BAB 24

51.2K 1.9K 122
                                    

Jangan lupa support nya ya, Vote, komen dan Follow akun author.

Kalau bisa komen di setiap paragraf juga.

Jangan jadi pembaca yang gelap, okey.

                         Happy reading ✨

                                      ****

Oma Widi dan Bi Iyas baru saja tiba di depan Rumah. Mereka berjalan menuju pintu. Ketika Bi Iyas membuka pintu, begitu terkejut nya mereka melihat Edgar yang terkapar di lantai dengan keadaan yang sudah tak sadarkan diri.

"Yaampun Edgar, kamu kenapa?!" Oma Widi tentu merasa terkejut dan juga khawatir ketika melihat anak nya seperti itu.

Tubuh Oma Widi luruh ke lantai, ia merasa lemas melihat kondisi anak nya.

"Edgar, bangun," ucap Oma Widi, lirih. Oma Widi kini telah meneteskan air mata nya.

"Iyas, cepetan panggilin ambulance," titah Oma Widi kepada Bi Iyas yang terdiam karena shock.

"Iyas, panggilin ambulance," titah lagi Oma Widi.

"Iya Oma, iya."

Bi Iyas mengeluarkan ponsel dari saku rok nya, lalu ia langsung menghubungi ambulance untuk segera datang dengan ponsel miliknya.

"Edgar, bangun. Siapa yang udah berani mukulin kamu sampai babak belur seperti ini." Oma Widi menangis histeris sembari memegangi wajah Edgar.

"Udah Oma, ambulance udah saya panggil," ujar Bi Iyas setelah ia selesai menghubungi ambulance.

"Oma kayaknya ada maling masuk rumah deh. Makanya Pak Edgar jadi di gebukin gini," lanjut Bi Iyas.

"Yaudah kamu periksa, ada barang yang hilang enggak," titah Oma Widi.

"Baik Oma."

Bi Iyas langsung pergi dari sana untuk segera memeriksakan keadaan rumah.

Di kamar Elzira sedang tertidur. Sedangkan Arkana sedang tiduran di sofa.

Drtt! Drtt! Drtt!

Ponsel Arkana yang berada di atas meja bergetar. Lelaki itu menggapai ponsel, lalu melihat nama yang tertera di layar ponsel.

"Febi," ucap Arkana. Ia segera menjawab telepon nya.

"Hallo, sayang," seru Arkana.

"Iya. Kamu dimana? Kenapa belum ada di Kampus? Katanya hari ini mulai masuk kelas," tanya Febi dari seberang sana.

"Aku lagi gak enak badan, Yang," terang Arkana. Jelas ia berbohong.

"Hm... Get well soon, Baby," ucap Febi dari seberang sana.

"Iya. Kamu lagi dimana?" tanya Arkana.

"Aku udah di kelas. Nanti sepulang dari Kampus aku ke rumah ya. Aku rindu banget sama kamu," ujar Febi.

"Hem, jangan sayang. Jangan ke rumah, aku nanti jemput kamu ke Kampus aja. Soalnya ini juga udah agak enakkan, aku udah minum obat," kata Arkana.

"Hm, bisa gitu ya. Apa jangan-jangan kamu sebenarnya boong. Coba video call, aku mau lihat wajah kamu."

"Kok bohong. Ya enggak lah Yang," balas Arkana.

"Yaudah video call ya," kata Febi.

"Iya sayang," balas Arkana, lembut.

Arkana kini langsung memasang wajah melas sebelum Febi mengalihkan panggilan suara menjadi panggilan video.

ARKAZIRA: Forced Marriage (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang