'Apa aku tidak salah dengar? Mereka berdua...Kate dan Harry...berpacaran?' ucap Tania dalam hatinya dan seketika perasaannya langsung hancur.
"Tania?" Ucap Valerie seraya melambaikan tangannya di depan wajah Tania. Tania pun langsung tersadar dan dia memasang senyuman yang dipaksakan.
"Selamat ya Kate. Aku turut senang." Ucap Tania seraya memeluk Kate.
"Thank you Tania." Ucap Kate seraya tersenyum, dan Kate pun membalas pelukan Tania.
Sebenarnya Kate masih merasa tidak enak kepada Tania tentang hal ini. Walaupun Tania sudah meminta maaf kepadanya dan sudah menerima soal Harry yang tidak menyukainya lagi, tapi Kate takut Tania akan kembali marah padanya.
"Selamat ya Kate." Ucap Tania lagi, dengan senyuman. Walaupun sebenarnya dia merasa sangat hancur saat mengatakan hal ini.
"Iya Tania. Ohya, apa kau ingin ikut bersama kami ke kafetaria? Aku akan mentraktirmu, karena waktu itu kau juga telah mentraktirku." Ucap Kate dan Tania menggelengkan kepalanya.
"Tidak perlu Kate, lagi pula aku ingin pergi ke perpustakaan untuk meminjam beberapa buku."
"Kau yakin tidak ingin ikut bersama kami?"
"Tidak Kate. Kalau begitu, aku pergi duluan ya."
"Ok." Ucap Kate dan Tania pun mulai beranjak pergi.
Sebenarnya dia tidak ingin benar-benar pergi ke perpustakaan, melainkan dia ingin pergi untuk menghindar dari Kate dan melepaskan apa yang dia rasakan saat ini.
Dia pun berjalan menuju halaman belakang kampus dan Tania pun mulai duduk di salah satu bangku, dan air mata mulai mengalir menuruni pipinya.
"Kenapa hal ini bisa terjadi?" Tanya Tania, seraya menangis.
"Kenapa kau melakukan ini kepadaku? Kau tidak tau betapa hancurnya aku saat ini?" Ucap Tania lagi, dengan air mata yang mengalir deras.
"Hey, apa yang terjadi, Tania?" Tanya seorang pria yang tiba-tiba duduk di sebelahnya, dan pria itu mulai mengarahkan tubuh Tania agar menghadapnya.
"Apa yang membuatmu menangis seperti ini?" Tanya pria itu lagi, seraya menghapus air mata yang mengalir di pipi Tania dengan ibu jarinya.
"Harry...Harry dan Kate...mereka sudah...berpacaran..." ucap Tania di tengah-tengah tangisannya itu. Dan seketika rahang pria itu menegang, dengan bibir yang mengatup kuat menahan amarah.
"Apa yang kau katakan itu benar?" Tanya pria itu, dengan suara yang tertahan. Tania hanya menganggukkan kepalanya sebagai respon.
"Aku benar-benar hancur saat mendengar itu. Bagaimana ini bisa terjadi. Tolong lakukan sesuatu agar mereka tidak bersatu....tolong lakukan sesuatu, Eric." Ucap Tania yang kelihatan sudah sangat frustasi.
"Ssshh...Tania, tenangkan dirimu dulu." Ucap Eric, yang mulai memeluk Tania untuk menenangkannya.
"Bagaimana aku bisa tenang jika mereka berdua bersatu." Ucap Tania seraya melepaskan diri dari pelukkan Eric.
"Tenang, ok?" Ucap Eric seraya menatap lurus kearah Tania dan menghembuskan nafasnya berat.
"Pasti kita akan menemukan caranya."
"Lalu, apa rencanamu?" Tanya Tania dengan tersedu-sedu, dan Eric terdiam sebentar.
"Kurasa, aku telah menemukan suatu cara."
**
Kate's POV
Menyeruput frappuccino milikku seraya menatap dengan menaikkan sebelah alisku kearah Harry, yang sedari tadi terus-menerus mengarahkan pandangannya kearahku.

KAMU SEDANG MEMBACA
Heartbeat
أدب الهواةMaddlyn Kate Anderson, atau yang biasa disapa Kate, selalu merasakan suatu hal yang aneh semenjak dia bertemu dengan seorang pria yang selalu menatapnya dingin. Dia selalu merasakan detak jantungnya yang berdetak tidak karuan setiap kali dia sedang...