BAB 43

21.7K 1.1K 370
                                    

Hallo, hallo, hai. Apa kabar? Semoga baik ya.
Setelah sekian purnama, akhirnya aku up nih. Jangan lupa vote, komen dan Follow akun author nya ya. Kalau gak di follow, banyak kejadian BAB gak bisa kebuka.

Wajib komen di setiap paragraf juga ya.

Jangan jadi pembaca yang gelap, sengku💅

••••

Elzira dan Luna baru saja tiba di parkiran kampus. Setibanya disana Elzira langsung melihat pemandangan yang tak sepertinya lebih baik tidak di lihatnya. Ya, di parkiran juga ada Arkana dan Febi yang juga baru saja tiba. Terlihat tadi Febi begitu memeluk erat tubuh Arkana, dan sekarang Elzira melihati Arkana yang sedang membuka helm yang di gunakan Febi.

"Pasti hati lo sakit dan sedih banget ngeliat itu El. Jadi mending lo pura-pura gak ngeliat aja deh," ucap Luna kepada Elzira.

"Gak kok, gue gak sedih," balas Elzira sembari tersenyum palsu. Elzira adalah tipikal orang yang tidak ingin menunjukkan kesedihan nya di hadapan orang lain, sehingga di situasi seperti ini pun Elzira tetap harus pura-pura tersenyum, walupun batinnya jelas terluka melihat itu.

Arkana dan Febi kini terlihat sedang berjalan dari parkiran menuju kelas sambil bersendau gura dan tertawa bahagia, yang tentu membuat Elzira semakin merasakan sakit, karena dirinya yang berstatus sebagai istri saja bahkan tidak pernah sedekat itu dengan Arkana.

"Kalau mau nangis gapapa tangisin aja. Gak usah malu sama gue," ucap Luna, membuat Elzira benar-benar langsung terisak.

"Gue emang cinta sama Arkana, tapi gue gak siap buat terluka, Lun. Gue gak siap harus ngeliat dia sama Febi kayak tadi. Apalagi setelah mereka nanti menikah," kata Elzira sembari terisak dan menutup wajahnya dengan telapak tangan. "Kalau Arkana nikah sama Febi, gue gimana? Hati gue gimana, Lun? Nasib anak gue gimana?" lanjut Elzira sembari menangis tersendu-sendu.

"Apa?! Jadi Arkana mau nikah sama Febi?!" tanya Luna, ia terkejut.

"Iya," ucap Elzira sembari melihat kearah Luna.

"Hm... El, sini hug," ucap Luna sembari meratangkan kedua tangan nya.

Elzira menghamburkan pelukan nya ke tubuh Luna, dan ia semakin terisak di pelukkan sahabatnya itu.

"Tangisin aja sampe lo bener-bener ngerasa tenang," ucap Luna sembari mengusap punggung Elzira.

Elzira melerai pelukkan, setelahnya ia menghela nafas panjang sembari mengusap air matanya.

"Gak boleh cengeng, gue gak boleh cengeng. Lagian udah tau mencintai milik orang lain itu adalah sebuah kesalahan, tapi begonya gue malah ngasih hati gue buat tuh cowok. Emang ege banget. Nyari penyakit sendiri gue, Lun," ucap Elzira, lirih.

"Hai, ladies. Arkana itu milik lo. Lo itu istrinya, sedangkan Febi itu cuman pacarnya," ujar Luna.

"Tapi hatinya cuman milik Febi. Dan sebentar lagi kak mereka mau nikah. Jadi udah jelas milik Febi seutuhnya itu si cowok nyebelin," kata Elzira sembari mengusap sisa-sisa air matanya degan tissue.

"Iya juga ya," balas Luna setelah terpikirkan ke sana.

"Tapi gue heran sama Kak Arka. Dia hidup bareng-bareng sama lo udah lumayan lama. Terus udah bobo bareng juga, tapi masa dia gak ada rasa apa gitu ke loh. Jangan-jangan dia belok lagi," lanjut Luna, membuat Elzira langsung memukul pelan paha sahabatnya itu.

"Sembarangan aja lo, Lun." Elzira kesal.

Luna menyengir kuda. "Maaf," ucapnya.

"Yaudah ayo turun," ajak Elzira seraya memakai tas, lalu setelahnya ia membuka pintu mobil.

••••

Arkana dan sahabat-sahabat nya baru saja tiba di Markas. Terlihat di Markas sudah ada beberapa orang, termasuk Liam dan juga Eza.

Liam bangkit dari duduknya, ia menghampiri Arkana, lalu setelah itu menonjok bagian ulu hati Arkana dengan sangat kuat.

"Woi! Woi! Maen tonjok aja lo. Ada apa?" tanya Cristian sembari mendorong Liam.

"Gak usah dorong-dorong, anjing! " sarkas Liam kepada Cristian.

"Lo tadi yang duluan nonjok Arkana, anjing," balas Cristian.

"Liam, ikut gue," perintah Arkana kepada Liam.
Arkana berjalan untuk keluar, lantas Liam pun menyusulnya.

"Kenapa lo?" tanya Arkana kepada Liam setelah mereka berdua berada di luar.

"Lo kenapa ngelamar Febi? Apa lo lupa kalau lo suami Kakak gue. Lo udah punya calon anak, Ka. Apa lo gak mikirin bagaimana perasaan Kakak gue?" tanya Liam berusaha berbicara santai.

"Gue rasa lo gak perlu ikut campur dalam rumah tangga gue sama Elzira. Udah cukup lo ngebuat permainan lo sendiri Am. Lagian dulu juga siapa yang udah ngebuat semuanya kayak gini? Lo Am, lo sendiri yang udah ngebuat gue sama Elzira jadi sejauh ini," ujar Arkana.

Liam membuka jaketnya seraya berkata, "Oke... Mulai sekarang gue gak akan ikut campur lagi. Dan mulai sekarang gue juga memutuskan untuk keluar dari  Rodra."

Setelah membuka jaket Rodra, Liam pun memberikan nya kepada Arkana. Lalu setelah itu ia melangkahkan kakinya menuju sepeda motor.

"Am, gak bisa gini dong! Lo jangan sangkut patuin semua ini sama Rodra!" teriak Arkana kepada Liam.
Liam tidak menggubris, lelaki itu menyalakan sepeda motor lalu setelah itu pergi dari sana.

Arkana berdecak kelas sembari menendang batu-batu krikil yang berada di sana.

"Liam mana, Ka? Itu jaketnya kenapa ada di lo? " tanya Adrian kepada Arkana yang telah kembali memasuki Markas.

"Liam keluar dari Rodra," terang Arkana. Terlihat saat ini wajahnya muram. Bagaimana tidak, hanya karena rumah tangganya dan Elzira, Arkana sekarang harus kehilangan wakil ketuanya yang memberikan kenangan cukup banyak di sana.

"Loh, kenapa?" tanya Pandu, terkejut dan heran.

"Lo sama Liam sebenarnya ada masalah apa sih, Ka?" timpal Cristian, ikut bertanya.

Arkana bangkit dari duduknya. "Gue balik," ucapnya sembari melangkahkan kaki.

"Loh, Ka. Bukannya jawab malah maen ngeleos aja lo!" seru Arga.

"Biarin, dia mungkin butuh waktu untuk cerita masalah itu ke kita," ujar Adrian.

"Mungkin Febi selingkuh tuh sama Liam. Makanya mereka jadi cekcok, " ujar Eza.

"Gak mungkin lah anjir. Kayaknya ada hal lain deh," balas Pandu.

"Tapi apa?" timpal anggota lain.

"Tanyakan saja kepada rumput yang bergoyang Cok. Udah tau kita juga gak tau. Gimana sih lo," balas Eza, sewot.

"Sensi lo kayak betina lagi dapet aja," balas anggota yang lain.

"Dapet apaaan?" tanya Eza, ia agak loading.

"Dapet sembako! Ya dapet tamu bulanan lah ege," balas Rehan ikut menimpali dengan kesal.

Yah, udah di penghujung part 43 aja nih. Oh iya, aku mau ngasih tau kalau part yang aku up di wp itu ada yg aku lewat-lewat ya, karena part lengkapnya cmn ada di buku novelnya.

ARKAZIRA: Forced Marriage (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang