ft. Kim Minji and Jo Zoa
⚠️ JANGAN COPAS!
R16+
--> update every Sunday
Tentang Azzura yang menemukan semestanya, juga Antariksha yang menemukan warna baru dalam hidupnya.
.
.
.
.
"Ganggu banget."
"Dibanding mengganggu, gue lebih suka nyebutnya menja...
"Gimana? Udah lebih baik?" tanya persona di seberang layar menatap layar HP-nya malu-malu.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Riksha mengangguk. "Udah. Besok aku bisa masuk sekolah. Tapi, masih harus konsultasi sama psikolog seminggu sekali."
Jura tersenyum lebar. "Yes!"
"Yes?" Riksha memiringkan kepalanya.
"Eh, enggak," elaknya, "Sabtu nanti gue tanding di sekolah sebelah."
Riksha mengangguk. "Oke."
"..."
"..."
"Em ... kenapa?" tanya Riksha mendapati wajah murung Jura.
Jura mengembus napas kasar. "Lu free Sabtu ini?"
"Iya. Kenapa?"
Tuhan, kuatkan Jura. Punya gebetan polosnya nyerempet bego. Jura mengusap wajahnya. "Datang ke pertandingan, ya? Aru bakal jemput lu."
Berkedip cepat, Riksha baru menyadari kode-kode yang Jura berikan. "Oh, oke. Maaf, ya. Lain kali langsung bilang aja kalau kamu mau aku datang."
Jura mendengkus geli. Merasa kesal sekaligus gemas dengan persona yang masih memeluk boneka beruang dia tangannya ini. "Lu udah makan?"
"Udah, Papa tadi pulang sama Awan buat bawain bubur ayam."
Menekuk alisnya samar, Jura bertanya, "Pulang sama Awan?"
"Iya. Awan hari ini resmi jadi adik aku," kekeh Riksha mengundang tatapan datar dari Jura, "kenapa?"
Jura menggeleng pelan. "Gak. Gue mau ngerjain tugas dulu. Dah."
Riksha mengerjap begitu panggilan video dimatikan sepihak oleh Jura. "Dia kenapa? Tumben ngerjain tugas."
"Kak Riksha!" panggil Awan mengetuk pintu lima kali dengan ritme yang familiar, "do you wanna build a snowman?"
Tertawa geli, Riksha membuka pintu kamarnya. "Kenapa, Awan?"
"Awan mau tanya ... apa artinya kalau perempuan dan laki-laki menyentuh bibir satu sama lain kaya di film-film?" tanya Awan masih berdiri di luar kamar.
Mata Riksha membola. "Siapa maksud kamu?"
Awan menipiskan bibirnya, ragu-ragu menjawab, "Kak Aru sama Harsa di cafe."
Riksha mengerjap, beberapa kali alisnya menekuk, lalu menggeleng. "Aku ... gak tahu."
Mengembus napas, Awan mengangguk. "Besok aku tanya ke Kak Aru. Selamat tidur, Bun--Kak maksudnya."
"Malam, Awan," balas Riksha menatap punggung Awan yang akhirnya menghilang ke ruangan di sebelahnya. Menutup kembali pintu kamarnya, ia menggeleng. "Adik aku melihat perbuatan yang tidak senonoh. Awas aja, Kak Aru."