O.23

47 4 9
                                        

Awan hanya diam di sebelah Aru, menikmati pemandangan senja yang beberapa kali terhalang gedung-gedung tinggi perkantoran. Namun, hatinya saat ini berisik, berbanding terbalik dengan mulutnya yang terkatup rapat.

Awan mau diculik ke mana?

Kenapa hanya berdua?

Kenapa tidak ajak yang lain?

Awan nanti diantar pulang tidak, ya?

Kalau Awan ditinggal sendirian di pinggir jalan bagaimana?!

"Awan." Satu panggilan dari Aru membuat Awan tersentak.

"Iya?" jawabnya pelan.

Aru menghela napas. "Mikirin apa, sih?"

"Awan mau dibawa ke mana, Kak?"

"Pantai. Mau? Ada cafe yang dessert-nya terkenal di sana." Aru menatapnya sebentar, sebelum kembali melihat jalan raya.

Awan mengangguk. "Mau!"

Tersenyum tipis, Aru semakin menekan pedal gas, membawa mobil dengan kecepatan yang lebih tinggi dari sebelumnya. "Kalau gitu, kita harus agak cepat supaya gak kehabisan."

Awan menelan ludahnya, tangannya mengerat pada sabuk pengaman. Tuhan, semoga kita selamat sampai pantai. Awan mau buat istana pasir di sana.









"Wah ... lautnya sudah pasang." Awan menghirup aroma laut yang ada di hadapannya. Semilir angin menerpa tubuhnya, membuat Awan menutup mata, menikmati suasana penghujung senja di pesisir pantai.

"Awan, cafenya di sana," tunjuk Aru pada salah satu bangunan kecil beberapa belas meter di samping mereka.

Awan mengangguk, mengikuti langkah Aru yang membawanya ke cafe yang dituju. Harum kopi menyeruak ke dalam indra penciumannya. Cafe itu cukup ramai, namun tidak menyesakkan, sehingga mereka tidak perlu mengantri.

"Aru!"

Mereka menoleh pada persona yang berada di belakang meja kasir. Tangannya melambai, memanggil mereka mendekat. Senyumnya mengembang, menunjukkan barisan giginya yang rapih.

"Kak Yohan!" Aru balik tersenyum segera menghampiri, membuat Awan harus ikut melangkah cepat. "Ini, gue bawa Awan. Dia kerja di toko kue yang gue ceritain waktu itu."

Pemuda yang Aru ajak bicara menatap Awan, mengangguk paham. "Gemas, ya. Kelas 12? Gue Yohan, teman SMA Aru."

Awan mengangguk

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Awan mengangguk. Persona di depannya ini terlihat sangat tampan, namun juga manis dan imut di saat bersamaan. "Aku Awan."

"Mau pesan apa? Gue traktir." Yohan menunjuk beberapa menu rekomendasi dari dirinya.

Selesai memesan, Aru menarik Awan untuk duduk di daerah outdoor. Sempat diam beberapa saat, Awan akhirnya bertanya, "Kak Aru sering ke cafe ini?"

Ꮒꫀᥲɾ ℳᥡ Ꮒꫀᥲɾtᖯꫀᥲt || Ꮖk᥉ᥲᥒ Ᏼꪮᥡ᥉ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang