Kate disekap di salah satu ruangan yang sempit dan pengap dan juga dengan pencahayaan yang kurang. Kate didudukkan di bangku dengan tangan dan kakinya yang diikat.
Tak lama pun Kate mulai sadar, dia mengerjapkan sedikit matanya dan mulai mengedarkan pandangannya.
"Dimana ini?" Ucap Kate seraya mengernyitkan dahinya, ketika dia mengetahui bahwa dia berada di tempat yang asing.
"Aw...kenapa tanganku terasa begitu sakit?" Ucapnya dan Kate menoleh sedikit kebelakang untuk melihat tanggannya yang ternyata diikat dengan kuat, dia berusaha untuk melepaskannya tapi sayang usahanya sia-sia.
"There somebody out there? Please help me!" Kate berusaha berteriak dengan sekencang mungkin, dengan harap ada seseorang di luar sana yang mendengar dan menolongnya.
"Siapa pun di luar sana, tolong keluarkan aku dari sini!" Kate terus berusaha berteriak dan berteriak.
Tak lama terdengar suara pintu yang terbuka. Terdengarlah suara langkah kaki yang berjalan perlahan menghampiri Kate.
"Kau sudah sadar rupanya." Ucap orang itu yang wajahnya mulai terlihat oleh Kate. Seketika Kate membulatkan matanya ketika melihat orang itu.
"Eric?"
"Kenapa? Kau terkejut?" Ucapnya seraya memberikan seringaian.
"Apa yang kau lakukan kepadaku? Lepaskan aku sekarang!"
"Oh, tidak semudah itu manis." Ucap Eric seraya berjalan semakin mendekat kearah Kate.
"Apa mau mu?" Ucap Kate seraya menatapnya serius.
"Yang aku mau adalah kau. Aku mau kau menjadi milikku."
"Itu tidak akan pernah terjadi dan tidak akan mungkin! Karena aku sudah menjadi milik Harry!"
"Apa katamu? Bisa kau mengulanginya lagi?" Ucap Eric yang tangannya mulai terkepal dengan kuat.
"Aku sudah menjadi milik Harry, kau tidak dengar!" Ucap Kate dengan sedikit berteriak. Eric pun mulai geram dan secara tiba-tiba Eric menapar pipi Kate dengan cukup keras.
PLAK!
"Jika kau menyebutkan nama orang itu lagi di hadapanku, aku tidak segan-segan untuk menyiksamu!" Ucap Eric dengan suara yang cukup keras.
Kate yang menundukkan kepalanya, perlahan-lahan mulai mengeluarkan air matanya dan juga menahan rasa yang begitu perih pada pipinya saat ini.
"Maafkan aku, apa tadi aku menyakitimu?" Ucap Eric yang mulai berjongkok di hadapan Kate seraya menangkup wajah Kate untuk menatapnya.
"Maafkan aku, Kate. Aku tidak bermaksud untuk menyakitimu. Aku tidak akan melakukan hal itu lagi, jika kau tidak menyebutkan nama orang itu lagi di hadapanku. Kau mengerti?" Ucap Eric seraya menghapus air mata yang mengalir pada pipi Kate.
"E-Eric?" Ucap Kate dengan suara yang bergetar.
"Ada yang ingin kau katakan?"
"Bisakah tolong kau lepaskan aku? Aku mohon Eric, aku ingin melihat kondisi kakakku saat ini." Ucap Kate yang masih terus mengeluarkan air matanya.
Eric hanya diam dan menghembuskan nafasnya berat. Perlahan pun Eric mulai bangkit, dan dia mulai berjalan menjauh dari Kate.
"Eric, aku mohon." Ucap Kate lagi dan Eric masih saja terus berjalan, dan tidak menjawab.
"Eric, tolonglah." Ucap Kate dan tak lama terdengarlah suara pintu yang tertutup.
"Tristan, bagaimana kondisimu saat ini? Dan Harry, tolonglah aku. Dimana kau sekarang?" Ucap Kate yang air matanya semakin lama semakin deras mengalir.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
Fiksi PenggemarMaddlyn Kate Anderson, atau yang biasa disapa Kate, selalu merasakan suatu hal yang aneh semenjak dia bertemu dengan seorang pria yang selalu menatapnya dingin. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan setiap kali dia sedang...