ft. Kim Minji and Jo Zoa
⚠️ JANGAN COPAS!
R16+
--> update every Sunday
Tentang Azzura yang menemukan semestanya, juga Antariksha yang menemukan warna baru dalam hidupnya.
.
.
.
.
"Ganggu banget."
"Dibanding mengganggu, gue lebih suka nyebutnya menja...
Satu kalimat yang Riksha lontarkan membuat Aru menahan napas. Matanya dengan sibuk melirik ke segala arah, menghindari tatapan Riksha yang duduk di belakang yang terpantul lewat spion dalam mobil.
"Aku paham Kak Aru mungkin punya perasaan sama Awan, tapi entah kenapa aku gak tenang," embus Riksha menatap Awan yang tengah bercanda ria dengan Jura dan beberapa teman futsalnya di depan pintu sekolah.
Aru menghela napas berat. "Harsa, ya?"
Riksha mengangguk.
"Jangan percaya sama Harsa. Gue gak seburuk yang dia bilang," jelas Aru mengetuk stir mobil.
"Aku bukan orang yang semudah itu percaya dengan apa yang orang lain bilang."
Aru melepas seatbelt dan memutar badannya demi bisa bertatap muka dengan Riksha. "Terus kenapa?" desaknya, "Awan udah dewasa, kenapa lu yang ribet kalau gue dekat sama dia?"
Menggeleng pelan, Riksha tetap memandang Awan yang kepalanya diusak ringan oleh Jura. Senyum tipisnya terukir jelas, nampak pada pantulan jendela.
"Awan memang umurnya sudah dewasa, Kak. Tapi, apa dia cukup dewasa untuk hal-hal semacam itu?" tanya Riksha, "kalau terus seperti itu, rasanya Kak Aru justru memanfaatkan kondisi Awan."
Aru bergeming. Ia kembali menyandarkan punggung pada kursi kemudi.
"Tante Marianne, pemilik toko kue baru lihat rekaman CCTV kemarin malam di tokonya tadi."
Deg. Aru kembali memutar tubuhnya.
"Iya, dan beliau kirim satu foto ke aku."
"I-itu ...."
Riksha menghela napas sebelum menatap Aru lekat. "Awan itu adik aku, Kak. Aku gak minta Kak Aru untuk pergi, hanya jaga jarak. Aku paham betul seberapa tabu hal-hal seperti itu untuk Awan, jadi aku mohon jangan manfaatkan kondisinya."
Baru akan membuka suara, pintu di sebelah kemudi terbuka, menampakkan Jura yang memasuki mobil dengan berisik karena barang bawaannya, disusul Awan yang membuka pintu di sebelah Riksha dengan senyum lebarnya.
"Kita pulang!" seru Awan sembari duduk di sebelah Riksha, "jadi belajar bersama?"
Riksha mengangguk. "Iya. Di balkon aja, ya?"
"Oke!"
Aru berdecak, kembali menyamankan diri di kursi dan memakai seatbelt. Dengan satu helaan napas, ia menyalakan mesin mobil, memindahkan tuas gigi, dan menginjak pedal gas. Dadanya terus bergemuruh dalam perjalanan ke rumah Riksha.
"Dah! Hati-hati!" ucap Awan pada Jura dan Aru.
"Makasih, ya." Riskha turut melambaikan tangan.
Jura mencondongkan tubuhnya dari jendela. "Besok gue jemput, ya. Jam 10. Jangan sampai ketiduran!" peringatnya sebelum memasukkan kembali tubuhnya dan melambaikan tangan.
"Oke?" jawab Riksha ragu.
"Awan ikut!"
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.