08

6K 558 2
                                    

"Apa kau dan Harry pacaran?" Ucap Valerie yang membuatku langsung membulatkan mataku.

"Kenapa secara tiba-tiba kau bertanya seperti itu?"

"Tidak, hanya saja kau dan Harry kelihatan dekat." Ucap Valerie dan aku sedikit tertawa mendengarnya.

"Valerie, Valerie, aku dekat dengan Harry bukan berarti aku pacaran dengannya."

"Sepertinya ada yang berbeda dari sikap Harry kepadamu." Ucap Casandra seraya berpikir.

"Berbeda maksud mu?" Ucapku seraya menautkan kedua alisku.

"Sikapnya sedikit berdeda. Semenjak dia putus dari Tania, dia tidak pernah terlihat dekat dengan seorang perempuan. Justru dia malah bersikap dingin kepada perempuan."

"Iya, apa yang di ucapkan Casandra tadi benar. Semenjak Harry putus dengan Tania, aku tidak pernah melihat Harry dekat dengan seorang perempuan..."

Aku tidak percaya, bahwa semenjak dia putus dari Tania, dia tidak pernah dekat dengan seorang perempuan. Apa karena dia yang sangat mencintai Tania, sampai akhirnya dia begitu?

"...aku baru melihat dia dekat dengan sorang perempuan, ya dengan mu. Mulai dari dia yang membawakan buku-bukumu, dan aku juga melihat Harry yang menarikmu pergi dari pesta kemarin malam." Ucap Valerie yang membenarkan ucapan Casandra tadi.

"Apa kemarin malam Harry mengantar mu pulang?" Tanya Casandra yang kelihatan penasaran.

"Hmm...iya."

"Apa jangan-jangan Harry menyukai mu?" Tanya Casandra lagi dan secara spontan Valerie yang ada di samping Casandra menganggukkan kepalanya.

Aku yang mendengar hal itu, lagi-lagi membulatkan mataku. Mana mungkin Harry menyukai ku?

"Jangan bicara soal hal yang tidak akan mungkin terjadi, Casandra." Ucapku ketika kami mulai memasukki kelas dan duduk di bangku kami masing-masing.

"Bagaimana jika hal itu benar-benar akan terjadi?"

"It will never happen."

"Ok. Tapi, jika hal itu benar-benar akan terjadi, apa yang akan kau lakukan?"

"Entahlah. Kau sendiri? Apa yang akan kau lakukan, Casandra?" Ucapku dan Casandra langsung terkekeh.

"Kau ini--" belum sempat Casandra melanjutkan ucapannya, pandangan kami langsung teralih pada sekelompok pria yang baru saja memasukki kelas.

Mereka adalah Harry, Niall, Liam, dan Louis. Ketika Harry yang pertama kali memasukki kelas, pandangannya entah kenapa mulai terarah kepadaku. Dia menatapku dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Dan aku mulai merasa gugup dengan tatapannya itu.

Harry masih terus menatapku sampai dia duduk di bangkunya. Aku mulai mengalihkan pandanganku, untuk menghindari kontak mata dengannya.

"Kate, kau lihat tadi? Harry menatap mu terus-menerus." Ucap Valerie sambil sedikit mendekatkan tubuhnya kearahku.

"Iya, kau lihat tadi, dia menatap mu dengan begitu lekat." Ucap Casandra yang juga mendekatkan tubuhnya.

"Kurasa Harry memang menyukai mu Kate." Ucap Valerie dan aku menghembuskan nafasku berat.

"Tidak mungkin, Valerie."

"Kau masih saja bilang, tidak mungkin dan tidak mungkin. Jelas-jelas tadi dia terus-menerus menatap mu."

"Mungkin saja itu hanya tatapan yang biasa yang tidak berarti apa-apa."

"Itu lebih dari sekedar tatapan biasa, tatapan itu terlihat berbeda." Ucap Casandra yang kelihatan begitu yakin.

"Ok, itu menurut kalian dan menurut ku tidak seperti itu." Ucapku dengan penuh keyakinan.

"Ok, kita lihat saja nanti. Jika suatu saat nanti kau sampai pacaran dengan Harry, kau harus mentraktir kami selama seminggu, deal?" Ucap Casandra seraya menjulurkan tangannya kearahku.

Aku terkekeh dengan hal yang diucapkan Casandra. "Ok, deal. That's easy for me." Balasku. asandra dan Valerie pun langsung tersenyum licik kearahku.

**

Entah apa yang ada dipikiranku pagi tadi, dengan mudahnya aku menerima tawaran Casandra dan Valerie untuk mentraktir mereka berdua selama seminggu, jika aku benar-benar pacaran dengan Harry.

Kalau suatu saat nanti aku benar-benar pacaran dengan Harry, bisa-bisa aku tekor mentraktir mereka selama seminggu.

Kate, Kate, kenapa tadi kau tidak memikirkannya terlebih dahulu sebelum menerima tawaran mereka itu. Kalau sudah begini penyesalan sudah.

"Kate, kau bodoh, bodoh, bodoh, bodoh...." ucapku, seraya menarik rambutku ke belakang dan juga mulai menundukkan kepalaku.

"Ehemm...sedang ada masalah?" Ucap seseorang yang suaranya cukup familiar di telingaku.

Saat aku mendongakkan kepalaku, aku langsung menatapnya bingung. Untuk apa dia duduk di sini? Memangnya tidak ada tempat lain?

"Kenapa kau melihat kearahku terus?" Ucapnya dan aku langsung mengalihkan pandanganku kearah lain.

Aku pun menyesap sedikit minumanku, untuk menghilangkan rasa kegugupanku.

"Untuk apa kau berada di sini?"

Dia merespon dengan menunjuk secangkir kopi yang ada di hadapannya.

"Hmm... lalu, untuk apa kau duduk di sini? Memangnya tidak ada tempat lain?"

"Memangnya kenapa? Aku tidak boleh duduk di sini, eh?" Ucap Harry sambil menatapku lekat-lekat.

Dan hal itu mulai terjadi lagi. Jantungku mulai bedegup dua kali lebih cepat dari biasanya. Aku segera mengalihkan pandanganku dan menyesap kembali minumanku dengan sedikit tergesah-gesah, sampai-sampai aku tersedak.

"Apa kau begitu haus, sampai kau minum secepat itu?" Ucap Harry, kemudian dia mulai bangkit dari duduknya, dan mulai duduk di sampingku.

Tanganya mengelus punggungku dengan lembut. Sentuhannya ini membuat degup jantungku bertambah cepat. Apa lagi tatapan yang dia berikan, terlihat begitu lembut dan berbeda dari biasanya.

"Lain kali, kalo minum pelan-pelan." Ucap Harry yang masih terus mengelus punggungku.

Aku hanya menatapnya tidak percaya dengan apa yang dia lakukan kepadaku saat ini.

"Sudah merasa lebih baik?"

"I-iya, sudah sedikit lebih baik." Ucapku dengan sedikit gugup, dan aku melihat seulas senyuman di wajahnya.

Ya tuhan, kenapa jantungku semakin berdegup dengan cepat? Apa yang terjadi dengan diriku? Kenapa Harry bisa membuatku menjadi seperti ini?

***

Thank you so much untuk yang udah mau baca cerita ini. Sekali lagi mohon maaf kalo masih ada yang typo. And dont forget to leave your vomment :);)

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang