Part 15

344 45 0
                                    

Paginya seperti biasa setelah sarapan Bryan dan kedua adeknya berangkat kesekolah. Tidak lupa berpamitan dan mencium kedua pipi papanya.

"Kita berangkat dulu ya paa" ucap Bryan.

"Papa klo butuh apa apa bilang ke Kai. mwah!" ucap Kai sambil mencium pipi Zelvin.

"Papa jaga diri ya" ucap Terry.

"Iya iya sana kalian berangkat. Nanti telat loh" Zelvin terkekeh dengan ketiga anaknya, begitu posesif terhadap dirinya. Sama seperti Abian.

Zelvin membalikkan badannya menghadap Abian. Bisa dilihat senyum Abian bisa membuat bulu kuduk Zelvin berdiri. Senyumannya bukan senyuman yang biasa saja, melainkan senyuman mesum itu.

Zelvin menghampiri Abian kemudian mencium pipinya. "Kamu ga kerja?" tanya Zelvin. Abian menggelengkan kepalanya lalu menarik Zelvin ke pangkuannya.

"Aku pengen jagain kamu" Abian menaruh dagunya dibahu Zelvin.

"Aku gapapa loh, apa yang kamu khawatirin sih?" tanya Zelvin. Sesekali ia mengelus lembut langan Abian.

"Aku khawatir klo kamu kayak kemar-" Zelvin langsung menutup mulu Abian dengan jari terunjuknya.

"Stt! Aku baik baik aja. Klo kamu ga kerja, aku pergi ke rumah sepupu ku yang lebih jauh dari sini kayak dulu" ancam Zelvin. Seketika Abian menggelengkan kepala.

"Klo gitu kerja sana, aku bisa jaga diri kok. Ga usah takut ya suamiku sayang" lanjut Zelvin. Raut wajah Abian masih kusut karena Zelvin memarahinya.

Cup

Zelvin mencium bibir Abian. "Udah jangan gitu, disemangatin sama istri kok masih murung gitu" ucap Zelvin sambil mencubit hidung Abian.

"Iya sayang iya, nanti klo ada apa apa kabarin aku ya. Sesibuk apapun aku, klo buat kamu apa sih yang engga. Mwah!" Abian mencium gemas pipi gembil Zelvin.

"Klo diliat liat kamu kok makin gemoy semok juga ya? Ga sia sia aku modifikasi kamu, dulu aja kamu ga se sem-" Zelvin langsung menutup mulut frontal Abian itu. Dirinya tidak mau mendengar penjelasan Abian yang membuat dirinya merinding.

"Udah?" Abian mengangguk. "Berangkat sana! Kamu klo ga kerja nanti aku sama anak-anak mau dikasih makan apa heh? Makan cinta?" ucap Zelvin sambil memasang muka marah. Sangat gemas sekali.

"Jangan marah-marah dong sayangku cintakuu gembulku" Abian mencubit kedua pipi Zelvin hingga memerah. Zelvin yang kesal dan merasa kesakitan itu langsung mencubit pinggang Abian.

"Aduh sayang, ampun" Abian mengelus-ngelus pinggangnya yang di cubit oleh Zelvin.

"Makanya jangan ngeselin" kesal Zelvin.

"Iya sayang maaf" Abian mempererat pelukannya.

"Ga berangkat kamu? Ini jam berapa? Jangan mentang-mentang kamu pemilik perusahaan ya. Kamu itu harus jadi contoh yang baik buat karyawan kamu" tegas Zelvin.

"Iya sayang, aku ngerti kok. Panggil aku mas dulu, nanti aku baru berangkat" jawab Abian sambil mendusel di leher Zelvin.

Zelvin menghela napas, kenapa permintaan suaminya ini banyak sekali? Mau tidak mau dirinya harus menuruti kemauan suaminya itu. Zelvin kemudian berbalik badan menghadap ke suaminya.

Zelvin menangkup kedua pipi Abian. "Mas Ian yang Zelvin sayangi ini. Mas klo berangkat kerja hati-hati ya, jangan ngebut- ngebut. Klo ketahuan ngebut nanti Zelvin suruh mas tidur sendiri, ga boleh sama Zelvin. Terus bekalnya jangan lupa dimakan ya mas. Inget jangan genit, klo mas genit nanti Zelvin potong tititnya ya"

Tiba-tiba saja Abian yang awalnya tersenyum gemas malah mendadak merinding, ia takut jika si kecilnya di potong. Klo di potong kasihan dong Zelvin ga bisa di ent- eh eh udah lupain aja.

"Iya sayang, mas bakal inget kata-kata kamu. Sekarang cium mas dong" ucap Abian. Jari telunjuknya itu diarahkan di pipinya.

Zelvin mencium pipi kanan dan kiri Abian. Tidak lupa kening, dan yang terakhir yaitu hal yang paling disukai oleh Abian adalah bibirnya dicium oleh Zelvin. Abian tersenyum licik.

Pada saat Zelvin mencium bibirnya, Abian menekan kepala Zelvin untuk memperdalam ciumannya. Abian melumat lembut bibirnya.

"Mmphhh" rengkuhan Zelvin. Ia mendorong dada Abian, untung saja terlepas. Bibirnya sekarang bengkak karena Abian yang kurang ajar itu. Si pelaku hanya tersenyum kemenangan.

"Udah puas? BERANGKAT SANA!" ucap Zelvin sedikit berteriak.

"Kamu aja masih ada dipangkuanku, gimana aku berangkatnya?" tanya Abian. Dengan perasaan kesal, Zelvin pun berdiri dari pangkuan Abian.

Abian pun berdiri lalu mengecup keningnya. "Aku berangkat ya sayang" Zelvin mengangguk.

Tidak lupa Abian meremas pantat semok Zelvin kemudian berlari meninggalkan Zelvin di dapur. Seketika Zelvin blank dengan kejadian tadi dan ia pun langsung tersadar.

"KURANG AJAR!" teriak Zelvin. Abian cuman tertawa dari kejauhan karena berhasil menjaili istrinya.

Disisi lain ketiga anaknya itu sedang berada dikelas masing masing. Bryan berada di kelas 12 dan kedua adeknya berada di kelas 11 tetapi beda kelas. Kai dan Terry sengaja di barengkan walaupun umur mereka beda 1 tahun.

Bel istirahat pun berbunyi, mereka bertiga ketemuan di kelas dekat lapangan. Mereka pun pergi ke kantin bersama sama.

Sesampainya di kantin, mereka dipandangi oleh semua kalangan gender di kantin. Wajar mereka bertiga kan ganteng dan lumayan populer juga karena kepintarannya mungkin, klo masalah stressnya ya lebih baik ditutupi saja.

"Bang, gimana klo kita nanti ke cafe?" tanya Kai yang memulai pembicaraan. Bryan dan Terry mulai berpikir.

"Cafe mana? Cafenya bang Cakra?" tanya Terry. Kai pun mengangguk.

"Bisa aja. Tapi kita tetep izin, lagian papa ga nanya cafe yang kita datengin" jawab Bryan sambil meminum pop ice yang ia pesan tadi.

"Iya bang. Tapi klo misalnya ada bang Cakra, kita iseng-iseng aja buat nanya" usulan Terry dianggukin oleh Bryan dan Kai.

"Gua jadi kepikiran sama papa" ucap Kai sambil memainkan sedotan yang berada diminumannya itu.

"Gua coba telpon aja ya" jawab Terry. Mereka berdua pun mengangguk.

Terry mengambil hpnya dari sakunya, kemudian ia membuka hpnya kemudian mencari kontak Zelvin. Ia pun menelpon Zelvin.

"Halo, ada apa bang? Tumben telpon papa?" tanya Zelvin di telpon.

"Papa dirumah kan?" tanya Terry.

"Papa baik baik aja kan?" sambung Kai.

"Papaa kita khawatir sama papa" ucap Bryan. Zelvin hanya bisa menggelengkan kepalanya, heran kenapa mereka sama saja seperti Abian?

"Klo nanya tuh satu-satu ya ampun, kebiasaan deh kalian ini. Papa jadi bingung balesnya. Kalian tenang aja papa ada dirumah, kalian jangan khawatir. Jangan lupa makan loh ya" jawab Zelvin.

"Iya pa" jawab mereka serempak.

"Ya udah papa tutup dulu ya teleponnya. Papa mau beres beres dulu" Zelvin pun mengakhiri telponnya.

Mereka langsung menghela napas lega karena papanya baik baik aja. Mereka ini terlalu sayang sama papanya, sama seperti Abian.

"Syukurlah klo papa baik-baik aja" ucap Bryan.

"Mending makan dulu bang, gibahannya dilanjutin nanti aja" cetus Kai. Ia langsung melahap makanannya, seperti tidak pernah diberi makan saja.

Bel istirahat pun berakhir, mereka bertiga pun kembali ke kelasnya masing-masing dan melanjutkan kegiatan pembelajaran seperti biasa.
















TBC

jangan lupa votenya ya kak, klo ga di vote nanti dapet kecupan spesial dari Taeil awoakwoak

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang