Cinta Kita 27

17.8K 897 15
                                    

ALIANDO POV

bergegas ke airport di paris setelah packing.. Aku tak mau menunggu lagi.
Aku sangat kaget saat revan meneleponku bahwa jantung papah kumat..

Dia kritis. Entahlah, seakan jiwaku ikut melayang, pikiranku menerawang entah kemana.. Aku lemas dan tak bisa memikirkan apapun.. Aku hanya memikirkan kondisi papah saat ini.

Kini aku sudah duduk dengan gelisah di dalam pesawat. Seakan sangat lama menunggu pesawat ini lepas landas.. Kulirik prilly yang masih terdiam menggenggam erat tanganku..

Ali.. Kau sangat beruntung mempunyai istri seperti dia. Bahkan dia hanya diam dan menguatkanmu meskipun aku tau dia pasty heran..

Kukecup keningnya lama.. Dia sempat kaget karna kurasakan tubuhnya menegang namun saat aku melepaskan kecupanku senyumnya mengembang membuatku lebih tenang..

"Maaf sayang.. Harus nya kita masih 1 hari lagi disini"

"No problem li. But.. Any problem??"tanyanya

" papah"ucapku kembali menunduk.. Aku kembali memikirkannya.. Tuhan!!! Jaga papah.. Aku hanya punya dia.. Please selamatkan dia..

"Dia pasty tidak akan apa2" ucapnya menyandarkan kepalanya di dadaku..
Iia seolah mengerti dengan pikiranku meskipun aku belum menceritakannya.

"Jantung papah kambuh" gumamku memeluknya. Aku tak sekuat baja.. Meakipun aku mencoba tegar tapi aku tetap lemah.. Apa lagi melihat orang yang paling paling paling dan paling aku cintai harus berjuang melawan penyakitnya..
Prilly hanya diam dan mengusap punggungku..aku hanya bisa semakin mengeratkan pelukanku.. Setidaknya aku sedikit tenang karna pelukannya.. Hingga tak terasa pesawat yang kami tumpangi akhirnya lepas landas.



__""__



Aku berlari ke dalam rumah sakit.. Di sana sudah terlihat revan..

"Revan" panggilku, dia menoleh dan berjalan mendekatiku yang masih berlari menggenggam tangan prilly.

"Gimana papah?" tanyaku

"Tuan besar sudah melewati masa kritisnya" ucapnya melegakan.syukurlah papah sudah bisa melawan masa kritisnya.

"Dimana dia?"

"Di dalam tuan. Belum boleh di jenguk" ucapnya menujuk 1 ruangan di depannya..aku menoleh dan mendekati jendela yang cukup besar disana..
Terlihat papah dengan segala alat yang membantu kehidupannya.. Aku sangat tak tega melihatnya tergolek lemah tak sadarkan diri seperti itu..

"Papah masih belum sadar li, lebih baik kita ke rumah dulu, membersihkan badan dan istirahat sebentar.. Ada revan. Nanti pagi2 kita kesini"ucap prilly mengusap punggungku.. Aku masih menatap lurus kedepan dimana papah berbaring tak berdaya disana.. Lelaki tua yang masih gagah dan hebat kini hanya bisa tidur dan alat yang membantunya untuk masih bisa bernafas..

" li"panggil istriku..

Aku menoleh dan mengangguk.. Lebih baik memang seperti itu. Lagian aku dan prilly memang belum sempat ke rumah karna langsung ke rumah sakit.. Ini jam 2 malam lebih baik aku kembali ke rumah sakit pagi2 dan berharap papah sudah sadar..

__""__


Ku hempaskan tubuhku di atas kasur yang sangat empuk dikamarku yang sangat nyaman.. Ralat!!! Entah kenapa malam ini kasur yang empuk ini sangat tak enak untuk di tiduri bahkan kamar yang biasa nyaman kini sangat tak nyaman untukku.. Ternyata benar.. Perasaan hati memang mempengaruhi suasana.

"Mandi dulu sayang" prilly kini duduk di tepi ranjang dan mengelus pipiku pelan.

"Hmm" ucapku masih menerawang menatap langit2 atap kamarku yang dominan bercat putih ini.

CINTA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang