abangnya dan menepuk pundak mereka.
"Bang, lo ga ngerasa ada yang aneh ke bang Cakra?"
TBC
Asik nih klo ada konplik lagi, tapi gue ga bikin konplik yang berat berat. Cukup koper isi duit aja yang berat, klo konpliknya jangan.
Agak ga nyambung kah? nyambungin aja sendiri yh
Jangan lupa vote ya seng.
![](https://img.wattpad.com/cover/377179726-288-k461240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...