Bab 20 (Repost)

7.8K 350 7
                                        

Hallooo!!!

Aku datang bawa Bab 20, edisi honeymoon Edgar-Naila yang tadinya bakalan satu bab terpaksa di bagi dua part. Part ini part A, beberapa minggu kemudian baru akan keluar part B dan epilognya nyusul.

Btw, judul buat triple'R adalah FTTL as Find The True Love udah bisa kalian cek di my works. Atau klik link ini

https://www.wattpad.com/myworks/53441190-find-the-true-love

Sambil nunggu part B dan Epilog muncul, kalian bisa baca-baca dulu FTTL.

Thanks and please....GIVE VOTE AND COMMENTS!!!

Saat aku berniat turun untuk sarapan, Mama yang sepertinya baru saja dari luar tampak berjalan dengan wajah senang ke arahku. Senyum hangat Mama mengembang dan kulihat di tangannya ada sebuah amplop coklat. Aku sedikit merasa bersalah karena telah bangun terlambat dan tidak membantu Mama meyiapkan sarapan. Salahkan saja, anak laki-laki semata wayangnya yang terus menggangguku. Dan sampai saat ini, Edgar masih belum ada tanda-tanda keluar dari kamar.

"Nai, ini Mama dapat paket tadi dari kurir, katanya buat kamu." Ucap Mama sembari menyerahkan amplop coklat yang tadi sempat menarik perhatianku.

Aku menerimanya, dan menebak-nebak apa isinya. "Dari siapa, Ma? Di sini tidak ada nama pengirimnya." Tanyaku setelah kuteliti amplop coklat itu yang bersih dari tinta.

"Mama tidak tahu, Nai. Tadi orang yang ngasih juga tidak bilang apa-apa, dia hanya dititipi." Jawab Mama dengan kerutan di keningnya yang membuatnya terlihat semakin tua.

"Apa itu, Nai?" suara Edgar yang berasal dari atas tangga membuatku menoleh kepadanya. Kuacungkan amplop coklat itu dan Edgar melakukan hal yang sama seperti Mama.

"Lebih baik kamu buka saja, Nai, setelah itu Mama tunggu di ruang makan." Saran Mama sembari berlalu menuju ruang makan.

Edgar turun dari tangga dan langsung berdiri di sampingku. Dengan tidak sabaran aku membuka amplop itu dan ketika kukeluarkan isinya, aku tidak kuasa untuk tidak menjerit senang.

"Ahhhh!!! Aku tahu siapa yang mengirimkan ini." seruku kegirangan.

Edgar langsung merebut isi amplop dari tanganku dan matanya terbelalak melihatnya. Dua tiket penerbangan kelas bisnis ke London besok dan dua tiket pertunjukan Opera yang aku suka.

"Siapa orang kaya yang menghadiahkan kado pernikahan seperti ini?" tanya Edgar, masih meneliti tiket-tiket di tangannya.

Tidak kupedulikan pertanyaan Edgar, aku malah sibuk dengan ponselku. Mencari kontak orang yang mengirimi hadiah yang tidak pernah kusangka ini. Dan begitu kutemukan, aku langsung mendial tombol panggil. Hanya beberapa detika setelah terhubung, panggilanku langsung diangkat dan terdengarlah suara si pengirim amplop. Sengaja ponsel aku lound speaker agar Edgar juga mendengar.

"Aku rasa kau sudah menerimanya, adik manisku." Suara jenaka itu terdengar dari ponselku.

"Kakkk, kau mewujudkan impianku!" seruku kepada si pengirim, yang tidak lain adalah Kak Lukas.

"Tentu saja, dan kau juga harus berterima kasih kepada kakak iparmu, dia yang mencarikan tiket Opera yang kau gilai itu."

"Oh...Dara, sampaikan terima kasihku kepadanya, kudoakan dia cepat memberiku keponakan!" kataku disertai tawa.

Edgar di sampingku hanya mendengarkan, aku juga seperti mendengar suara tawa Dara di sana, sepertinya mereka sedang bersama.

"Baiklah, tapi maaf kami tidak bisa mengantarmu ke Bandara besok. Hari ini aku harus kembali ke New York dan kami sudah ada di Bandara. Semoga honeymoon-mu berjalan seperti yang kauimpikan adik manis. Bye-bye!"

My Destiny is You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang