36

3.1K 313 7
                                    

"Kate, Casandra, aku duluan ya. Bye." Ucap Valerie seraya berjalan keluar kelas untuk menghampiri Niall yang sudah menunggunya di luar kelas.

"Kate, kau pulang denganku saja. Aku sudah bilang dengan Louis kok." Ucap Casandra ketika kelas terakhir kami baru saja selesai.

"Apa itu tidak masalah untukmu dan Louis?" Tanyaku seraya menatap kearah Louis yang kebetulan sekelas dengan kami dan dia memberikan sedikit senyuman kearahku.

"Ya, lagi pula Louis juga bilang bahwa Harry memintanya dan teman-temannya untuk menjagamu. Jadi itu itu tidak masalah untuknya."

"Hmm..."

"Daripada kau harus pulang dengan Eric, lebih baik kau pulang denganku."

"Baiklah, thank you Casandra."

"Your welcome, Kate. Sesama sahabat harus saling membantu bukan?" Ucap Casandra seraya tersenyum.

"Dan sampaikan rasa terima kasihku kepada Louis, ya."

"Your welcome, Kate. Lagi pula itu juga keharusanku, karena Harry memintaku untuk menjagamu dari si Eric itu." Ucap Louis yang muncul dari arah belakang tubuhku.

"Maaf ya, kegiatan kalian jadi terganggu karena aku."

"Tidak perlu bersikap seperti itu, Kate. Kalau begitu kita berangkat sekarang?" Ucap Casandra dan aku menganggukkan kepalaku. Dan kami bertiga pun mulai berjalan keluar dari kelas.

**

"Sekali lagi, terima kasih. Maaf ya, jika aku merepotkan kalian." Ucapku kepada Louis dan Casandra, ketika kami telah sampai tepat di depan rumahku.

"Iya Kate, sama-sama. Kami tidak merasa direpotkan kok, iya kan Louis?"

"Iya, Kate, tenang kami tidak merasa direpotkan sama sekali olehmu."

"Ok, sekali lagi terima kasih. Kalau begitu aku pulang dulu ya. Bye Casandra, Louis."

"Bye Kate." Ucap mereka berdua secara bersamaan.

Dan aku pun mulai melangkah turun dari mobilnya Louis. Ketika mobil mereka pergi menjauh, aku pun mulai masuk ke dalam rumah.

"Aku pulang." Ucapku dan segera berjalan ke dapur untuk minum segelas air putih.

Kenapa rumah sepi sekali? Kemana Tristan? Biasanya dia akan menyambutku, jika aku baru pulang. Apa dia belum pulang? Tapi sepertinya mobilnya sudah terparkir di luar.

Setelah meminum segelas air putih, aku langsung berjalan menaiki tangga untuk menuju kamarku.

Apa Tristan ada di kamarnya?

Aku pun berhenti di depan pintu kamar Tristan, yang memang berada di sebelah kamarku. Aku pun mulai memegang handle pintu yang ternyata tidak dikunci.

"Trsitan? Kau ada di dalam?" Ucapku seraya membuka perlahan pintu kamarnya.

Dan aku langsung melihat Tristan yang sedang tidur meringkuk dilantai. Aku pun melempar tasku ke sembarang arah dan langsung berlari kearahnya.

"Tristan, apa yang terjadi denganmu?" Ucapku panik, ketika melihat wajahnya yang penuh lebam dan terdapat beberapa luka di tubuhnya.

"Kate..." ucap Tristan dengan lirih seraya menatap kearahku.

"Tristan, apa yang terjadi denganmu? Siapa yang melakukan ini?" Tanyaku, dengan air mata yang mulai mengalir.

"Kate...lari..." ucap Tristan dengan suara menahan sakit.

"Apa maksudmu? Sebaiknya kita ke rumah sakit sekarang. Aku akan menghubungi seseorang." Ucapku seraya mengambil ponsel yang berada di saku celanaku.

HeartbeatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang