Part 25

544 32 0
                                    

"Sudah baikan?" Tanya Ferry keesokan harinya. Arlie mengangguk.

"Ini semua... perbuatan Linda," ujar Arlie pelan, "kemarin dia mengatakan... kalau dia tidak bisa memiliki tubuhku, maka aku juga..."

Ferry menghela napas dan menatap Arlie lekat2
"Aku mohon jangan salah sangka, Arlie... tapi aku rasa kita butuh bantuan... dari dokter."

"Dokter? Maksudmu?" Tanya Arlie heran

"Maksudku... ehm... psikolog atau psikiater..."

Arlie melotot, "kamu nggak berpikir aku gila kan, Fer??"

"Nggak, tentu saja tidak! Tapi... aku rasa kita butuh bantuan... kamu... harus sembuh..."

Arlie menggeleng. Matanya basah
"Semua orang bahkan mamaku sendiri boleh tidak mempercayaiku... tapi kamu...?? Kamu tau kan Fer, sekarang aku hanya punya kamu. Kenapa kamu juga menganggap aku gila??"

"Nggak, Arlie.. bukan gitu.. oke, aku minta maaf. Aku nggak akan bahas ini lagi."

"Kenyataannya ini udah muncul di pikiranmu!" Kejar Arlie, "kamu nggak lagi percaya sama aku!"

"Sudah cukup, Arlie, aku kan sudah minta maaf!"

"Kamu jahat, Fer!!" Seru Arlie. Ferry naik pitam. Ia membanting buah yang sedang dikupasnya ke meja

"Aku hanya ingin punya pacar normal, salah??" Bentaknya, lalu berjalan keluar kamar. Arlie hanya mampu menangis mendengar kata2 Ferry
***

Ferry membanting setirnya, kembali ke Rumah Sakit. Dia akui, tadi ia emosi. Tapi kata2nya... ah, itu sungguh keterlaluan. Akhirnya Ferry memutuskan kembali ke rumah sakit untuk meminta maaf pada Arlie. Ia sempatkan membeli seikat bunga segar untuk Arlie sebelumnya.

Sesampainya di rumah sakit, Ferry terlonjak kaget, Arlie sudah tidak ada.

"Arlie!!" Panggil Ferry. Tidak ada jawaban.

"Arlie, kamu dimana?"

Tapi nihil. Arlie tidak ada di mana2. Tiba2 Ferry melihat sebuah kertas kecil di atas meja. Tulisan cakar ayam tertulis di atas kertas itu: "SUDAH KUBILANG KAN... ARLIE TAK AKAN BISA BAHAGIA. SAAT INI GILIRANKU. LINDA."

THE VOICETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang