Bab 12

10.3K 517 18
                                    

Sorry for typo, give a vote and comments too!!!

Happy reading!^^ Happy fasting day.





            Pagi setelah acara makan malam yang hangat itu aku dibangunkan dengan telepon dari Kak Lukas dan Mama Nia yang memintaku untuk datang secepatnya ke Bandung membantu mereka. Mama Nia adalah mama Kak Lukas, semenjak dekat dengan Kak Lukas aku juga menjadi dekat dengan mamanya. Aku sudah bertemu beberapa kali ketika masih di London dan terakhir kali adalah ketika kami mengantar kepergian Kak Lukas ke New York. Aku sebenarnya berencana berangkat besok pagi berhubung aku tidak ada jadwal tetapi karena yang meminta bukan hanya Kak Lukas dan Mama Nia saja tetapi juga Ayahku. Akhirnya aku memutuskan untuk berangkat hari ini setelah jadwalku selesai.

            Dan karena telepon pagi-pagi itu aku jadi terburu-buru berangkat ke rumah sakit. Aku bahkan melupakan ponselku dan ingat-ingat ketika akan menelepon Edgar untuk memberitahunya jika aku akan berangkat ke Bandung hari ini dengan kereta. Kak Lukas sudah berjanji akan menjemputku di stasiun dan mengajakku jalan-jalan. Aku memang sudah lama tidak pulang ke Bandung setelah terakhir kali saat tahunbaru, 6 bulan yang lalu. Jadi aku akan memanfaatkan kemungkinan mendapatkan kesempatan tour gratis dari Kak Lukas. Yeay!

            Aku melakukan visit room lebih cepat dari biasanya dan memberitahu Suster Aya jika aku tidak akan masuk besok. Suster Aya memaklumi alasanku dan selanjutnya adalah memberitahu Edgar. Karena aku tidak membawa ponselku, aku memutuskan untuk mendatangi ruangannya.

            "Mama?"tanyaku ketika melihat seorang ibu-ibu berpenampilan elegant berdiri di depan pintu ruangan Edgar. Setelah kulihat dan kuamati lebih dekat ternyata itu adalah Mama Irina.

            "Naila!"seru Mama Irina begitu melihatku. Wajahnya tersenyum dan matanya berseri. "Tepat sekali kamu ada di sini. Mama berencana ingin bertemu kamu setelah bertemu dengan Edgar."

            "Ada apa Mama ingin bertemu dengan Nai?"

            "Mama mau memperlihatkan contoh wedding party yang cocok dengan keinginan kalian. Tadinya Mama mau memperlihatkannya kepada Edgar lebih dulu tapi harus ditunda karena dia ada urusan, untunglah kamu datang jadi Mama akan memperlihatkannya kepadamu saja." Jawab Mama Irina dengan bersemangat.

            Aku tertarik untuk melihat contoh wedding party yang dibawa Mama Irina, aku tidak bisa menyembunyikan wajah senangku. "Nai mau lihat, Ma!"

            "Ayo kita lihat di ruangannya Edgar saja! Tadi Mama sudah izin kepada yang punya."Ajak Mama Irina dengan canda.

            Akhirnya aku menghabiskan waktu mengomentari contoh wedding party yang dibawa Mama Irina, yang sayangnya tidak hanya satu tetapi enam contoh wedding party. Aku menyukai dua contoh wedding party yang kurang lebih cocok dengan apa yang aku inginkan.

            "Nai suka contoh yang satu ini sama yang tadi, Ma. Mungkin kita bisa menggabungkan konsepnya tapi Nai juga ingin mendengar pendapat Edgar. Kalau Edgar setuju kita bisa pakai, Ma." Ungkapku.

            Mama terlihat setuju-setuju saja sembari menganggukkan kepalanya. "Mama setuju dengan pendapatmu, Nai. Nanti Mama tinggal minta pendapat Edgar saja, kalau Edgar setuju juga Mama akan langsung bilang WO-nya untuk cepat melaksanakan konsep pernikahan kalian."

            Aku tersenyum puas mendengar penuturan Mama Irina. Beruntunglah aku memiliki calon mertua yang tidak rewel dengan pernikahan anaknya. Mama Irina dan Papa Haryo sangat membebaskan acara pernikahan kepadaku dan Edgar. Mama Irina juga tidak seperti ibu-ibu mertua yang lain, yang sangat suka sekali mencampuri konsep pernikahan anaknya dengan keinginan-keinginan sendiri.

My Destiny is You!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang