BAB 45

17.5K 1.2K 669
                                    

Hallo, hallo, hai. Apa kabar? Semoga baik ya.
Setelah sekian lamanya gak up, akhirnya aku up nih. Jangan lupa vote, komen dan Follow akun author nya ya. Kalau gak di follow, banyak kejadian BAB gak bisa kebuka.

Wajib komen di setiap paragraf juga ya.

Jangan jadi pembaca yang gelap, sengku💅

••••

Pukul 22:36 Wib, Elzira masih belum tertidur. Padahal ia sudah mengantuk dari tadi.

Elzira berbalik badan ke belakang, ia melihat ke tempat tidur yang biasa di tempati oleh Arkana.

"Biasanya ada lo yang lagi teleponan atau nge-game disini, Arkana. Lo bener, gue udah kebergantungan sama lo. Gue sekarang susah tidur karena gak ada lo," ucap Elzira, lirih.

Elzira mengambil bantal yang di gunakan Arkana, lalu ia memeluk bantal itu yang masih meninggalkan wangi dari rambut suaminya .

Elzira terisak, ia benar-benar merasa sakit dengan perpisahan nya ini.

Sudah terbiasa hidup bersama, tidur bersama, membuat Elzira sekarang benar-benar merasakan kehilangan lelaki itu.

"Gue kangen sama lo Arkana nyebelin. Hidup gue sekarang berasa hampa karena gak ada lo di samping gue," ucap Elzira sembari membayangkan kenangan-kenangan di kamar itu bersama Arakana. Mulai dari perdebatan nya setiap bangun tidur, sampai kenangan manis yang tentu terjadi tanpa disadari mereka berdua.

Drtt! Drtt! Drtt!

Ponsel Elzira bergetar, mendapati telepon masuk.

Elzira mengambil ponsel, dan matanya langsung terbuka lebar ketika melihat si penelepon itu.

"Gue gak lagi ngehayal atau ngebayangin, kan? Ini beneran si cowok nyebelin yang nelepon gue," ucap Elzira, ia benar-benar tak percaya.

Elzira mengusap air matanya, lalu setelah itu ia menjawab telepon masuk dari Arkana.

"Hallo!" seru Arkana dari seberang sana.

"Hm," sahut Elzira, digin. Padahal di dalam hati ia begitu bahagia dan ingin berjerit kesenangan saat ini.

"Belum tidur?" tanya Arkana.

"Belum."

"Kenapa?" tanya lagi Arkana.

"Belum mau aja. Lo sendiri kenapa belum tidur?" tanya balik Elzira.

"Gak bisa tidur. Disini juga berisik karena gue lagi di markas," terang Arkana.

"Oh gitu," balas Elzira.

"Iya."

"Iya," balas Elzira, juga singkat.

"Yaudah deh matiin. Gak jelas," ujar Arkana.

Elzira mengerucutkan bibirnya, kesal. "Yaudah matiin aja," balasnya.

"Yaudah lo yang matiin," balas Arkana.

"Lo aja. Gue berat matiinnya!" balas Elzira, ketus.

"Yaudah gue matiin. Dan lo harus inget, gue nelepon lo cuman mau mastiin anak gue aja," jelas Arkana tak masuk akal karena ia barusan sama sekali tak menanyakan tentang itu.

"Serah lo!" balas Elzira kesal, lalu setelah itu ia mematikan sambungan telepon nya.

Elzira melepaskan bantal yang di peluknya, lalu ia memukuli bantal itu. "Lo yang gak jelas. Dasar nyebelin," rutuknya kepada bantal itu.

ARKAZIRA: Forced Marriage (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang