Zelvin sedang berada di dapur menyiapkan makan malam untuk suami dan ketiga anaknya. Oh iya sekarang Zelvin sudah memakai celana ya pendeknya sampe diatas lutut sih.
Ia mulai memotong beberapa sayuran, untung saja Kai dan Terry tadi membelikannya sayuran juga. Zelvin terheran heran tumbenan mereka belinya bener? Biasanya juga salah. Huh jangan dipikirkan lagi.
Grep
Abian memeluk istrinya lalu menaruh dagunya dibahunya. "Sayang" ucap Abian dengan nada memelasnya itu. Sepertinya Abian habis dimarahin oleh ketiga anaknya?
"Hm?" Zelvin hanya menjawab dengan deheman saja, karena ia sedang sibuk memasak.
"Mereka habis marahin aku, padahal aku daddynya loh. Bukannya hal yang wajar?" Abian mendusel di leher Zelvin.
"Salahmu sendiri, lagian tadi kenapa ga pakein celana?" lirih Zelvin. Jujur dirinya malu karena kejadian tadi sore.
"Bukannya kamu udah biasa ya?"
"APAAN?! JANGAN NGAWUR DEH, AKU BIASA PAKE CELANA PENDEK. LAGIAN OTAK KAMU ITU YA!"
Zelvin memukuli suaminya dengan tongkat ajaib, maksudnya sendok sayur. "Aduh aduh sayang. Ampun, aku cuman bercanda loh"
"Bercanda apaan yang kayak gitu? Ngawur aja kamu"
"Iya sayang iya, maafin suami kamu ini dong" Abian langsung memeluk Zelvin dengan erat. Istrinya memberontak karena tidak ingin di peluk oleh Abian.
"Lepas ih!" kesal Zelvin. Bukannya Abian melepaskan pelukannya, tapi dirinya malah mempererat pelukannya. Kemudian ia mengendus-ngendus leher Zelvin.
"Geli ih ianhh" Zelvin hendak menjauhkan kepala Abian, tetapi tenaganya berbeda jauh dengan Zelvin. Ia pun memikirkan ide agar Abian mau melepaskan pelukannya dan menjauhi kepalanya dari lehernya.
"ADEKK ABANG TOLONGIN PAPA!!" teriak Zelvin dari dapur. Abian pun langsung melepaskan pelukannya, ia malas jika harus bacot dengan ketiga anaknya.
Ketiga anaknya yang mendengar papanya teriak meminta tolong itupun segera berlari menuju dapur. Mereka takut jika papanya kenapa-kenapa. Sesampainya disana yang benar saja mereka harus melihat Zelvin dan Abian berduaan.
"Adek abang, bawa Daddy mu ini. Papa dari tadi mau masak ga jadi jadi" kesal Zelvin sambil mempoutkan bibirnya.
Sial pemandangan yang sangat menggemaskan. Saat ini, mereka rasanya ingin mencubit dan menciumi wajah Zelvin. Sosok lelaki manis didepan mereka ini bisa saja membuat mereka sesak napas dan diabetes secara mendadak. Tolong bawa mereka ke rumah sakit sekarang.
Zelvin keheranan dengan keempat dominant didepannya. Kenapa mereka menatapnya seperti itu? Apa ia harus mengambil sumpit untuk mencolok kedua mata mereka? Aduh jangan nanti malah jadi Agus sedih kan ga lucu.
Ia pun mengambil senjatanya berupa panci kecil, lalu mengangkatnya. "Kalian pilih pergi atau papa pukulin pake panci ini?" ucap Zelvin dengan nada sedikit berteriak.
Mereka berempat pun cepat-cepat keluar dari dapur karena takut kena amukan si maung. Zelvin hanya menggelengkan kepalanya, heran dengan kelakuan mereka. Tapi begitupun membuat Zelvin bahagia.
Klo dipikir-pikir dirinya jadi kepikiran akan pertemuan ia dengan Cakra secara tiba-tiba. Kenapa Cakra masih saja menyukainya? Apa dia belum tau berita tentang pernikahan dirinya dan Abian? Huh jangan dipikirkan lagi Zelvin, mending lanjutin saja memasaknya.
Tiga puluh menit berlalu. Ia pun menyiapkan makanannya di meja makan. "DAD, ABANG, ADEK SINI MAKAN!" teriaknya.
Mereka berempat pun berjalan menghampiri Zelvin. "Yey makan, Kai udah laper daritadi loh pa" ucap Kai dengan nada memelas. Zelvin terkekeh gemas melihat kelakuan anak bungsunya itu.
Ia pun mencubit pipinya. "Ya udah ayo makan" ajak Zelvin. Mereka pun memulai acara makan malam dengan penuh candaan, padahal udah Zelvin marahin klo makan jangan bicara tapi masih aja mereka ngoceh.
Selesai acara makan malam. Zelvin menyuci piring dibantu oleh anak tengahnya, si Terry. Ya sebenarnya Abian, Bryan, Kai dan Terry ingin membantu tapi dimarahin. Terry malah tidak mendengarkan ocehan Zelvin, mau ga mau Zelvin mengiyakan saja.
"Makasih ya bang udah mau bantuin. Maaf ya udah ngerepotin" ucap Zelvin. Terry membalasnya dengan senyuman. Terry itu sosok yang jarang tersenyum, cuman klo di samping Zelvin dirinya lebih sering tersenyum. Sampai sampai senyumannya itu biasanya membuat abang dan adeknya merinding.
"Sama sama pa. Eric ga ngerasa repot kok, lagian kewajiban Eric buat bantuin papa" Terry mengambil piring yang sudah dicuci oleh Zelvin, kemudian berjalan menuju rak untuk ditata.
"Ada yang mau Eric bantu lagi ga pa?" tanya Terry. Zelvin pun menggelengkan kepalanya. "Ga usah bang, ini udah selesai kok"
"Pa" panggil Terry.
"Ada apa bang?" tanya Zelvin.
"Eric boleh peluk papa ga?" Zelvin terkekeh. Ia pun menghampiri Terry lalu memeluk anak tengahnya itu.
"Boleh dong, kamu ini peluk tinggal peluk dong. Kenapa harus izin ke papa?"
"Gapapa, ya Eric cuman pengen izin aja. Mungkin aja papa lagi ga mood buat dipelukkan"
"Klo buat anak anak papa, boleh dong" Terry pun membalas pelukan Zelvin. Mereka pun berjalan menghampiri Abian, Bryan, dan Kai yang sedang menonton tv.
"Kalian nonton apa?" suara Zelvin itu membuat ketiga orang didepannya langsung menoleh ke arahnya. Bisa dilihat wajah iri mereka melihat Terry dipeluk oleh Zelvin.
"Kok kalian diem?" heran kenapa mereka menatap dirinya dan Terry dengan tatapan yang bisa dilihat iri atau cemburu kah? Sangat tidak jelas mereka ini. Padahal masih satu keluarga loh, aneh sekali.
Pada akhirnya Abian pun buka suara. "Mau di peluk juga"
"Ya udah sini dong klo mau peluk" mereka bertiga pun langsung berdiri menghampiri Zelvin. Heran yang izin satu orang yang berdiri malah semuanya.
Mereka semua pun memeluk Zelvin. Duh kayak Teletubbies ya, kira kira diri ini boleh ikutan ga ya?
Saking rapatnya pelukan mereka, hingga Zelvin butuh oksigen. Duh mereka ini kasihan Zelvin. "Huh, kalian gamau lepasin apa? SESAK IH"
Mereka pun langsung melepaskan pelukannya. Akhirnya Zelvin bisa bergerak, sungguh rasanya sesak dipeluk 4 orang sekaligus.
Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Harusnya sebelum jam sembilan itu sudah pada disuruh tidur Zelvin, tetapi mereka keasikan nonton tv. Sebenarnya Zelvin bosan dengan tontonan mereka, tetapi ya udah deh Zelvin terpaksa nonton. Mau minta buat diganti tapi 4 vs 1, walaupun mereka akan mengalah untuk Zelvin. Tetapi ia kasihan jika mereka terpaksa menonton tontonan yang mereka tidak suka.
Saking bosennya Zelvin hingga ia mengantuk dan tertidur tidur pulas di bahu Abian. Mereka semua belum menyadari jika Zelvin sudah tertidur pulas, ya karena mereka asik nonton sepak bola.
"Mbul, kamu ga ngantuk?" Abian merasa omongannya itu tidak dibalas oleh Zelvin, ia pun menoleh ke arahnya. Ternyata Zelvin sudah tertidur pulas.
"Minggir dulu kalian" ucap Abian.
"Papa tidur kah?" tanya Bryan.
"Iya, habis ini matiin TVnya terus tidur" mereka mengangguk. Abian menggendong Zelvin ala bridal style.
Sesampainya dikamar, dengan pelan Abian membaringkan tubuh Zelvin di kasur agar tidak membangunkan istri tercintanya. Abian membaringkan dirinya di samping Zelvin, kemudian menyelimuti dirinya dan Zelvin. Tidak lupa seperti biasa Abian mencium kening dan memeluk tubuh istrinya.
TBC.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...