•Ketua Geng Motor
•Nikah Terpaksa
Arkana Septian, lelaki berparas tampan. Seorang Mahasiswa yang menjadi pelatih taekwondo di kampus nya. Dan ketua gang motor RODRA yang anggota nya lebih dominan anak SMA.
Arkana yang masih belum puas bermain denga...
Sebelum atau sesudah membaca budayakan Vote🤗 Baca berurut biar tau awalnya gimana, oghey.
****
Arkana kini baru saja tiba di depan Markas, lalu ia memasuki markas itu yang terlihat berlantai 2.
"Sore, Bro," sapa semua yang berada di sana kepada Arkana.
"Sore," balas Arkan sembari melakukan tos satu persatu kepada orang yang terlihat tidak terlalu banyak, karena biasa nya semua akan berkumpul lengkap, ketika nanti di malam hari.
Di dinding tembok, di markas itu, terdapat gambar rajawali, yang juga di bawah nya terdapat tulisan RODRA.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RODRA sendiri artinya adalah kejam. Dan Nama RODRA adalah nama organisasi Geng motor yang di ketuai oleh Arkana.
Geng RODRA terdiri dari 150 orang. 150 orang itu 90 orang nya adalah anak SMA, dan 60 orang nya lagi adalah mahasiswa, termasuk Arkana.
Tetapi, meskipun mereka tidak seusia, tapi di Geng RODRA tidak ada senior/ junior, Adik kelas/Kakak kelas. Karena memandang perbedaan usia tidak di berlakukan di Geng RODRA, agar tidak ada kecanggungan di antara sesama Anggota.
Geng RODRA awalnya hanya berjumlah 5 orang, 5 orang itu adalah, Arkana, Arga, Cristian, Adrian, dan Pandu. Awalnya Geng RODRA, hanyalah Geng di semasa sekolah SMA Arkana bersama ke empat teman nya itu. Namun sekarang nama itu menjadi besar, dan Anggota nya pun tidak 5 orang lagi, melainkan 150 orang/ Anggota.
"Tumben gak bawa ayang?" tanya seorang pemuda yang terlihat tampan yang berada di sana, kepada Arkana. Pemuda itu adalah Liam Welshon Andara, wakil ketua di Geng RODRA.
Liam adalah seorang anak SMA yang menjadi orang pertama, yang gabung ke Geng RODRA.
"Febi lagi gak mood buat ketemu sama kalian," jawab Arkana, dengan ekspresi datar.
"Ka, 2 hari lagi ada balapan nih. Lo gimana, mau mau ikut lagi gak? Lumayan nih hadiah nya buat modal kita nongkrong 2 minggu. Kalau mau ikut, katanya daftar nya dari sekarang," tanya salah satu pemuda kepada Arkana, dan pemuda itu adalah Adrian Arsena, sahabat dekat Arkana dari SD sampai sekarang.
"Oke, daftarin aja," jawab Arkana.
"Bro, gue liat-liat muka lo kusut banget. Kayak baju abis di keringin di mesin cuci. Lo lagi ada masalah ya?" timpal salah satu pemuda, yaitu Cristian Athaleo. Si paling pacaran beda agama. Kekasih Cristian sendiri adalah wanita yang sangat berpakaian tertutup dan berasal dari keluarga yang paham agama. Dan entah bagaimana nanti nya hubungan mereka.
"Enggak, gak ada apa-apa," balas Arkana, datar.
"Boong lo. Lo pikir kita temenan baru dua hari," sambung pemuda yang lain nya, yaitu Pandu Dewanata. Lelaki si paling pacaran tanpa restu, karena Pandu berasal dari kalangan atas, sedangkan kekasih nya adalah orang yang berasal dari kalangan bawah. Sehingga Pandu tidak mendapatkan restu dari kedua orang tua nya. Dan mereka sekarang pacaran backstreet, tapi hanya dari keluarga nya saja.
"Gak, kalau gue ada apa-apa, ya pasti gue bicara sama kalian. Udah deh gak usah banyak tanya, gue ngantuk." Arkana langsung meninggalkan teman-teman nya, dan terlihat berjalan menuju salah satu kamar yang berada di Markas besar itu, karena semalam Arkana gadang sampai subuh, sehingga sekarang ia merasa ngantuk.
"Kayak nya si Arka emang lagi ada masalah, keliatan banget dari muka nya, kayak orang yang lagi punya banyak utang," ujar Cristian kepada teman-teman nya.
"Mungkin dia lagi marahan sama Febi," timpal Adrian.
"Bro, gue balik dulu ya," ucap Pandu kepada semuanya.
"Kemana lo?" tanya Arga Bimantara. Lelaki si paling redflag.
"Jemput cewek gue, balik kerja," jawab Pandu yang langsung berjalan keluar dari Markas.
****
Di pukul 23:30, kini Arkana baru saja tiba di rumah nya. Dan Arkana memang mempunyai kunci cadangan, karena Oma Widi memberikan nya agar Arkana yang pulang nya tidak tentu, nanti nya tidak menggangu orang rumah yang sedang beristirahat.
Arkana membuka pintu kamar nya, dan disana terlihat Elzira masih belum tertidur.
"Ih, kenapa ini orang pake balik segala, sih, gue kan jadi gak bisa tidur tenang kalau ada nih orang. Gue takut nanti dia macem-mecemin gue," ucap Elzira di dalam hati, sembari melihat Arkana dari sudut mata nya.
"Ngapain lo liat-liat gue?!" tanya Arkana, ketus.
"Kegeeran banget lo jadi orang!" balas Elzira, tak kalah ketus.
"Lo malam ini jangan tidur bareng gue," lanjut Elzira.
"Ya bagus dong. Yaudah sana!" perintah Arkana.
"Sana apa nya, yang ada lo yang sana."
"Inget, ini kamar gue," terang Arkana.
"Bodo amat," balas Elzira.
"Dasar cewek pembawa sial!"
"Apa lo bilang?!" tanya Elzira, tak terima.
"Cewek pembawa sial. Apa perlu gue bawa lo ke Dokter THT, biar pendengaran lo berguna dengan baik," ucap Arkana, yang membuat Elzira merasa geram.
"Dasar laki-laki stres lo, baru kali ini gue nemuin cowok se nyebelin lo," kesal Elzira yang kini langsung bangkit, lalu turun dari ranjang untuk memberikan pelajaran kepada Arkana yang kini hendak ke kamar mandi.
"Sakit anjir, lo cewek gila, lepasin!" Rambut Arkana kini di jambak-jambak oleh Elzira, yang membuat Arkana tentunya merasa kesakitan.
"Gue gak akan lepasin. Ini adalah pelajaran buat lo, karena tadi lo di Kampus udah ngebuat gue di hukum, dan sekarang lo udah ngebuat gue naik darah lagi," ucap Elzira sembari menjambak rambut Arkana, dengan berjinjit, karena Arkana sangat tinggi untuk Elzira yang tinggi nya hanya 157 cm. Sedangkan Arkana 173 cm.
"Lo kayak nya mau main-main ya sama gue," ucap Arkana dengan menyeringai, lalu ia langsung mengangkat tubuh Elzira dan menggendong nya dari depan.
"Woi! turunin gue," perintah Elzira. Namun Arkana tidak menggubris nya, ia tetap menggendong Elzira, dan setelah itu Arkana langsung menurunkan tubuh Elzira di atas ranjang, dengan kasar.
"Kenapa sekarang lo diem hah?!" tanya Arkana kepada Elzira yang berada di bawah ngungkungan tubuh nya. Dan Arkana berbicara sangat dekat dengan wajah Elzira, yang membuat Elzira bisa merasakan hembusan hangat napas Arkana.
"Awas, gue gak suka liat wajah jelek lo!" cemooh Elzira, sembari mendorong tubuh Arkana yang berjarak 4 jengkal dari tubuh nya.
"Jangan berani macem-mecem sama gue, kalau lo gak mau di macem-mecemin sama gue." Arkana memberikan ancaman kepada Elzira, yang membuat Elzira menjadi takut bercampur merinding geli, karena ia sudah membayangkan jika benar Arkana melakukan sesuatu kepada nya.
"Lo pikir gue takut," balas Elzira yang langsung mengecup pipi Arkana, karena ia tidak ingin di anggap takut dan lemah, ketika di beri ancaman seperti itu oleh Arkana.
"Bener-bener cewek gila lo!" sungut Arkana, yang langsung bangkit, lalu meninggalkan Elzira yang masih terbaring di atas kasur.
"OMG, gue barusan nyium cowok itu. Iyuww... emang gila banget lo, Zira," rutuk Elzira, sendiri.
"Tapi kalau gue tadi gak ngelakuin itu, pasti tuh cowok bakal terus ngancem gue dan ngremehin gue, yang emang takut kalau dia grepe-grepein gue," lanjut Elzira.