Arlie berjalan mundur. Satu langkah, dua langkah, tiga langkah... cukup dekat dengan ujung gedung.
"Tidak!!" Seru Ferry. Ia buru2 bangkit berdiri.
Empat langkah. Wusshhhhh...!!! Arlie merasakan tubuhnya melayang. TAP!!! Tiba2 Arlie merasa tubuhnya tidak jadi melayang. Ternyata tangan Ferry menangkap tangannya.
"Ferryyy!! Tolong akuuu!!!" Seru Arlie gugup. Ia menatap ke bawah, sangat jauh. Kalau dia jatuh maka...
"Arlie, pegang erat tanganku!!" Perintah Ferry. Ia mengacungkan tangan kirinya juga, untuk ditangkap oleh Arlie
"Tidak, Ferry, aku tidak bisa!!" Jerit Arlie, "aku akan segera mati... tidakkk...!!"
"Arlie, kamu harus kuat, ayo, berusahalah naik!!" Seru Ferry.
"Tidak, Ferry aku tak sanggup!" Jerit Arlie.
"Arrghhhh!!!" Ferry mulai kehabisan tenaga.
"Kamu harus mati Arlie, susullah Papa... Papa menunggumu," mendadak suara2 itu memenuhi telinga Arlie.
Arlie menggeleng kuat2.
"Lepaskan tangan Ferry... dia tidak mempercayaimu..."
"Susullah papa... hanya papa yang menyayangimu, Arlie..."
Arlie menatap ke bawah, jaraknya cukup jauh dengan tanah... jika ia jatuh ia pasti akan mati
"Arlie!! Ayo cepat naik!! Aku sudah kehabisan tenaga!!" Jerit Ferry.
Di luar dugaan, Arlie mendongak ke atas, menatap Ferry lekat2, dan tersenyum. Matanya penuh dengan airmata.
"Selamat tinggal, Ferry... aku mencintaimu," ujarnya lirih, lalu melepaskan tangan Ferry.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE VOICE
ParanormalArlie selalu konflik dengan mamanya yg single parent. Mama Arlie tdk pernah mau tau keadaan Arlie, tp hny mau mengeksploitasi Arlie utk bekerja sbg artis Mengalami depresi karena tuntutan ibunya, Arlie mulai mendengar suara2 aneh...