Riksha terhenyak. Langkahnya saat masuk ke ruang ganti karyawan terhenti.
"Jura, 'kan?" tunjuknya pada persona yang menghela napas kesal dengan memakai seragam kafe yang serupa dengannya. "Ngapain di sini?"
"Main basket," sahut Jura malas.
Mendengar jawaban yang melenceng, Riksha membuang muka. Lebih baik ia bekerja membersihkan meja dan mencuci piring.
Jura yang bertugas menjaga kasir dan mencatat pesanan terus memerhatikan Riksha yang berlalu-lalang dari satu meja ke meja yang lain.
"Apa gak pusing jalan ke sana-sini? Gue yang liatnya aja udah pening," gumam Jura.
Lain halnya dengan Riksha tampak tak memedulikan Jura yang terus memerhatikannya. Meski sebenarnya banyak tanda tanya bermunculan di atas kepalanya.
"Mas?" panggil seorang pelanggan di depan meja kasirnya, "saya mau memesan, nih."
Jura mengalihkan atensinya. "Santai aja kali, Pak. Mau apaan?"
Pelanggan itu berdecak, tapi tetap memesan segelas kopi juga roti bakar cokelat. Seperginya pelanggan itu, Jura mencari lagi persona yang memenuhi pikirannya sedari tadi.
"Mbak, meja saya masih kotor!" Pelanggan tadi memanggil Riksha yang masih membersihkan meja lain.
Riksha hanya mampu mengangguk dan mempercepat pekerjaannya. "Permisi, Pak," ucapnya sopan sembari membersihkan meja si pelanggan.
Ia mulai merasa risih begitu pelanggannya menatap tubuhnya dari atas sampai bawah seolah menelanjanginya.
"Mbaknya cantik, kenapa kerja di sini. Kerja aja sama saya. Bayarannya besar, lho," ujarnya membelai pinggang Riksha yang terlonjak dan segera menjauh.
"Maaf, Pak, saya gak tertarik," jawab Riksha melepaskan tangan yang terus berusaha menjamahnya.
Riksha ingin sekali berteriak marah, tapi ia menahannya karena kalau ia berbalik marah, maka citra kafe akan berubah jelek.
"Ayolah, pekerjaannya mudah," rayu pelanggannya beralih mengelus tangan Riksha.
"Saya gak berminat," jawab Riksha dengan wajah kesal.
Rayuan Bapak itu tidak berhenti, justru semakin gencar menahan Riksha. Sampai seruan dari belakang meja kasir membuat seisi kafe memandang mereka.
"Heh! Mesum banget lu, orang tua. Dia udah bilang gak mau, maksa banget sampai pegang-pegang!" tegur Jura menatapnya kesal.
Pelanggan itu jelas tersinggung. Segera berdiri membuat kursinya mengeluarkan derit ngilu. "Kamu gak ada sopan-sopannya sama pelanggan. Pelanggan adalah raja!""Penjual adalah dewa! Mau apa lu?! Pergi, sebelum gue laporin polisi," usir Jura menunjuk pintu kafe dengan dagunya.
Dengan sengaja pelanggan itu mengempas semua barang di atas meja hingga jatuh berantakan. "Saya akan bilang kalau pelayanan kafe ini sangat buruk, biar gak ada yang mau datang lagi ke sini!" ancamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ꮒꫀᥲɾ ℳᥡ Ꮒꫀᥲɾtᖯꫀᥲt || Ꮖk᥉ᥲᥒ Ᏼꪮᥡ᥉
Roman pour Adolescentsft. Kim Minji and Jo Zoa ⚠️ JANGAN COPAS! R16+ --> update every Sunday Tentang Azzura yang menemukan semestanya, juga Antariksha yang menemukan warna baru dalam hidupnya. . . . . "Ganggu banget." "Dibanding mengganggu, gue lebih suka nyebutnya menja...