Part 3

604 63 3
                                    

Terry dan Kai itu panik gegara abangnya tiba-tiba jatuh pingsan. Mereka mau ga mau ya harus menggendongnya. Mereka berbonceng tiga menggunakan motor Terry. Sedangkan motor Kai dan Bryan di tinggalkan sebentar di cafe itu.

Sesampainya di rumah, mereka mengangkat Bryan yang masih pingsan itu ke dalam rumah.

"bang bryan berat anj" keluh Kai tidak tahan mengangkat badan Bryan.

"diem anj, lo pikir lo doang yang keberatan, gua juga ya njing" ucap Terry.

Mereka masuk ke dalam rumah dan membaringkan Bryan di atas sofa. Di saat bersamaan, Zelvin yang baru saja turun dari tangga terkejut melihat anak sulungnya tidak sadarkan diri dan langsung berlari menghampiri Bryan.

"LOH ABANG KENAPA??!" teriak Zelvin. Teriakan itu membuat Terry dan Kai langsung menoleh.

Terry dan Kai sejujurnya panik, mereka saling tatap tatapan. Di satu sisi abangnya masih belum sadarkan diri.

Zelvin menghampiri mereka bertiga di ruang tamu. Zelvin mengangkat kepala Bryan, lalu meletakkan di pahanya. Ia menepuk pelan pipi Bryan untuk membangunkannya.

Zelvin tertegun melihat kondisi Bryan yang acak-acakan. Wajahnya lebam dan hidungnya tampak bekas mimisan. Perasaan sedih dan cemas berkumpul dalam diri Zelvin, air matanya mulai menggenang melihat anaknya dalam keadaan seperti itu.

"abangg . . . abang kenapa? Kai tolong ambilin P3K, bang Eric kamu tolong ambilin air hangat sama handuk ya" ucap Zelvin dengan nada yang bergetar. Mereka berdua pun bergegas mengambil P3K dan air hangat beserta handuk.

"nih pa" ucap mereka berdua. Zelvin pun langsung mengambil nya. Zelvin segera merawat luka Bryan dan membersihkan wajahnya dari sisa mimisan.

"ini kenapa bisa abang kalian kayak begini?!" tanya Zelvin. Terry dan Kai tau jika papanya sedih melihat keadaan abangnya seperti ini.

Ketika Terry hendak menjelaskan, tiba-tiba Bryan terbangun.

"pusing banget anjir . . ." ucap Bryan. Zelvin pun menoleh ke arah Bryan. Zelvin langsung memeluk anak paling tuanya sambil menangis.

"bang kamu ini kenapa loh? kok bisa sampe luka-luka kayak begini. Papa ga suka liat kamu berantem hiks . . ." ucap Zelvin sambil menangis. Merasakan pelukan dan tangisan papanya, Bryan mencoba bangkit dan balas memeluk Zelvin.

"abang gapapa paa" ucap Bryan sambil memeluk papanya dan mengelus pelan rambutnya.

Sementara itu, di ambang pintu, Abian berdiri terdiam. Matanya menatap cemburu melihat Bryan yang memeluk erat istrinya. Namun, ia heran kenapa Zelvin menangis dan ada yang berbeda dengan Kai dan Terry.

Abian pun turun dari tangga dan berjalan menuju keberadaan istri dan ketiga anaknya itu.

"ada apa ini?" tanya Abian dengan nada tegasnya itu. Zelvin menoleh ke arah Abian. Tatapan Abian yang awalnya dingin langsung mencair saat Zelvin menatapnya.

"hiks . . . iann" panggil Zelvin. Abian pun menghampiri dan mendudukkan dirinya di samping Zelvin. Ia pun memeluknya untuk menenangkan dirinya.

Abian tahu, Zelvin tak mungkin menangis tanpa sebab. Pikirannya langsung tertuju pada anak-anaknya yang mungkin saja telah berbuat ulah. Pandangannya kembali mengeras saat menatap ketiga anaknya itu langsung menunduk, mereka tidak berani menatap mata Abian

"kalian bikin ulah lagi?" tanya Abian dengan nada dinginnya. Sedangkan Zelvin mempererat pelukannya.

"kalian punya mulut kan? GUNAIN MULUT KALIAN BUAT NGOMONG! jangan diem kayak orang bisu!" tegas Abian nadanya lebih keras, namun ketiga anaknya tidak ada yang berani menjawabnya. Di satu sisi, Zelvin yang masih menangis terkejut mendengar teriakan Abian itu. Ia langsung memeluk erat suaminya.

Abizel Family (SoobJun)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang