Bryan menghampiri kedua adeknya di ruang tamu. Lalu ia merebahkan dirinya di sofa itu sambil memandang atap rumah.
"duh anjir, gua gabut banget gilak" ucap Bryan sambil tiduran di sofa. Terry dan Kai pun menoleh ke arahnya.
"gua juga gabut bang" ucap Kai.
"lo ada ide ga ter?" tanya Bryan ke Terry. Terry pun berpikir sebentar.
"mending nongkrong bang, sama temen-temen kita" jawab Terry dengan ide yang sering muncul diotaknya.
"klo nongkrong ya harus izin ke papa sih" ucap Kai, lalu dianggukkan oleh kedua abangnya.
"ayo dh kita izin nongkrong" Bryan hendak berdiri tetapi tangannya di tarik oleh Kai untuk kembali duduk.
"napa kai?" tanya Bryan ke Kai.
"apa kita izin kerja kelompok aja ya?" saran Kai, tapi ia langsung mendapatkan toyoran dari kedua abangnya.
"sakit anjing" ucap kai sambil memegang jidatnya.
"lebih baik kita jujur daripada bohong, emang lo mau diambekin papa seminggu kayak kita dulu?" ujar Terry sambil melirik Kai. Kai pun langsung menggelengkan kepala.
"nah lebih baik ke papa biar gua izin ke papa" Bryan pun berdiri dan pergi untuk menghampiri kamar papa dan daddy nya disusul oleh kedua adeknya.
Di kamar, Abian dan Zelvin sedang menikmati waktu berdua. Zelvin sibuk menonton acara favoritnya, sementara Abian hanya sibuk memeluk istrinya erat-erat. Tiba-tiba . . . .
Tok
Tok
Tok
Zelvin mendengar suara pintu diketuk, ia pun menoleh lalu melepaskan pelukan Abian. Kemudian ia berjalan ke arah pintu untuk membukanya.
Saat pintu itu dibuka, ternyata ketiga anaknya yang mengetuk pintu. Mereka bertiga tersenyum ke arahnya, Zelvin pun tersenyum. Ia tau jika anak anaknya punya niat untuk mendapatkan izin.
Saat Bryan ingin mengucapkan sesuatu, tiba-tiba dibelakang Zelvin ada sosok manusia yang mereka bully terus menerus siapa lagi kalau bukan bapak mereka. Abian menatap datar ke mereka bertiga.
"kalian mo kemana?" tanya Abian
"kemana aja asal kaga ke jurang" Bryan membalasnya dengan santai.
"gua nanya nya serius situ ngajak ribut?" tanya Abian dengan nada sedikit kencang. Zelvin menoleh ke arah Abian lalu tersenyum, seketika emosi Abian menurun.
"eh kok ngamuk?!" jail Bryan.
"udah jangan ribut kalian tuh" ucap Zelvin. Di satu sisi Abian melihat Bryan menjulurkan lidahnya emang anak kurang ajar.
Sejujurnya Abian sebal dengan mereka bertiga tanpa diundang tiba-tiba datang mengetuk pintu, membuat acara berduaan dengan Zelvin terganggu.
"kalian mau izin main kan?" Zelvin tau jika mereka ingin izin seperti itu. Udah kelihatan dari gaya gaya sok manis itu.
"boleh ya paa" ucap Bryan. Bryan emang si paling jago soal meminta izin.
"kalian mau main kemana?" tanya Zelvin ke mereka.
"mau nongkrong sama temen, kayak biasanya" ucap Terry. Ya memang terry yang memberikan ide tersebut ke mereka.
"ya sudah, inget pulang nya jangan malam-malam, klo ketahuan kalian pulang malam papa sita motor kalian semua" tegas Zelvin.
"siap pa siapp, kita ga bakal pulang malem kok" jawab Kai.
Mereka bertiga terlihat sangat senang. Sebelum pergi, mereka bergantian mencium pipi Zelvin.
Seketika hati Abian ini memanas karena istrinya diciumin oleh ketiga anaknya. Padahal anaknya sendiri loh kok bisa dia cemburu. Mereka bertiga pun pergi.
Abian menarik tangan Zelvin untuk masuk kekamar lagi. Zelvin mengerti jika Abian cemburu ke anaknya sendiri. Zelvin didorong Abian ke ranjang lalu Abian menciuminya hingga Zelvin merasa geli.
"udah dong iann" bukannya berhenti, Abian malah menggigit leher Zelvin hingga meninggalkan bekas. Pada akhirnya Abian mendapat jitakan spesial dari Zelvin.
"kebiasaan kamu tuh" ujar Zelvin sambil mengelus lehernya itu. Si pelaku malah hanya cengengesan kecil.
Mereka pun melanjutkan acara menonton, kali ini Abian memangku Zelvin sambil memeluknya erat, menikmati waktu bersama lagi tanpa gangguan.
Di satu sisi, Bryan bersama kedua adeknya sampai disuatu tempat. Ya tempat itu biasa mereka pake nongkrong sama temen-temen mereka lebih jelasnya sih cafe.
"widih anak papa beneran dateng" ejek salah satu dari temen mereka. Ketiganya itupun menghiraukan saja.
"sini duduk, kaga usah di dengerin omongannya si Arga" ucap Gio.
Mereka bertiga pun duduk di kursi yg masih kosong. Mereka saling mengobrol satu sama lain, dan tiba-tiba Arga menumpahkan gelas yg berisi kopi itu hingga mengenai Bryan.
"waduh sorry, ga sengaja" ucap Arga. Sejak awal emang Arga tidak menyukai mereka bertiga ya karena mereka populer di sekolahan mereka.
Bryan mengambil tisu di atas meja, lalu membersihkannya. Terry hendak berdiri akan tetapi tangannya di tahan oleh Bryan, seperti mengkode agar Terry tidak memukulnya dulu.
"ya udh lah santai" ujar Bryan sambil membersihkan bajunya yg terkena tumpahan kopi itu.
Di saat ia membersihkan bajunya, pundaknya ditepuk pelan oleh seseorang. Bryan dan yang lain itu langsung menoleh ke arah orang tersebut.
"lah Nik, biasanya lo udah dateng duluan" ucap Bryan.
"ban gua tadi meletus anj, bajingan siapa dah yang naruh paku dijalan" ucap Niko dengan nada kesalnya itu.
"duduk sini lah bro, yakali lo berdiri gitu" ucap Arga. Niko pun bergegas duduk di samping mereka.
Ya nongkrong mereka masih ada canda guraunya, mereka tertawa kesana kemari. Namun, Arga tampak tidak nyaman. Tatapannya dingin dan menusuk, terutama ke arah Bryan dan adik-adiknya.
"Papa lo lacur ya?" tiba-tiba Arga menyela, sambil menatap Bryan dengan ekspresi meremehkan.
Seketika suasana berubah. Yang awalnya mereka bercanda tawa, seketika menjadi hening karena ucapan Arga. Bryan langsung mematung, darahnya mendidih mendengar kata-kata kasar itu.
"maksud lo apa?" balas Bryan dengan suara rendah, berusaha tetap tenang. Namun, sorot matanya tak bisa menyembunyikan kemarahan.
"ya, siapa tau aja kan, mungkin aja papa lo jual diri buat dapet duit atau daddy lo nyewa lonte buat muasin dirinya sendiri" dengan santainya Arga mengucap kata seperti itu.
Ucapan Arga itu berhasil memancing emosi Bryan. Dalam sekejap, tangan Bryan sudah melayang, meninju wajah Arga dengan keras.
"Anjing lo!" Arga tidak tinggal diam. Ia langsung membalas pukulan Bryan dengan keras di pipi, mengenai hidungnya hingga Bryan terhuyung ke belakang. Darah langsung mengalir dari hidung Bryan, membuatnya mimisan.
Terry dan Kai buru-buru melerai, memegang lengan Bryan agar tidak menyerang balik, sementara Niko dan Gio menarik Arga menjauh.
"Udah, udah!" teriak Gio.
Bryan mengusap darah di hidungnya sambil menatap Arga dengan marah, namun ia tidak melanjutkan serangannya. Sebaliknya, Arga masih tampak ingin menyerang, tapi ditahan oleh Niko.
"bang lo gapapa kan?" tanya Terry. Bryan menggelengkan kepalanya.
Dan tiba-tiba Bryan jatuh pingsan karena pukulan Arga begitu keras mengenai hidungnya.
kata kata buat Arga dong kak . . .
![](https://img.wattpad.com/cover/377179726-288-k461240.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Abizel Family (SoobJun)
RomanceKehidupan keluarga Abian dan Zelvin beserta ketiga anaknya yang penuh dengan drama yang tidak jelas, bisa dibilang sepele tapi bagi mereka kecuali Zelvin itu ga sepele. Mau tau kelanjutannya? Yuk bisa yukk baca ceritanya. Ver AU ada di tiktok Socbn...