Aku masih bingung dengan perlakuan Harry kepadaku kemarin malam. Dia terlihat seperti menjauhiku dari Eric, atau mungkin malah melindungiku? Entahlah, hal ini terus terniang di kepalaku sejak kemarin malam. Dan begitu banyak pertanyaan di kepalaku yang membuatku pusing.
Drrt...drrt...drrt...
Getaran dari ponsel yang aku letakkan di samping mangkuk serealku, langsung menyadarkanku.
Ada panggilan masuk dari unknown number. Aku mengangkat sebelah alisku. Dengan sedikit ragu, aku pun mengangkatnya.
"Halo."
"Halo Kate?"
"Ya, its me. Sorry, who is this?"
"Harry."
Begitu mendengarnya, aku langsung membelalakkan mataku.
"Harry, kau bisa dapat nomorku dari siapa?"
"Kau tidak perlu tau aku dapat nomor mu dari siapa..." ucap Harry dari sebrang sana. Aku pun memutar mataku.
"Kau kuliah hari ini?" Ucap Harry lagi.
"Tentu."
"Aku akan segera menjemput mu."
Aku yang sedang meminum segelas jus, langsung menyemburkannya secara spontan. Apa aku tidak salah dengar? Dia bilang apa tadi? Menjemputku?
"Kau ingin menjemputku?"
"Ya."
"Sepertinya tidak perlu Harry, karena aku bisa na--"
"Aku sudah sampai di depan rumah mu."
Aku kembali membelalakkan mataku kaget. Dia sudah sampai? Secepat itu?
"Kau bercandakan?" Ucapku sambil berjalan kearah jendela untuk melihat, apakah benar Harry sudah ada di depan rumahku.
"Tidak, aku tidak bercanda."
Ternyata benar, mobil Harry sudah terparkir tepat di depan rumahku.
"Cepat keluar, jangan hanya melihat lewat jendela saja."
Mendengar ucapannya aku langsung menjauh dari jendela, dan menghembuskan nafasku.
"Ok, tunggu sebentar, aku akan segera keluar."
"Cepat, karena aku tidak suka menunggu." Ucapnya dan sambungan pun terputus. Dasar pria es.
Aku segera mengambil tasku yang berada di bangku meja makan, dan segera keluar dari rumah. Aku pun segera berjalan menuju mobil Harry. Ketika aku sudah dekat, kaca mobil pun terbuka.
"Naiklah." Ucapnya datar.
Aku pun membuka pintu mobil dan menaikinya. Setelah aku masuk, mobil Harry pun mulai berjalan.
"Untuk apa kau menjemputku?" Ucapku sambil menoleh kearah Harry yang sedang fokus menyetir.
"Apa aku perlu memberitahukan alasannya kepada mu?"
"Yaaa...tidak juga sih. Tapi, akan lebih baik jika kau memberitahukan alasannya kepadaku."
"Alasan itu tidak penting." Ucap Harry, dan aku hanya mendengus seraya menoleh kearah jendela. Dan keadaan pun menjadi hening.
"Aku ingin melindungi mu."
"What?" Ucapku seraya menoleh dengan cepat kearahnya.
"Aku ingin melindungi mu."
"Melindungiku? Melindungiku dari hal apa? Teroriskah?" Ucapku seraya terkekeh.
"Ya, teroris, dan terorisnya itu adalah Eric." Ucapnya dan menoleh sebentar kearahku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
FanfictionMaddlyn Kate Anderson, atau yang biasa disapa Kate, selalu merasakan suatu hal yang aneh semenjak dia bertemu dengan seorang pria yang selalu menatapnya dingin. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan setiap kali dia sedang...