Aku mengerjapkan mataku begitu merasakan silau karena lampu yang bersinar di atasku. Begitu aku sudah bisa menyesuaikan penglihatanku, aku baru tau jika sekarang aku sedang berada di rumah sakit.
Apa yang terjadi padaku?
Merasakan ada tangan yang menggenggam tangan kananku dengan begitu erat, membuatku mulai menoleh ke sisi sebelah kanan tubuhku, dan aku mendapati Harry yang sedang menundukkan kepalanya, sambil mengenggam tanganku.
Apa dia yang membawaku kesini?
"Harry..." ucapku dengan suara lirih, dan Harry pun mendongakkan kepalanya.
"Kate, kau sudah sadar." Ucapnya yang terlihat sangat khawatir dan tatapannya terlihat begitu lembut kearahku.
"Hmm..." Balasku, dan dia masih terus menatapku dengan khawatir.
Ya tuhan, tatapannya terlihat begitu tulus. Apa dia begitu khawatir melihat kondisiku yang seperti ini?
"Apa yang terjadi kepadaku?"
"Kau tadi pingsan dan aku langsung membawamu ke rumah sakit. Dokter bilang penyakit maag mu kambuh. Biarku tebak, pasti tadi pagi kau belum sarapan dan kau juga tidak memakan sandwich yang tadi aku bungkuskan untukmu bukan? Karena aku melihatmu membuangnya tadi. Is that true?" Ucap Harry sambil menatapku dengan serius.
Kemana tatapan lembutnya? Sepertinya dia akan kembali menjadi Harry yang dingin.
"Maafkan aku, aku semakin tidak nafsu karena melihat bentuknya, jadi aku membuangnya."
"Kenapa kau tidak membeli makanan yang baru? Sudah tau kau punya maag, kenapa kau tidak makan? Akibatnya jadi seperti ini kan."
"Aku memang benar-benar tidak nafsu untuk makan apapun, Harry."
"Walaupun begitu, kau harus tetap melawan rasa itu." Ucap Harry yang masih menatapku dengan serius. Aku pun menunduk sambil melihat sebelah tanganku yang terdapat selang infus.
"Hmm...kapan aku bisa pulang?" Ucapku sambil mendongak kearahnya.
"Jika kondisimu sudah lebih baik." Ucap Harry yang terlihat sedang mengetikkan sesuatu di ponselnya.
"Bagaimana perutmu, apa masih sakit?" Tanya Harry sambil kembali menatapku.
"Sudah terasa sedikit lebih baik."
"Aku akan membelikan makanan untumu, kau harus segera mengisi perutmu yang kosong itu." Ucapnya dan aku hanya menganggukkan kepalaku. Harry pun mulai bangkit dari duduknya dan berjalan keluar ruang inapku.
Tak lama setelah Harry keluar dari ruang inapku, terdengar adanya suara ketukan pintu dan muncullah Casandra dan Valerie dari balik pintu.
"Kate! Kau sudah sadar?" Ucap Valerie sambil berjalan dengan cepat kearahku, begitu pun dengan Casandra.
"Kate, bagaimana kondisimu? Apa sudah lebih baik?" Tanya Casandra dengan nada khawatir. Senang rasanya mempunyai teman seperti mereka, walaupun terkadang mereka sedikit menyebalkan.
"Kondisiku sudah lebih baik." Ucapku seraya tersenyum kearah mereka berdua.
"Ohya, ngomong-ngomong dimana Harry?" Tanya Valerie sambil melihat ke setiap sudut ruangan.
"Belum lama dia keluar sebentar untuk membelikanku makanan. Apa kalian tidak bertemu dengan dia tadi?"
"Tidak. Hmm...sepertinya dia sangat peduli dengan kondisimu. Apa lagi pada saat tadi kau pingsan, dia terlihat sangat khawatir. Dia langsung menggendongmu dan membawamu pergi." Mendengar ucapan Casandra, batinku langsung tersenyum senang. Entah kenapa aku merasa senang karena Harry yang memang peduli kepadaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
FanfictionMaddlyn Kate Anderson, atau yang biasa disapa Kate, selalu merasakan suatu hal yang aneh semenjak dia bertemu dengan seorang pria yang selalu menatapnya dingin. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan setiap kali dia sedang...