Bab 18

11.1K 618 8
                                    

Sorry banget nge-post lama, tidak seperti yang dijanjikan. Mungkin dalam beberapa bab lagi cerita ini bakalan end. Ah, aku ada cerita baru. Chek di my works, comment dan vote buat aku lanjutin ceritanya atau enggak. Makasih!

Sorry for typo.

Please Vote and Comments!!!!








      "Saya terima nikah dan kawinnya Naila Khameilah binti Rudi Heryawan dengan maskawin tersebut dibayar tunai."

       Dalam sekali tarikan napas Edgar mengucapkan kalimat sakral yang mengubah statusku dan juga hidupku. Aku yang berada di sampingnya tak sanggup untuk tidak menitikkan air mata bahagia dan haru. Bahkan ketika penggulu meminta kami memberikan penghormatan kepada satu sama lain, aku tidak bisa menatap Edgar dengan benar. Kucium tangannya dengan penuh penghormatan dan cinta. Dan Edgar membalasnya dengan mengecup tepat di ubun-ubunku, membuatku merasa sangat disayangi.

       Detik ini aku benar-benar merasa sempurna, menjadi wanita sesungguhnya. Memulai kehidupan baru yang akan aku dan Edgar lalui berdua dan juga anak-anak kami nanti. Dengan diiringi doa dari kedua orang tua kami, sahabat, dan juga para tamu undangan yang hadir, kuharapkan ridho-Nya.

        Dan untuk Bunda, semoga Bunda melihatku saat ini.

***

        Kutatap wajahnya yang tidak juga menatapku setelah kuucapkan kalimat sakral itu. Di ujung matanya kulihat butiran kristal yang siap jatuh kapan saja. Dan ketika dia mencium tanganku dengan rasa hormat, aku tidak pernah membayangkan akan merasakan hal istimewa seperti ini. Akupun membalasnya dengan mengecup di ubun-ubunnya dengan segenap rasa yang telah kusimpan dengan rapi selama ini untuknya.

       Aku tidak pernah membayangkan jika takdir akan mempertemukanku dengan wanita di hadapanku ini lagi setelah bertahun-tahun lalu. Bahkan memikirkan untuk dapat menikahinya saja aku tidak pernah berani untuk melakukannya. Tetapi, sekarang semua itu menjadi bagian yang paling membahagiakan dalam hidupku.

       Aku mencintaimu, Naila.

***

       Berkali-kali aku mengerjapkan kedua mataku, semua yang tersaji di hadapanku tetap sama. Warna ungu lembut menghiasi seisi ball room yang telah disulap sedemikian cantik dengan hiasan anggrek ungu dan bunga hydrangea yang paling mendominasi. Mama dan Edgar benar-benar hebat mengaplikasikan keinginanku kepada pihak WO yang kami sewa. Pernikahan impianku menjadi sesuatu yang terwujudkan. Aku bahkan tidak menyangka jika waktu dapat secepat ini berlalu dan kini aku telah resmi menyandang status sebagai seorang istri.

       Kuperhatikan laki-laki yang kini telah resmi menjadi suamiku, dia sedang bercengkrama hangat dengan sepupuku. Sungguh sangat jauh berbeda dengan sikapnya ketika di rumah sakit. Dia seperti memiliki kepribadian ganda, tetapi aku tahu dengan pasti jika dia tidak seperti itu. Itu memang sikap alaminya dari pengamatan yang kulihat selama ini.

       "Bagaimana perasaanmu, Nai? Apa kamu bahagia?" Tanya Lisa sembari menggendong anak pertamanya yang baru berusia dua tahun.

       "Entahlah, Sa. Aku bahkan tidak pernah merasakan perasaan seperti ini sebelumnya." Jawabku rancu.

       "Tapi aku yakin Edgar adalah laki-laki yang tepat untukmu." Timpal Nela.

       Lisa dan Nela pamit untuk menemui suami-suami mereka, begitu melihat Edgar berjalan ke arahku. Dan ketika dia sudah berada di hadapanku, tangan besarnya menarikku ke dalam pelukannya. Lalu sebuah kecupan mendarat di puncak kepalaku dan akhirnya sepasang mata hazel yang menatapku dengan lekat.

My Destiny is You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang