Cinta Kita 13

18.7K 1K 8
                                    

AUTHOR POV

"Bagaimana dok keadaan papah saya?" tanya ali

Mereka sudah di rumah sakit dan ada beberapa pengobatan yang harus di lakukan oleh leo,

"Keadaan nya masih sama , tak ada perubahan yang segnifikan, kita harus terus memberi pengobatan untuk pasien" ujar dokter tersebut

"Tapj pasien akan sembuh kan dok?" tanya prilly yang memang sedari tadi setia di samping ali.

"Kita berdoa aja , tak ada penyakit yg tidak bisa sembuh.. Kita harus optimis. Setidaknya kita sudah berusaha yang terbaik"ucap dokter tersebut

" baik kalau begitu dok.. Kita akan kesini seminggu lagi. Terimakasih"ucap ali menjabat tangan dokter tersebut.. Dokter itu mengangguk..

"Permisi dok" ucap prilly menundukan kepalanya..

Perjalanan pulang, ali terus terdiam, iia takut jika suatu saat papahnya akan meninggalkannya..
Hingga akhirnya mereka sampai di rumah leonardo syarif..

Ali turun terlebih dahulu membantu papahnya turun dan memapahnya sampai ke dalam kamar..

"Papah istirahat yah, jason kemana pah?" tanya ali saat membaringkan papahnya.. Iia tak melihat jason orang yang menjaga papahnya selama ini..

"Dia tadi suruh papah pulang.. Kasihan ibunya sakit" ucap leo

"Oh.. Yaudah kalau gitu papah istirahat" ucap ali yg diangguki leo..

Kini ali berjalan keluar dari kamar papahnya, iia menghampiri gadisnya yang duduk di ruang tamu..

"Gimana?" tanya prilly saat melihat ali menghampirinya

"Papah lagi istirahat" ucap ali dan duduk di samping prilly..

"Apa kamu mau ke kampus lagi?" tanya ali

Prilly menggeleng dan menyandarkan kepalanya di dada bidang ali "aku nggak ada kelas, lagian aku pengen sama kamu sekarang"

" ish.. Manja"ucap ali sembari mencubit pelan hidung mancung prilly..
Prilly hanya tersenyum..

"Oh iya li.. Aku boleh tanya nggak?" ucap prilly.

"Tanya apa.. Iya aku cinta koq sama kamu" ucap ali membuat prilly memukul dada bidang ali

"Bukan itu" sungut prilly ..ali hanya terkekeh

"Ali ikh" prilly merajuk karna ali malah tertawa

"iya kenapa? Mau tanya apa siih?"ucap ali

"Emm... Soal... Emmm" prilly sedikit ragu.. Iia takut ali curiga..

"Soal apa?" tanya ali

"Sekertaris kamu" ucap prilly memeluk perut ali lebih erat..

"Kenapa dengan dia..ha?" tanya ali

"Nggak.. Maksudnya tumben kamu nggak pake sekertaris cewe seksi"

Ali terkekeh dan merenggangkan tubuhnya dari prilly iia menatap prilly yang kini sedang kesal karna ali tertawa..

"Apa kamu menginginkan itu" tanya ali

"Ish...ali mah" ucap prilly kesal melipat tangannya di depan dada.

"Yaa nggak sayang.. Dia itu udah dari dulu jadi sekertaris papah, dan ternyata orangnya asyik, pinter, dia juga ternyata seumuran sama aku, enak banget diajak berteman" ucap ali.. "Emangnya kenapa sih?" tanyanya..

"Nggak" ucap prilly singkat sembari menggeleng..

"Berteman?" batin prilly.. Yah!!prilly tak menginginkan itu..


___""___



Di dalam ruangan yang sangat luas, meja besar dengan kursi kebesaran di baliknya, sofa dan ada ruangan kecil yang tersekat di sana.. Brian berdecak kagum meskipun sudah puluhan bahkan ratusan kali masuk ke dalamnya..

Ruangan bossnya.. Iia menaruh berkas2 yg tadi iia bawa menemui client dengan ali dan berlalu kembali keluar.. Namun langkahnya terhenti saat matanya menatap bingkai foto yg tertata rapi di atas meja bossnya..

Iia terpaku melihat senyum seorang gadis yang dulu ada dihatinya dan sampai sekarang terus ada di hatinya..
Iia mengambil bingkai itu dan menatap nanar foto prilly disana..

"Aku nggak tau kenapa kita di pertemukan lagi, aku tak tahu kenapa kamu muncul lagi,, aku yang memang belum bisa lupain kamu harus dengan susah payah menenggelamkan perasaan ini setelah melihat kamu bahagia bersama dia.. Bahkan mungkin dia orang yg di cari daddy kamu, aku mencintai kamu prilly,, selamanya" ucap brian mengusap foto itu iia menyesali kejadian beberapa tahun silang..

Flashback on

Ruangan kerja yang luas milik bramansyah latuconsina terasa sempit karna kurangnya oksigen.. Suasana menegang saat brian menatap bram..

"Apa kamu yakin?" tanya bram terkesan mengintimidasi

"saya yakin om, apapun akan saya lakukan untuk bahagiain prilly om" ucap brian

"Dengan apa?? Sedangkan kamu sibuk mengurus adikmu yang sekarat itu"
Mata brian melotot.. Matanya memerah menahan menahan amarah 'sekarat' kata2 itu sangat menyayat hatinya.

"Tapi om.. Aku akan selalu bisa bagi waktu untuk kebahagiaan prilly om"

"Bahagia kamu bilang??"
Brian menunduk tak berani menjawab

"Apa kamu pikir dia bahagia bersama kamu.. Iia selalu merengek ingin jalan2 denganmu, selalu merajuk ingin mendapat hadiah darimu, iia juga kadang merasa cemburu dengan pasangan lainnya.. Apa kamu tahu?" ucapan bram membuat brian mendesah tak percaya.

"benarkah?? Bahkan prilly tak terlihat seperti itu" batinnya

"Memang dia tak pernah memeprlihatkan padamu.. Iya kan?? Karna dia menjaga hatimu. Dia sangat mencuntaimu.. Tapi tahukah??!cinta dia akan terus membuatnya sedih.. Dan aku tak mau itu berlangsung lama.. Iia akan semakin sakit.. Apalagi kau akan sibuk dengan pekerjaanmu. Karna harus membiayai adikmu itu"

Yah!!! Brian memang akhir2 ini bekerja sampai malam.. Di kantor dan malamnya di sebuah club..

"Tapi om..."

"Tak ada tapi2an.. Apa kau tak sadar kamu tak pantas dengan putriku.. Please!!! Aku sangat menyayangi dia.. Aku tak mau melihatnya terluka.. Aku ingin kebahagiaan dia.. Itu saja.. Jika kamu mencintai dia.. Seharusnya memang kamu sadar diri dan meninggalkan dia untuk cinta yang layak"
Brian menunduk kembali.. Iia membenarkan ucapan bram

"Apapun akan aku beri untuk pengobatan adikmu itu.. Tapi tolong jauhi prilly"
Brian berdiri menatap bram tajam..

"Saya bisa berjuang sendiri untuk keluarga saya om.. Dan untuk prilly, om nggak usah khawatir.. Aku akan ninggalin dia untuk kebahagiaannya.. Saya permisi" ucap brian menunduk dan berlalu dari ruangan ini..

Flashback off

Tak terasa dada brian bergemuruh.. Iia menyesali berbuatan bodohnya.. Iia meninggalkan separuh jiwanya karna pemikiran bodohnya..

Namun iia sedikit membenarkan saat melihat prilly bahagia bersama ali. Seseorang yg tentunya kaya dan perhatian pada prilly.. Iia dengan mudah merajuk untuk di belikan apapun.Dan dengan mudah meminta jalan2 kemanapun..
Brian memukul dadanya dan mengusap wajahnya kasar..

"Lupakan dia brian" ucapnya sedikit emosi..

CINTA KITATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang