Hallo...
Adakah yang nunggu update cerita mereka ini? Maaf baru bisa update, abis Naila sama Edgar gak mau diganggu. Haha
Sorry for typo...
So, happy reading! ^^
Hari kedua kami di London, aku dan Edgar langsung berpamitan begitu Paman dan Bibi pulang pagi-pagi sekali. Hari ini, kami berniat untuk menjelajahi tempat-tempat terkenal di London yang kemarin tidak sempat kami kunjungi sebelumnya, lalu kemudian akhirnya berangkat ke County Cumbria untuk mengunjungi Lake District, tempat honeymoon kedua kami. Atas saran yang diberikan Karin ketika kami menceritakan hadiah tiket pesawat ke Inggris dari Kak Lukas, dia menyarankan kami agar mengunjungi Lake District maka dari itu sebelum berangkat ke Inggris, Edgar sudah meminta pamannya untuk meminjamkannya mobil.
Walaupun sebenarnya semenjak kuliah aku sudah sering mendengar keindahan dan keromantisan tempat itu. Tetapi aku tidak pernah memiliki kesempatan untuk mengunjunginya dan memang tidak mencari kesempatan karena aku ingin pergi ke sana ketika aku sudah menemukan seseorang yang akan menghabiskan hari-harinya bersamaku. Mungkin dalam setiap doaku, akan ada banyak panjatan doa terima kasih dan rasa syukur untuk orang-orang yang sangat berarti bagi kehidupanku.
"Kita mau ke mana dulu, sayang?" tanya Edgar sembari menggenggam tanganku yang terasa hangat karenanya.
"Menurutmu kita ke mana dulu? Aku ingin semuanya bisa kita datangi tapi aku tidak ingin kita sampai kemalaman ke County Cumbria."
"Kalau begitu bagaimana kalau kita ke UCL? Mengenang masa-masa kuliah dulu. Lalu ke Regent's Park setelah itu terserah kamu mau kemana selanjutnya."
*University College London
"Ide bagus, ayo kita berangkat!" seruku sembari menarik lengan Edgar menuju mobil.
"Tunggu dulu, sebelumnya kita sarapan dulu. Aku tahu tempat sarapan yang enak."
"I'll follow you, my dear husband."
Edgar tersenyum membalasku, tangan satunya yang bebas mengelus kepalaku sayang. Dan aku bertingkah seperti seekor kucing yang sedang disayang-sayang si pemiliknya. Aku merasa jika hari ini dan seterusnya aku bisa bermanja-manja kepada Edgar, hal yang selama 27 tahun hidupku tidak pernah kulakukan sekalipun kepada kedua orang tuaku.
Edgar pun menuntunku ke mobil yang dipinjamkan Paman, hari ini dan seterusnya Edgar akan menjadi supir perjalanan honeymoon kami. Aku sudah bilang kepadanya agar memakai jasa travel saja, tapi Edgar menolaknya. Dia bilang dia ingin menghabiskan masa honeymoon kami benar-benar berdua. Jadi, ya sudah aku mengalah saja. Lagipula Edgar memiliki SIM Internasional, tentunya itu harus berguna disaat-saat seperti ini. Dan kupikir akan lebih menyenangkan juga. Kami bisa berlama-lama menikmati apa yang ingin kami nikmati.
***
"Kita mau sarapan di mana sih, Gar?"
Aku menjadi penasaran karena sedari tadi Edgar hanya terus menjalankan mobilnya tanpa memperhatikan kanan kirinya. Beberapa restoran dan café halal yang aku tahu sudah dilewati Edgar, aku tidak tahu lagi dia mau membawaku ke mana. Kubiarkan saja, lagipula Edgar lebih hafal negara Ratu Elizabeth ini dibanding aku. Dulupun ketika kuliah dan masih pacaran dengan Kak Lukas, aku hanya selalu mengikutinya.
"Kurator Coffee Studio, kamu tahu?"
"Kita ke sana?" tanyaku dengan nada gembira.
Edgar mengangguk dengan senyuman lebar diwajahnya.
"Waw, I love you so much, Edgar!" seruku sembari mendaratkan sebuah kecupan di pipi Edgar.
Edgar melirikku sekilas dengan tatapan terkejut namun wajahnya tampak sangat bahagia dan puas. Aku tahu, dia menyukainya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Destiny is You!
ChickLitHarus menelan omongan sendiri dengan menerima lamaran yang diajukan dokter muda yang tidak pernah terbesit dalam pikirannya. Terima? Ditolak, aku sudah berjanji. Baiklah, kita coba saja. - Naila Melamarnya? Hal tergila yang kulakukan tanpa persiapa...